Ribuan Orang Suriah di Eropa Merayakan Kajatuhan Rezim Bashar Assad

Share

Hidayatullah.com– Ribuan orang Suriah di kota-kota besar Eropa seperti Paris dan Berlin, hari Ahad (8/12/2024), merayakan kejatuhan rezim otoriter Presiden Bashar Assad yang diusir oleh pasukan milisi Muslim.Kerumunan diaspora Suriah melawan hawa dingin dan berkumpul di lapangan Place de la République di Paris. Mereka dengan suka cita meneriakkan “Suriah bebas” sambil melambai-lambaikan bendera oposisi Suriah.“Saya dapat bernapas lega untuk pertama kalinya. Ini hari yang istimewa,” kata seorang mahasiswa kepada RFI di Place de la République.”Saya hampir tidak berani membayangkan kami akan mencapai titik ini. Kami tidak tahu apakah itu [kejatuhan rezim Assad] akan terjadi suatu hari nanti.”Ares, seorang pengungsi politik, mengenang tahun-tahun yang dihabiskannya dalam unjuk rasa di alun-alun yang sama.“Ini mengingatkan kami pada demonstrasi pertama yang kami gelar pada masa-masa awal perang,” katanya. “Kami masih berusaha untuk mempercayai apa yang baru saja terjadi, tetapi ini memberi jalan terbuka bagi rakyat Suriah untuk memenangkan perang ini. Ini adalah suatu kebanggaan,” kata pria Suriah itu.Rusia mengatakan bahwa Bashar Assad meninggalkan Suriah pada hari Ahad (8/12/2024), setelah melakukan negosiasi dengan kelompok-kelompok pemberontak, dan memberikan “instruksi” untuk mengalihkan kekuasaan secara damai.Sebuah sumber Kremlin mengatakan kepada kantor-kantor berita Rusia bahwa Assad dan keluarganya sudah berada di Moskow dan akan diberikan suaka.Kegembiraan yang sama tampak di Jerman, di mana lebih dari 1 juta orang Suriah bermukim, diaspora terbesar di kawasan Uni Eropa. Kebanyakan dari mereka adalah pencari suaka yang lari menyelamatkan diri saat perang sipil pecah di tahun 2011, ketika Assad memerintahkan tindakan represif aparat dalam menghadapi para demonstran pro-demokrasi.Lebih dari setengah juta orang terbunuh selama perang sipil, sementara hampir 12 juta orang pindah, mengungsi hingga ke luar negeri.”Akhirnya kita bebas!” kata Bassam Al-Hamada sambil tersenyum, di antara 5.000 orang yang berkumpul di Berlin.Sebagian dari mereka mengacungkan jari telunjuk dan tengah membentuk huruf “V” simbol kemenangan, bernyanyi dan meneriakkan “Allahu Akbar!”.”Seperti banyak orang Suriah, saya ingin kembali ke negara saya untuk membantu membangunnya kembali,” kata Bassam Al-Hamada, seorang pekerja sosial yang tiba di Jerman pada awal tahun 2016, kepada AFP.Teman senegaranya Sabreen, seorang arsitek, mengatakan bahwa untuk saat ini dia berencana untuk “membantu dari Jerman”.”Mereka utamanya membutuhkan keahlian dan uang. Semua itu, kami bisa kumpulkan di sini untuk sementara ini,” ujar Sabreen.Abu Mohammed al-Jolani, pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) milisi yang menggerakkan perlawanan terhadap pasukan pro-Assad dan membubarkan rezim otoriternya, mengatakan bersedia untuk mengupayakan peralihan kekuasaan secara damai dan bekerja sama dengan kelompok-kelompok minoritas Suriah.Namun, masa depan Suriah masih belum bisa dipastikan.”Tentu saja kami khawatir seperti apa langkah selanjutnya, pemerintahan seperti apa yang akan dibentuk. Namun untuk saat ini, kami hanya gembira,” kata Noura Bittar, di antara kerumunan orang Suriah yang bersuka cita di Kopenhagen, kepada televisi lokal Denmark.Di antara orang-orang Suriah yang merayakan kejatuhan rezim Bashar Assad baik di Paris, Berlin, Madrid, Athena maupun London, banyak yang menegaskan bahwa Assad harus dimintai pertanggungjawaban atas penyiksaan dan pembunuhan ribuan rakyat yang dilakukan oleh rezimnya.The Revivre, asosiasi yang membantu pengungsi dan tahanan politik di Suriah dan menyelenggarakan unjuk rasa di Paris, mengatakan tidak boleh ada impunitas atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi di Suriah.*

Sumber Klik disini

Table of contents

Read more

Local News