Hidayatullah.com—Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus, Suriah mengevakuasi 37 Warga Negara Indonesia (WNI) pada gelombang pertama. Pelepasan rombongan, Selasa (10/12/2024) pukul 14.00 waktu setempat.
“Hari ini baru saja saya melepas WNI untuk evakuasi sebanyak 37 orang, besok kita terbangkan. Ada 80 orang lainnya yang siap untuk dievakuasi bertahap pada gelombang berikutnya,” kata Duta Besar Indonesia untuk Suriah, Wajid Fauzi dalam perbincangan bersama Pro3 RRI, Selasa (12/10/2024).
Mereka yang dievakusi umumnya adalah pekerja migran Indonesia (PMI) dan pelajar. Evakuasi melalui jalur darat, rombongan menggunakan bus menuju ibu kota Lebanon, Beirut untuk selanjutnya di terbangkan ke Indonesia.
Butuh waktu 1 hingga 1,5 jam perjalanan menuju Beirut, Lebanon. Alasan menggunakan jalur darat karena bandara di Suriah tidak beroperasi akibat ketegangan yang meningkat.
“Kalau menempatkan WNI ke Lebanon, belum 100 persen aman, oleh sebab itu kami terbangkan ke tanah air. Agar mereka bisa berkumpul dengan keluarga, transportasi udara di Suriah tutup, bandara tidak berfungsi,” ujarnya.
KBRI membuka kesempatan untuk WNI agar mendaftar sehingga dapat dievakuasi ke Indonesia. Wajid mengungkapkan, tidak semua WNI bersedia dievakuasi karena berbagai alasan dan KBRI menghormati keputusan tersebut.
Bagi WNI yang menolak dievekuasi, pihak KBRI meminta WNI untuk menandatangani surat pernyataan. Bersedia bertanggung jawab dan menanggung risiko.
“Bahkan ada yang mengontak KBRI mundur, tidak jadi dievakuasi, kita hormati alasan mereka misal karena ada ujian sekolah. Kita minta mereka membuat surat dan ditandatangani, isinya tanggung jawab atas resikonya sendiri,” ucapnya.
“Ada 1. 162 WNI di Suriah dan umumnya berdomisili di Damaskus. Kami minta agar WNI tidak keluar rumah kendati situasi mulai kondusif.
“Sebelumnya, pejuang oposisi yang dipimpin oleh kelompok Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) berhasil menggulingkan rezim Presiden Bashar Al-ashad. Kemudian Bashar dilaporkan melarikan diri ke Rusia.*
Sumber Klik disini