Pria India Menjadi Terdakwa Rencana Pembunuhan Tokoh Sikh di Amerika Serikat

Share

Hidayatullah.com– Pihak berwenang di Amerika Serikat mendakwa seorang pria India terkait rencana pembunuhan seorang tokoh ternama separatis Sikh yang bermukim di New York.

Departemen Kehakiman AS mengatakan seorang pegawai pemerintah India juga terlibat dalam rencana pembunuhan itu.

Dilansir DW, Departemen Kehakiman AS hari Rabu (29/11/2023) mengumumkan dakwaan terhadap seorang pria berkebangsaan India atas upaya pembunuhan yang gagal dilakukan terhadap seorang tokoh separatis Sikh di wilayah AS. Tersangka dituding bertindak atas nama seorang pejabat pemerintah India.

Pengumuman tersebut muncul hanya beberapa pekan setelah Kanada menuding pemerintah India berkaitan dengan pembunuhan seorang aktivis Sikh di wilayahnya, sehingga memicu pertikaian diplomatik antara kedua negara.

Jaksa federal di Manhattan mengatakan pegawai pemerintah India yang berkaitan dengan upaya pembunuhan itu menangani bidang keamanan dan intelijen. Jaksa tidak menyebutkan nama pejabat India itu maupun target rencana pembunuhan tersebut.

“Terdakwa berkonspirasi dari Infia untuk membunuh, di sini di New York City, seorang warga AS asal India yang secara terbuka mendukung pembentukan wilayah berdaulat bagi kaum Sikh,” kata Damian Williams, kepala jaksa federal di Manhattan, dalam sebuah pernyataan.

Pejabat pemerintah India tersebut mengarahkan rencana pembunuhan itu dari India, bekerja sama dengan terdakwa dan beberapa orang lain yang berada di belahan dunia lain, kata pemerintah AS.

Jaksa penuntut menuduh terdakwa, yang diidentifikasi sebagai Nikhil G, menghubungi seseorang yang memiliki kontak dengan kalangan kriminal untuk membantunya mencari seorang pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa targetnya. Namun, orang yang dikiranya memiliki kontak dengan kalangan kriminal itu rupanya seorang agen dari Drug Enforcement Administration (DEA, aparat AS pemburu bandit narkoba) yang sedang melakukan penyamaran.

Nikhik G yang berusia 52;tahun ditangkap oleh aparat Ceko pada bulan Juni dan saat ini sedang menunggu ekstradisi ke AS.

Dia menghadapi dua dakwaan menyuruh atau membayar orang untuk melakukan pembunuhan dan konspirasi membayar orang untuk melakukan pembunuhan. Dia terancam hukuman penjara maksimal 20 tahun.

Menanggapi kasus itu, lewat sebuah pernyataan seorang jubir mengatakan pemerintah India juga akan melakukan penyelidikan karena hal itu berkaitan dengan keamanan negaranya. Sebuah komite tingkat tinggi sudah dibentuk pada 18 November untuk menangani kasus tersebut.

Pemerintah India telah lama mengecam keberadaan kelompok separatis Sikh di luar India, baik di Kanada maupun Amerika Serikat. India menganggap gerakan itu sebagai membahayakan keamanan nasional.*

Sumber Klik disini

Table of contents

Read more

Local News