Hidayatullah.com—Bayan al-Jassem, 32 tahun, yang selama lima tahun terakhir tinggal di kamp pengungsi Suriah mendapat ide di menit-menit terakhir untuk menyiapkan ‘maqali’ sebagai hidangan berbuka puasa.
Menurutnya, menu tersebut merupakan santapan sederhana, sesuai dengan namanya yang berarti ‘gorengan’ yang mudah disiapkan dengan biaya yang sangat murah.
“Kami sekeluarga suka sayur goreng,” kata ibu lima anak yang menggunakan beberapa bahan antara lain kentang, kembang kol, dan terong.
Ia mengatakan hanya menggunakan bahan-bahan pokok dan tidak mempunyai uang untuk membeli sambal karena keluarganya juga mengalami nasib yang sama dengan ribuan pengungsi lainnya yang hidup dalam kemiskinan akibat konflik yang tiada henti di Suriah.
Wanita tersebut hanya menaburkan sedikit garam sebagai bumbu ‘maqali’ yang disajikan bersama potongan rujak tersebut.
Hidangan berbuka puasa yang sederhana memang bisa membuat para pengungsi di Damaskus bahagia dan kenyang.
Perang saudara selama 13 tahun akibat kezaliman Bashar al Assad telah menyebabkan harga pangan melonjak lebih dari dua kali lipat, sehingga keluarga berpenghasilan rendah hanya mampu membeli seperlima dari kebutuhan mereka.
.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Program Pangan Dunia (WFP), memperkirakan sekitar 12,9 juta pengungsi Suriah menghadapi kerawanan pangan, yang merupakan lebih dari setengah dari 23,4 juta penduduk di negara yang bermasalah tersebut. *
Sumber Klik disini