Hidayatullah.com – Jumlah jamaah haji yang meninggal pada tahun ini, yang dilaksanakan di tengah cuaca panas terik di Arab Saudi, telah melonjak melebihi 900 orang.
Seorang diplomat Arab mengatakan kepada kantor berita AFP pada hari Rabu bahwa jumlah kematian di antara warga Mesir saja telah melonjak menjadi “setidaknya 600” dari lebih dari 300 sehari sebelumnya, sebagian besar karena panas menyengat.
Angka tersebut menjadikan total syahid yang dilaporkan sejauh ini menjadi 922 orang, menurut penghitungan AFP atas angka-angka yang dirilis oleh berbagai negara.
Diplomat itu kemudian menambahkan bahwa para pejabat Mesir di Arab Saudi telah menerima “1.400 laporan tentang jamaah haji hilang”, termasuk 600 korban.
Mabrouka binti Salem Shushana dari Tunisia, yang berusia awal 70-an, telah hilang sejak puncak ibadah haji pada hari Sabtu di Gunung Arafah, kata suaminya, Mohammed, kepada AFP pada hari Rabu.
Karena dia tidak terdaftar dan tidak memiliki izin haji resmi, dia tidak dapat mengakses fasilitas ber-AC yang memungkinkan para jamaah untuk mendinginkan diri, katanya.
“Dia adalah seorang wanita tua. Dia lelah. Dia merasa sangat kepanasan, dan dia tidak punya tempat untuk tidur,” katanya.
“Saya mencarinya di semua rumah sakit. Sampai sekarang, saya tidak punya petunjuk.”
Facebook dan jaringan media sosial lainnya dibanjiri dengan foto-foto orang hilang dan permintaan informasi.
Mereka yang mencari berita termasuk keluarga dan teman-teman Ghada Mahmoud Ahmed Dawood, seorang jamaah haji asal Mesir yang belum ditemukan sejak hari Sabtu.
“Saya menerima telepon dari putrinya di Mesir yang memohon agar saya mengunggah informasi di Facebook yang dapat membantu melacaknya atau menemukannya,” ujar seorang teman keluarga yang tinggal di Arab Saudi.
“Kabar baiknya adalah bahwa hingga saat ini, kami tidak menemukannya dalam daftar orang yang meninggal, yang memberi kami harapan bahwa dia masih hidup.”
Houria Ahmad Abdallah Sharif, seorang jemaah haji asal Mesir berusia 70 tahun, telah hilang sejak hari Sabtu.
Setelah berdoa di Gunung Arafah, ia mengatakan kepada seorang teman bahwa ia ingin pergi ke kamar mandi umum untuk membersihkan abayanya, namun ia tidak pernah kembali.
Panas menyengat
Ibadah haji adalah salah satu dari lima rukun Islam dan semua Muslim yang mampu harus menunaikannya setidaknya sekali. Waktunya ditentukan oleh kalender lunar Islam, yang bergeser maju setiap tahun dalam kalender Masehi.
Selama beberapa tahun terakhir, ritual Haji di luar ruangan terjadi terutama selama musim panas Saudi terik.
Menurut sebuah penelitian Saudi yang diterbitkan bulan lalu, suhu di daerah tersebut meningkat 0,4 derajat Celcius setiap dekade.
Selain Mesir, korban jiwa juga telah dikonfirmasi oleh Yordania, Indonesia, Iran, Senegal, Tunisia dan Irak, meskipun dalam banyak kasus, pihak berwenang belum menentukan penyebabnya.
Seorang diplomat Arab kedua mengatakan kepada AFP pada hari Rabu bahwa para pejabat Yordania sedang mencari 20 jemaah haji yang hilang, meskipun 80 orang lainnya yang pada awalnya dilaporkan hilang telah ditemukan di rumah sakit.
Seorang diplomat Asia mengatakan kepada AFP bahwa ada “sekitar 68 korban meninggal” dari India dan beberapa lainnya hilang.
“Beberapa (meninggal) karena penyebab alamiah, dan kami memiliki banyak jamaah yang berusia lanjut. Dan beberapa lainnya karena kondisi cuaca; itulah yang kami asumsikan,” katanya.
Tahun lalu, lebih dari 200 jamaah haji dilaporkan meninggal dunia, sebagian besar merupakan jamaah haji asal Indonesia.*
Sumber Klik disini