Hidayatullah.com– Lembaga konsumen Australia menggugat dua jaringan supermarket terbesar di negara itu, dengan tuduhan mereka memberikan diskon palsu harga ratusan barang yang dijualnya.
Australian Competition and Consumer Commission (ACCC) mengklaim jaringan supermarket Coles dan Woolworths melanggar UU perlindungan konsumen dengan menaikkan sementara harga sebelum menurunkannya sehingga harga menjadi sama atau lebih tinggi dari harga semula.
Kedua supermarket besar itu, yang menguasai dua pertiga pasar Australia, mendapat sorotan tajam tahun lalu menyusul dugaan penipuan harga dan praktik anti persaingan usaha.
Pimpinan ACCC Gina Cass-Gottlieb mengatakan Coles dan Woolworths selama bertahun-tahun memasarkan promosi ‘Prices Dropped’ dan ‘Down Down’ di mana masyarakat mengira mereka mendapatkan potongan harga padahal pada kenyataannya “seringkali diskon itu hanyalah ilusi”.
Hasil investigasi, yang dipicu banyaknya pengaduan yang masuk dan hasil pemantauan ACCC sendiri, mendapati Woolworths mengelabui pelanggan tentang harga sekitar 266 produk selama 20 bulan, dan Coles untuk 245 produk kurun 15 bulan. Produknya meliputi berbagai jenis mulai dari makanan hewan peliharaan, plester luka Band-Aid dan obat kumur, hingga makanan favorit masyarakat Australia seperti biskuit Tim Tam Arnott, Keju Bega, dan sereal Kellogg.
ACCC memperkirakan kedua perusahaan tersebut “menjual puluhan juta” produk yang terdampak dan “memperoleh pendapatan signifikan dari penjualan tersebut”.
“Banyak konsumen mengandalkan diskon supaya anggaran belanja mencukupi kebutuhan, terutama di masa tekanan biaya hidup seperti saat ini,” kata Cass-Gottlieb.
“Sangat penting bagi konsumen Australia untuk dapat mengandalkan keakuratan harga dan berbagai klaim diskon.”
ACCC meminta Pengadilan Federal Australia untuk menjatuhkan sanksi yang “berat” kepada kedua perusahaan tersebut, dan memerintahkan mereka untuk menambah program pengiriman makanan amal mereka.
Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan dugaan tindakan itu, jika terbukti benar, “sama sekali tidak dapat diterima” karena bertentangan dengan semangat bangsa Australia. “Masyarakat tidak boleh diperlakukan seperti orang bodoh,” ujarnya, dalam konferensi pers seperti dilansir BBC Senin (23/9/2024).
Di tengah meningkatnya sorotan terhadap supermarket, pemerintah meminta supaya dilakukan peninjauan terhadap legislasi yang ada sekarang yaitu Food and Grocery Code of Conduct.
Hasil peninjauan tersebut merekomendasikan pemberlakuan kode etik yang lebih tegas dan bersifat wajib di bawah pengawasan oleh ACCC, sehingga lembaga itu dapat melindungi pemasok sekaligus konsumen.
Kode baru tersebut akan menetapkan standar bagi perusahaan yang berurusan dengan pihak pemasok barang – yang saat ini mengklaim bahwa mereka diperas secara tidak adil – dan mengatur sanksi denda besar jika ditemukan adanya pelanggaran.*
Sumber Klik disini