Hidayatullah.com– Banyak orang di kawasan Eropa Barat yang berharap Kamala Harris akan memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat pada 5 November, tetapi tidak banyak yang meyakini wanita itu akan menang, sementara banyak yang memperkirakan bahwa akan terjadi kerusuhan apabila Donald Trump kalah.
Survei Eurotrack yang dilakukan YouGov mengumpulkan pendapat dari para pemilih di Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, Swedia dan Denmark. Hasil survei menunjukkan Harris diharapkan menang di setiap negara yang disurvei, dengan mayoritas besar kecuali di Italia, lansir The Guardian Jumat (1/11/2024).
Di Denmark, pemilih yang berharap Harris akan menempati kursi kepresidenan di Gedung Putih mencapai 81%, di Jerman 71%, di Spanyol 65%, di Prancis 62%, di Inggris 61% dan di Italia 46%.
Para pendukung Harris itu kebanyakan – secara tidak mengejutkan – merupakan pemilih partai-partai yang cenderung berideologi kiri atau tengah di masing-masing negara mereka, mencapai 80-90 persen di antara pendukung partai-partai seperti Partai Sosial Demokrat dan Partai Hijau di Jerman, Sumar di Spanyol, partainya Emmanuel Macron di Prancis, Partai Sosial Demokrat di Swedia, dan Partai Liberal Demokrat di Inggris.
Namun, ada pula mereka yang lebih memilih Harris daripada Trump merupakan pendukung partai beraliran kanan-tengah, seperti Venstre di Swedia (89%), Partai Kristen Demokrat (CDU/CSU) di Jerman (78%), partai Rakyat di Spanyol (66%) dan partai Konservatif di Inggris (58%).Bahkan di antara warga Eropa Barat yang baru-baru ini memilih partai sayap kanan, nasionalis dan populis, sejumlah besar responden di ketujuh negara tersebut mengatakan bahwa mereka lebih suka Harris yang terpilih sebagai presiden.
Trump adalah kandidat favorit bagi pemilih sayap kanan di Spanyol, Inggris, Jerman dan Italia, dengan 54% pemilih Vox (melawan 23% yang lebih menyukai Harris), 51% (27%) pemilih Reformasi Inggris, 50% (36%) pemilih AfD di Jerman dan 44% (32%) pemilih Fratelli d’Italia.
Namun di antara para pemilih Demokrat Swedia yang berhaluan kanan ekstrem, 49% mengatakan mereka lebih memilih Harris di Gedung Putih dibandingkan 31% yang lebih memilih Trump. Sementara 46% yang memilih Marine Le Pen di putaran kedua pemilihan presiden Prancis tahun 2022 mengatakan mereka lebih suka Harris menang, dibandingkan 31% yang lebih menyukai Trump.
Namun, ketika ditanya apakah yakin kandidat favorit mereka akan menang, persentasenya menurun, menjadi 43% di Italia, 46% di Swedia dan Inggris, 47% di Prancis dan 52% di Spanyol serta 61% di Jerman.
Saat ditanya apakah Presiden Joe Biden sudah menunjukkan kinerja yang sangat baik, baik, biasa (rata-rata), buruk atau sangat buruk, kebanyakan responden mengatakan “biasa” dengan persentase 39% di Inggris, 46% di Spanyol, dan 47% di Jerman.
Kebanyakan responden memperkirakan Harris akan menunjukkan kinerja lebih baik dibandingkan Biden.Sementara reponden kebanyakan menduga apabila Trump terpilih sebagai presiden AS dia akan menunjukkan performa buruk atau sangat buruk.
Apabila Trump kalah dalam pemilihan presiden, warga Eropa Barat memperkirakan akan terjadi kerusuhan. Sebanyak 73% responden di Denmark meyakini akan ada “kemungkinan besar” atau “pasti” terjadi kekerasan jika Harris menang, sementara 62% hingga 67% responden di negara lain memiliki penilaian serupa.
Di Italia hanya 47% responden yang menganggap kekerasan kemungkinan terjadi apabila Harris menang.Jajak pendapat YouGov tersebut dilakukan selama 10 hari pada pertengahan Oktober.*
Sumber Klik disini