Ceramahnya Bikin Prancis Marah Izin Bermukim Imam Asal Tunisia Dicabut

Share

Hidayatullah.com– Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin meminta agar izin bermukim seorang imam asal Tunisia dicabut, setelah pihak berwenang mendapatkan laporan tentang isi ceramahnya yang dinilai anti-Prancis.

Menteri Dalam Negeri mengatakan bahwa Mahjoub Mahjoubi, imam di daerah Bagnols-sur-Céze, dekat Avignon, bagian selatan Prancis, akan dideportasi, lansir Radio France Internationale Senin (19/2/2024).

“Saya sudah meminta agar izin bermukimnya dicabut sebagai persiapan untuk pendeportasiannya,” kata Darmanin lewat media sosial X hari Ahad, seraya menambahkan bahwa tidak ada seruan kebencian yang akan dibiarkan begitu saja.

Pihak berwenang di daerah Gard, di mana Mahjoubli berdakwah, diberitahu perihal ceramah-ceramah dan pernyataannya yang anti-Prancis, lapor kanal televisi BFM.

Dalam sebuah rekaman video yang beredar luas di media sosial, Mahjoubli, seorang anggota organisasi Muslim setempat, mengatakan bahwa bendera Prancis memiliki “nilai-nilai iblis”.

Dia mengatakan bendera Prancis lebih didahulukan dari hukum Allah, dan dimaksudkan untuk memecah belah Muslim.

“Bendera-bendera iblis ini tidak ada artinya bagi Allah,” kata Mahjoubli, menurut laporan RFI.

Dalam wawancara dengan koran lokal, Mahjoubli mengatakan dirinya menyesali pilihan kata yang dipergunakan dalam ceramah tersebut, yang menurutnya dimaksudkan untuk menjelaskan perihal hari kiamat dan bukan ditujukan untuk menentang Prancis.

“Itu maksudnya untuk mengingatkan kaum Muslim di masjid tentang perlunya persatuan di bawah satu otoritas (kekuasaan),” katanya.

.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}

Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/

“Kata-kata itu dimaksudkan ketika berbicara tentang sepakbola, ketika [kompetisi sepakbola] piala Afrika digelar, tentang perlunya untuk tidak saling gontok-gontokan di belakang bendera [negara asal] masing-masing,” imbuhnya.

Satu jam sebelum pengumuman perintah deportasi itu, Darmanin menulis bahwa aparat keamanan sedang menggalakkan upaya memerangi radikalisme dan politik Islam, dan atas permintaan Presiden Emmanuel Macron telah mendeportasi 26 persen lebih banyak tahun lalu dibandingkan dengan tahun 2022.*

Sumber Klik disini

Table of contents

Read more

Local News