Mediaislam.id

Pembunuhan Jurnalis Palestina adalah Kejahatan Perang

Gaza (Mediaislam.id) – Gerakan Perlawanan Islam, Hamas, menegaskan bahwa pembunuhan fotografer Al Jazeera, Ahmad Al-Louh, oleh tentara penjajah Israel merupakan “kejahatan perang”, dan merupakan bagian dari penargetan sistematis terhadap para jurnalis di Jalur Gaza. “Pembunuhan jurnalis bertujuan untuk meneror mereka dan menghalangi mereka untuk memenuhi peran dan misi mereka dalam mengekspos kejahatan dan kekejaman yang dilakukan oleh tentara penjajah terhadap rakyat dan tanah air kami.” kata Hamas dikutip dari Pusat Informasi Palestina, Senin (16/12). Pihaknya menyerukan kepada organisasi pers internasional untuk mengambil sikap tegas terhadap kejahatan penjajah yang sedang berlangsung terhadap para jurnalis, mendukung rekan-rekan jurnalis Palestina, dan memberikan semua bentuk bantuan dan solidaritas, sambil mengungkap kejahatan brutal penjajah terhadap mereka. Sebelumnya, wartawan Ahmad Al-Louh gugur syahid dalam serangan udara yang menargetkan titik pertahanan sipil di daerah Pasar Baru di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah pada hari Minggu, sehingga menambah jumlah wartawan yang gugur syahid menjadi 196 orang sejak dimulainya perang di Gaza. Seorang wartawan dari Kantor Berita SANAD mengutip sumber-sumber lokal yang mengatakan bahwa pesawat-pesawat penjajah Israel menargetkan sebuah titik pertahanan sipil di Nuseirat, yang mengakibatkan jatuhnya para syuhada, termasuk fotografer Al Jazeera, Ahmad Al Louh. [ ]

Aksi di Sejumlah Kota, Warga Spanyol Protes Penjualan Senjata ke Israel

Madrid (Mediaislam.id) – Sejumlah kota di Spanyol pada Sabtu dan Ahad kemarin diwarnai aksi protes dan kecaman serta penolakak penjualan senjata ke “Israel”, di mana para pengunjuk rasa menyerukan sanksi terhadap Tel Aviv karena kejahatannya di Jalur Gaza. Protes tersebut mencakup kota-kota pesisir Spanyol, seperti: Barcelona, Valencia, dan Cartagena, serta ibu kotanya, Madrid. Warga dan aktivis Spanyol turun ke jalan sebagai tanggapan atas seruan dua organisasi “Jaringan Solidaritas Anti Pendudukan Palestina” dan “Reli Perlawanan Palestina,” yang menuntut diakhirinya penjualan senjata yang memicu genosida yang dilakukan “Israel” telah melancarkan serangan terhadap Gaza selama lebih dari setahun. Dalam protes di Madrid, pengunjuk rasa berkumpul di depan gedung Kedutaan Besar AS dan berbaris menuju gedung Kementerian Pertahanan sambil membawa bendera Palestina di tangan mereka. Mereka meneriakkan slogan-slogan seperti, “Hentikan genosida di Palestina,” “Boikot Israel,” “Tidak ada sanksi terhadap Israel,” dan “Bebaskan Palestina.” Dengan dukungan Amerika, “Israel” telah melakukan genosida di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, menyebabkan lebih dari 151.000 warga Palestina menjadi martir dan terluka, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan wanita, dan lebih dari 11.000 orang hilang, di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan. Bencana ini menewaskan puluhan anak-anak dan orang lanjut usia, yang merupakan salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia. “Israel” melanjutkan pembantaiannya, mengabaikan dua surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional pada tanggal 21 November, terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Galant, karena melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap warga Palestina di Gaza sumber: infopalestina

Gelar Mukernas ke-4, MUI Susun Program Kerja Kawal Pembangunan Era Prabowo

Jakarta (MediaIslam.id) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) ke-4 di Jakarta pada 17-19 Desember 2024. Pembukaan Mukernas dilakukan pada Selasa, 17 Desember 2024. Ketua Umum MUI KH M Anwar Iskandar mengatakan, aspek keagamaan, pendidikan, ekonomi dan persatuan Indonesia akan menjadi perhatian khusus dalam program kerja MUI setidaknya dalam satu tahun ke depan. MUI sebagai organisasi pelayan umat (khadimul ummah) dan mitra pemerintah (shadiqul hukumah) memiliki setidaknya dua hal yang akan dipedomani dalam menjalankan program kerja tersebut. “Pertama memberikan contoh dedikasi kepada masyarakat, dan kedua menjadikan kinerja antara pemerintah-ulama semakin baik, hingga dapat membawa Indonesia yang kuat, maju dan di Ridhoi Allah subhanahu wa ta’ala,” kata Kiai Anwar di Jakarta, Selasa sore (17/12). Menurut dia, untuk mendapatkan ridho hingga dapat mencapai tujuan pembangunan tersebut maka syaratnya adalah harus bersih dari korupsi, manipulasi atau perbuatan bertentangan dengan norma sebagaimana yang selalu digaungkan oleh Presiden Prabowo dalam setiap kesempatan. “Jadi tidak berlebihan apabila Majelis Ulama, cendekiawan Muslim mempunyai kepedulian yang besar (menyusun program kerja) terhadap bagaimana meningkatkan kualitas umat, memerangi kebodohan dengan pendidikan, dan pendekatan agama untuk perbaikan karakter bangsa,” ucapnya. Sebagai informasi, Mukernas MUI ke-4 diikuti 304 peserta yang terdiri dari Dewan Pertimbangan MUI, Dewan Pimpinan MUI, Pimpinan MUI Provinsi seluruh Indonesia, perwakilan ormas Islam dan tamu lainnya. Pembukaan Mukernas MUI dihadiri oleh mantan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Menteri Agama KH Nasaruddin Umar, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi, Gubernur Lemhanas RI Ace Hasan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Agus Subiyanto, dan sejumlah Duta Besar negara sahabat. [ANTARA]

Kunjungi BPJPH, Pendeta Gilbert: Halal untuk Kita Semua

Jakarta, Mediaislam.id–Berkunjung ke kantor Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Pendeta Gilbert Lumoindong menyatakan bahwa halal atau keterjaminan kehalalan suatu produk merupakan suatu bentuk kenyamanan bagi kita semua. Halal, menurutnya, juga bukanlah suatu ancaman. “Saya pikir halal itu tidak boleh menakutkan karena halal itu buat semua. Jadi tidak menakutkan bagi banyak orang. Jadi kalau aduh ini berarti islamisasi, enggak juga kan. Gak ada urusannya ini urusan (produk) makanan,” kata Pendeta Gilbert, di kantor BPJPH, hari ini Selasa (17/12/2024). “Jadi saya ingatkan halal itu bukan ancaman. Jadi kalau Babe Haikal mendorong halal halal, jadi itu bukan ancaman tetapi itu kenyamanan. Karena, halal is for everyone. (Halal untuk kita semua),” tegasnya. Pendeta Gilbert lebih lanjut menjelaskan, bahwa jika ada yang mengasumsikan halal sebagai ancaman maka itu keliru. Sebab, halal telah menjadi suatu standar produk yang berkaitan dengan kebersihan dan kesehatan, yang dipakai oleh siapapun, bukan hanya bagi umat Muslim semata. “Saya pikir halal itu tidak boleh menakutkan karena halal itu buat semua. Jadi tidak menakutkan bagi banyak orang. Jadi kalau, aduh, ini (halal) berarti islamisasi, enggak juga kan. Enggak ada urusannya, ini urusan (produk) makanan. Dan halal itu, yang pertama terkait kebersihannya, kesehatannya, prosesnya. Prosesnya gitu, diharapkan sesehat-sehatnya, sebaik-baiknya.” terangnya menjelaskan. Sementara itu, Kepala BPJPH Ahmad Haikal Hassan yang menerima kunjungan Pendeta Gilbert mengungkapkan sangat senang atas kunjungan Pendeta Kristen Protestan tersebut ke kantor BPJPH. “Saya pagi ini mendapatkan kehormatan tamu yang luar biasa. Jadi beliau datang ke BPJPH untuk melihat bagaimana sebuah proses halal ini,” kata pria yang akrab disapa Babe Haikal tersebut. “Jadi masukan dari Pak Pendeta itu, halal is clean, halal is process, halal is not for Muslim only, halal id for everybody, halal is healthy. Ya seperti apa yang saya katakan bahwa halal itu modern civilization,” kata Babe Haikal. Lebih lanjut, Babe Haikal juga mengimbau kepada para pelaku usaha di seluruh Indonesia untuk mengurus sertifikasi halal produknya. Sebab, selain sebagai bentuk kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku, sertifikasi halal juga merupakan bagian dari layanan prima pelaku usaha dalam menyediakan produk yang terjamin kehalalnnya, baik berupa produk barang ataupun jasa. Selain itu, dengan bersertifikat halal, maka produk akan memiliki nilai tambah secara ekonomi dan semakin mampu bersaing di pasaran.*

Sekulerisme Melahirkan Generasi Sadis

SETIAP orang tua tentu memiliki harapan besar akan kesuksesan anak-anaknya pada masa mendatang. Berharap kesuksesan anak-anaknya lebih dari apa yang mereka capai hari ini. Sehingga tidak sedikit dari para orang tua mengupayakan hal-hal yang dianggap baik demi menunjang kesuksesan buah hatinya. Sayangnya, kerap kali maksud hati orang tua tak sejalan dengan kenyataan, seperti peristiwa nahas yang dialami satu keluarga di Lebak Bulus. Seorang remaja berusia 14 tahun diduga tega membunuh ayah dan neneknya, serta menikam ibu kandungnya dengan sebilah pisau hingga mengalami luka berat. (beritasatu.com, 30/11/2024). Ya, kasus anak membunuh orang tua atau kerabat dekat tidak hanya terjadi satu dua kali. Namun, seolah menjadi fenomena yang berulang saat ini. Fakta demi fakta yang memilukan yang menjerat anak-anak dan remaja menjadi pelaku aksi kriminalitas di lingkungan keluarga dan masyarakat menjadi sinyal bahwa fenomena ini tidak hanya menjadi persoalan person to person, tetapi sudah menjadi problem karena persoalan sistemik. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab mengapa semua ini sering terjadi.Jika kita telaah, tampak nyata bahwa paham sekuler telah sukses membentuk karakteristik generasi yang begitu rapuh. Tak jarang mereka dijuluki sebagai generasi stroberi, yakni generasi yang tampak mulus di luarnya dengan berbagai kreativitas yang menakjubkan, tetapi begitu rapuh jika sedikit saja mendapat tekanan. Sehingga seringkali terkena mental health, karena tidak memiliki pijakan yang jelas. Peran orang tua yang seharusnya menjadi tempat bersandar, mencurahkan kasih sayang, menjadi teladan kebaikan, kini luntur bahkan hilang karena difokuskan untuk mencari nafkah. Mengumpulkan pundi-pundi rupiah demi memenuhi berbagai macam kebutuhan hidup. Lembaga pendidikan yang menjadi harapan para orang tua sebagai perantara mendidik dan membina anak-anak, agar menjadi generasi unggul pun terbentur dengan sistem pendidikan yang terus berganti setiap kali ganti menteri. Alhasil, entah akan dibawa ke mana nasib generasi muda bangsa ini. Kehidupan yang serba bebas dan tanpa aturan yang jelas, melahirkan standar di tengah masyarakat, bahwa tolok ukur kebahagian dan keberhasilan seseorang adalah nilai rapor yang tinggi dan juga pundi-pundi yang dihasilkan. Makin banyak pundi-pundi rupiah yang dapat dihasilkan maka makin bahagia kehidupan seseorang. Begitulah sistem sekuler kapitalisme menjadikan msemua hal saling berkelindan. Mirisnya, semua itu terkait dengan sistem hari ini yang merusak fitrah manusia, termasuk mengubah karakter masyarakat menjadi masyarakat yang terbiasa dengan kekerasan. Harga sebuah nyawa menjadi terasa murah. Padahal, dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa membunuh satu nyawa manusia sama nilainya dengan membunuh manusia seluruhnya. Kondisi ini diperparah dengan negara yang tidak menjalankan fungsinya, termasuk dalam menyelenggarakan sistem pendidikan yang memiliki visi membina kepribadian dan menjaga kesehatan mental generasi. Sungguh sangat kontras dengan paradigma Islam yang menjadikan pemimpin sebagai raa’in (pengurus) yang bertanggung jawab atas rakyatnya, termasuk membangun generasi unggul. Kepemimpinan Islam memiliki tanggung jawab untuk melahirkan generasi cemerlang yang berkualitas melalui penerapan berbagai sistem kehidupan yang berasaskan dengan aturan Islam. Kepemimpinan ini mengharuskan negara membangun sistem pendidikan yang berasas akidah Islam. Tujuan pendidikan pun diarahkan untuk mencetak generasi yang bersyaksiyah islamiyah, yakni pribadi yang berpola sikap dan berpola pikir sesuai dengan syariat. Sehingga segala tindak dan tanduknya jelas terikat dengan aturan Sang Pencipta, Allah Al-Khaliq dan Al-Mudabbir. Standar benar dan salah juga tidak hanya disandarkan kepada akal semata, tetapi berdasarkan syariat. Sehingga mampu menghasilkan generasi yang beriman dan bertakwa, menguasai iptek, kuat fisik dan mentalnya, serta berjiwa pemimpin. Sejarah panjang penerapan Islam telah membuktikan lahirnya banyak sosok ilmuwan yang juga menguasai ilmu agama dan optimal berkiprah dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Ibnu Rusydi, Al-Farabi, dan masih banyak lagi. Sungguh, bukankah kita merindukan sistem yang menjaga fitrah dan mampu mencetak genersi unggul nan cemerlang tersebut? Maka, kini saatnya kita berjuang dalam mengembalikan kemuliaan tersebut, agar Allah SWT Rida dan segera menurunkan pertolongannya dengan mengembalikan kemuliaan Islam di tengah-tengah kehidupan umat manusia. Wallahualam bissawab.* Riani Andriyantih, A. Md. Kom (Pemerhati Remaja)

Apresiasi Perjuangan Rakyat Suriah, HNW : Agar Dijaga Sehingga Jadi Jalan Palestina Merdeka

Jakarta, Mediaislam.id–Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Hidayat Nur Wahid, mendukung opini publik terkait perjuangan kedaulatan rakyat Suriah dengan tumbangnya rezim tirani Presiden Bashar Al Assad, dan berharap agar capaian ini dijaga dengan benar, agar pengalihan kekuasaan dilakukan secara damai yang membuat Suriah menjadi lebih baik ke depannya. “Pemerintah Indonesia perlu menyampaikan pengakuan dan dukungannya terhadap pemerintahan yang baru ke depan, serta bekerja sama untuk menjaga ketertiban dunia sesuai dengan amanat pembukaan UUD NRI 1945 secara konsisten,” ujarnya melalui siaran pers di Jakarta, Jumat (13/12). HNW sapaan akrabnya juga berharap agar pemerintahan Suriah yang baru dan akan dibentuk ini dapat menjaga amanah masyarakat Suriah dan harapan masyarakat global, dengan maksimal, serta benar-benar menjaga kedaulatan rakyat mereka dengan baik. “Kedaulatan rakyat harus dijaga, agar tidak keluar dari satu masalah, tetapi justru masuk ke masalah baru,” tukasnya. Lebih lanjut, HNW juga mendukung negara-negara di dunia, baik negara-negara barat dan negara-negara Arab, yang telah menyatakan akan bekerja sama dengan pemerintahan yang baru. Selain itu, ia juga mengapresiasi rencana Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan lain sebagainya yang akan mencoret para kelompok perlawanan yang telah berhasil menumbangkan tirani Assad dari daftar teroris. “Ini merupakan langkah yang sangat baik, karena kelompok-kelompok itu sejatinya merepresentasikan rakyat Suriah. Hal itu juga dibuktikan dari euforia masyarakat Suriah, tidak hanya di dalam negeri, tetapi di mancanegara, yang merayakan kejatuhan rezim Tirani Assad ini,” tuturnya. Oleh karena itu, HNW berharap agar kedaulatan ini dapat dijaga dengan baik, termasuk dari upaya-upaya intervensi dari pihak luar, seperti dari Israel. Ia mengkritik keras sikap Israel yang melakukan intervensi militer terhadap Suriah pasca kejatuhan Assad tersebut. “Israel bukan hanya menolak Resolusi PBB untuk segera menghentikan perang atau genosida di Gaza, Palestina, tetapi justru memanfaatkan konsentrasi sukses pejuang Suriah yang mengelola transisi pemerintahan untuk diserang secara militer, termasuk memasuki dan berupaya terus mencaplok wilayah Suriah, yakni Dataran Tinggi Golan,” jelasnya. HNW meminta agar pemerintah Indonesia bersama negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk bahu membahu memaksimalkan perannya untuk lebih signifikan dan efektif dalam menciptakan perdamaian dan anti penjajahan di kawasan Suriah, dan timur tengah tersebut. “Dan yang paling penting, kedaulatan rakyat Suriah yang telah terbebas dari Rezim Assad ini harus dapat menjadi pintu besar untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan menghentikan penjajahan Israel, sehingga perdamaian abadi dan ketertiban dunia dapat diwujudkan,” pungkasnya.*

Jurnalis di Gaza Kembali Terbunuh

Gaza (Mediaislam.id) – Jurnalis Ahmed Al-Louh gugur syahid pada Minggu malam, akibat pemboman Israel di kamp Nuseirat di Jalur Gaza tengah. Rumah Sakit Al-Awda melaporkan kedatangan jenazah syahid, jurnalis Ahmed Al-Louh yang gugur akibat pemboman pesawat pendudukan terhadap titik pertahanan sipil di area pasar kamp Nuseirat. Dengan dukungan Amerika, sejak 7 Oktober 2023, “Israel” telah melakukan genosida terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, menyebabkan lebih dari 151.000 orang Palestina menjadi martir dan terluka, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan perempuan, dan lebih dari 11.000 orang hilang, di tengah serangan besar-besaran, kehancuran dan kelaparan yang menewaskan puluhan anak-anak dan orang lanjut usia yang merupakan salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia. Sementara itu, Dinas Pertahanan Sipil Palestina melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel menjadi sasaran pemboman udara dan artileri, selama 24 jam terakhir, 4 sekolah menampung pengungsi, yang menyebabkan kematian lebih dari 50 pengungsi di Jalur Gaza. Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza mengatakan, dalam pernyataan pers yang disiarkan televisi pada hari Minggu, bahwa pendudukan mengejar pengungsi dari satu sekolah ke sekolah lain dengan melakukan pengeboman dan pembunuhan. Juru bicara Pertahanan Sipil di Gaza mengatakan, dalam pernyataan pers yang disiarkan televisi pada hari Minggu, bahwa pendudukan Israel sedang mengejar pengungsi dari satu sekolah ke sekolah lain dengan melakukan pengeboman dan pembunuhan. Dia menambahkan, “Kami membutuhkan organisasi hak asasi manusia untuk memantau senjata berbahaya yang digunakan Israel terhadap kami. Ada deformasi yang jelas pada tubuh para korban (syuhada) akibat amunisi yang digunakan.” sumber: infopalestina

Empat Sekolah Tempat Pengungsian Dibom Israel, 50 Gugur Syahid

Gaza (Mediaislam.id) – Dinas Pertahanan Sipil Palestina melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel menjadi sasaran pemboman udara dan artileri, selama 24 jam terakhir, 4 sekolah menampung pengungsi, yang menyebabkan kematian lebih dari 50 pengungsi di Jalur Gaza. Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza mengatakan, dalam pernyataan pers yang disiarkan televisi pada hari Minggu, bahwa pendudukan mengejar pengungsi dari satu sekolah ke sekolah lain dengan melakukan pengeboman dan pembunuhan. Juru bicara Pertahanan Sipil di Gaza mengatakan, dalam pernyataan pers yang disiarkan televisi pada hari Minggu, bahwa pendudukan Israel sedang mengejar pengungsi dari satu sekolah ke sekolah lain dengan melakukan pengeboman dan pembunuhan. Dia menambahkan, “Kami membutuhkan organisasi hak asasi manusia untuk memantau senjata berbahaya yang digunakan Israel terhadap kami. Ada deformasi yang jelas pada tubuh para korban (syuhada) akibat amunisi yang digunakan.” Ia mencatat bahwa ribuan orang yang terluka akhirnya gugur tewas karena kurangnya kemampuan pertahanan sipil dan penyelamatan. Banyak dari mereka yang terluka tewas karena kurangnya kemampuan medis. Empat warga sipil dari satu keluarga gugur pada Minggu malam ini, setelah pesawat tempur pendudukan Israel mengebom sebuah rumah yang dihuni di kamp pengungsi Nuseirat, di Jalur Gaza tengah. Koresponden Pusat Informasi Palestina, mengutip sumber-sumber lokal dan medis yang serupa, mengatakan bahwa 4 orang syahid dari satu keluarga tewas ketika pesawat pendudukan Israel mengebom sebuah rumah keluarga “Abu Hajar” di alun-alun perumahan “Abu Qadus” di kamp Nuseirat di Jalur Gaza tengah. Israel terus memusnahkan Jalur Gaza, selama 436 hari berturut-turut, di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang menewaskan puluhan anak-anak dan orang tua. Sementara jumlah korban agresi meningkat menjadi 44.976 orang syahid dan 106.759 orang luka-luka sejak 7 Oktober 2023. sumber: infopalestina