Mediaislam.id
Komunitas Disabilitas di Bandung Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah bersama OJK dan Sakinah Finance
Bandung (Mediaislam.id) – Bertempat di HARRIS Hotel & Conventions Festival Citylink, Bandung pada Rabu (18/12) telah dilaksanakan kegiatan “Seribu Literasi dan Ta’awun Disabilitas Se-Bandung Raya”.
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 1000 peserta yang terdiri dari penyandang disabilitas, pendamping komunitas, perwakilan pemerintah, organisasi sosial, serta pihak swasta.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan syariah di kalangan masyarakat disabilitas yang masih memiliki keterbatasan akses terhadap informasi keuangan. Melalui program ini, diharapkan para peserta dapat memahami pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak serta meningkatkan inklusi keuangannya.
Acara dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan persembahan musik religi, pembacaan Al-Qur’an Isyarat dan Braille, serta menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan oleh Murniati Mukhlisin, Pendiri Sakinah Finance, yang menekankan pentingnya literasi keuangan syariah, bisnis syariah, bekerja di lembaga syariah, dan program Ta’awun (saling tolomg menolong) sebagai langkah mendukung inklusi keuangan yang lebih merata.
Acara dilanjutkan dengan ceramah oleh KH Miftah Faridl, yang memberikan tausiyah dan motivasi kepada para penyandang disabilitas tentang pentingnya sholat malam dan membaca Al-Qur’an.
Hadir juga Dandan Riza Wardana, Dewan Kehormatan Gerakan Nasional Pencegahan Korupsi (GNPK) RI, yang mengapresiasi upaya dalam mendukung akses literasi keuangan bagi disabilitas dan Muhammad Ikhsan Hutahaean, Deputi Direktur OJK Jawa Barat, yang mendukung penguatan keterlibatan komunitas disabilitas di ranah keuangan melalui program-program seperti ini.
Acara juga menampilkan peluncuran Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Sobat Syariah, pertunjukan angklung disabilitas dibimbing oleh SBS Angklung. Adapun masalah minimnya literasi keuangan syariah masyarakat hingga edukasi bahaya pinjaman online disampaikan oleh Tasya Kurnia, Kasubdit Edukasi dan Literasi, Grup Literasi dan Inklusi Syariah (GLIKS) Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pelatihan dan Edukasi
Para peserta mengikuti berbagai pelatihan dan sesi edukasi, seperti: Literasi keuangan syariah yang dipandu oleh Madam Ani bersama puluhan trainer dari Sakinah Finance. Juga pelatihan keterampilan kerja, seperti make-up artist, merajut, public speaking, hingga pelatihan bekerja di lembaga keuangan syariah dan asuransi syariah.
Pelatihan-pelatihan tersebut memberikan wawasan dan keterampilan baru bagi peserta, terutama bagi mereka yang sebelumnya belum memiliki akses ke pelatihan serupa.
Acara ini terlaksana berkat kolaborasi antara Sakinah Finance, OJK, berbagai komunitas disabilitas, serta berbagai pihak lainnya. Dukungan dari GNPK RI, Otoritas Jasa Keuangan, dan organisasi sosial menjadi elemen penting dalam kesuksesan kegiatan ini.
Melalui kegiatan ini, diharapkan penyandang disabilitas dapat semakin mandiri secara finansial dan menjadi bagian dari inklusi keuangan yang lebih luas. Ketua pelaksana kegiatan ini yaitu Agung Pratama juga menyampaikan harapan agar program serupa dapat dilaksanakan secara berkelanjutan di wilayah lainnya.
Kegiatan ditutup dengan refleksi bersama dan doa, serta pemberian kartu Ta’awun sebagai simbol dukungan terhadap inklusi keuangan yang ramah bagi penyandang disabilitas. [ ]
Mediaislam.id
Di Mukernas MUI, KH Maruf Amin Ingatkan Tanggung Jawab Ulama
Jakarta (Mediaislam.id) – Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma’ruf Amin membuka Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) MUI dan mengingatkan peran dan tanggung jawab MUI sebagai pewaris nabi.
“Mengingatkan semua bahwa tanggung jawab MUI begitu besar, sebagai wadah para ulama, ulama adalah pewaris nabi, tanggung jawabnya para pewaris nabi,” kata Kiai Ma’ruf Amin dalam Pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) IV MUI, Selasa (17/12/2024) di Hotel Sahid, Jakarta Pusat.
Kiai Ma’ruf menyampaikan, MUI menjadi representasi ormas Islam yang salah satu tugasnya adalah mengkoordinasikan gerakan-gerakan seluruh ormas Islam.
Kiai Ma’ruf menjelaskan, ketika itu zaman kegelapan jahiliyah, para nabi hadir dan bertugas untuk memberikan cahaya. Kiai Ma’ruf mencontohkan, ketika zaman kegelapan Allah SWT mengutus nabi dan rasul seperti mengirim Nabi Ibrahim, kemudiaan mengirim lagi Nabi Musa hingga Nabi Muhammad SAW. Setelah Nabi Muhammad SAW sudah tidak ada lagi nabi.
Sebagai penggantinya, yang bertanggung jawab adalah para ulama sebagai para pewaris nabi.
“Sekarang punya tanggung jawab untuk mengembalikan manusia kepada nur imaniyah (cahaya keimanan). Para ulama adalah tukang celup pemberi warna, bukan ulama diberi warna,” ungkapnya.
Menurutnya, hal ini yang harus terus dijaga oleh para ulama sehingga, tidak ada yang berhenti menjadi ulama.
Kiai Ma’ruf mengakui bahwa menjadi ulama memang berat, karena harus menjalankan cara-cara yang baik. Salah satunya dengan mauidhotul hasanah.
Wakil Presiden ke-13 RI ini mengingatkan, gerakan-gerakan ormas yang banyak ini jangan sampai sendiri atau masing-masing, terpisah, apalagi berselisih.
“Ini berat, masalah bagaimana kita akan tugas tanggung jawab bersama kalau kita sendiri terpecah-pecah pendapat itu,” ungkapnya.
Kegiatan Mukernas IV MUI berlangsung pada 17-19 Desember 2024 dengan mengusung tema: Memperkokoh Peran MUI Sebagai Pelayan Umat (khodimul ummah) dan Mitra Pemerintah (shodiqul hukumah).
Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Umum MUI KH Anwar Iskandar dan Ketua Wantim MUI KH Ma’ruf Amin dengan menabuh bedug.
Hadir dalam pembukaan Mukernas IV MUI antara lain Wakil Presiden ke-13 RI KH Ma’ruf Amin, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Hadir pula Gubernur Lemhannas RI TB Ace Hasan Syadzili, Kepala Badan Penyelenggaraan Haji Mochamad Irfan Yusuf, Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Budiman Sudjatmiko, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Ubaidillah, Ketua BAZNAS RI Prof Noor Achmad.
sumber: muidigital
Mediaislam.id
Jelang Kongres Muslimat, Khofifah Ingatkan Qanun Asasi NU
Surabaya (MediaIslam.id) – Menjelang Kongres XVIII, Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama, Khofifah Indar Parawansa, menggaungkan kembali nilai-nilai ke-NU-an sebagaimana digagas oleh pendiri NU Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari dalam Qanun Asasi.
“Qanun Asasi ini bahkan menjadi mukadimah di AD/ART Muslimat NU, bagaimana beliau mengajak kita semua untuk jangan pernah terpecah belah. Inspirasi yang selalu beliau sampaikan adalah persatuan dan persaudaraan,” kata Khofifah saat Bedah Buku Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari: Pemersatu Umat Islam Indonesia di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Menurut Khofifah, pekerjaan rumah Indonesia sebagai bangsa yang besar adalah persatuan, terutama karena dengan kondisi keberagaman bangsa Indonesia yang terdiri atas 721 suku dan ratusan bahasa. Sehingga, semangat persatuan dan persaudaraan harus terus diingatkan dan disemai bersama.
“Kita diingatkan oleh pendiri NU, untuk menjaga persatuan menjaga persaudaraan, dipesankan untuk menghindari pertikaian yang memicu perpecahan,” ujar Gubernur Jatim 2018-2023 itu.[]
Mediaislam.id
Tank Zionis Israel Serang dan Bakar Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza
Gaza (SI Online) – Tank Zionis Israel menyerang Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara saat waktu fajar sehingga membakar unit perawatan intensif (ICU) fasilitas kesehatan tersebut, pada Rabu (18/12/2024).
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Hussam Abu Safiya, mengaku kaget dengan kendaraan dan buldoser yang tiba-tiba masuk ke sekitar rumah sakit, yang sebelumnya menyerang rumah-rumah warga di sekitarnya.
“Kami mendengar suara tembakan dan peluru tanpa bisa berbuat apa-apa,” kata Hussam.
“Tembakan gila-gilaan secara tiba-tiba dilepaskan ke rumah sakit dengan segala jenis senjata. Pendudukan sengaja menargetkan ICU dengan menembakinya,” tambah Hussam lewat video yang direkam dari depan rumah sakit.
“Kami berhasil mengevakuasi pasien yang menggunakan ventilator dari ICU dan terjadi kebakaran,” mencatat bahwa itu adalah “satu-satunya fasilitas di Jalur Gaza utara,” lanjutnya.
Hussam menggambarkan situasi di rumah sakit, terutama ICU, “sangat mengerikan dan masih berbahaya”.
Dia menunjukkan bahwa “para pegawai berusaha memadamkan api dengan peralatan sederhana, terlebih karena rumah sakit tersebut kekurangan air selama delapan hari setelah militer pendudukan merusak tangki air dan saluran air.”
Menurutnya, saat ini ICU tidak dapat digunakan lagi dan situasi di sana mencekam. Selama lebih dari 75 hari kami telah mendesak dunia agar melindungi sistem kesehatan beserta para pekerja, namun tidak ada respons, katanya.
Setiap hari militer Israel menargetkan Rumah Sakit Kamal Adwan. Sebelumnya, pada Senin lalu, pesawat nirawak Quadcopter memborbardir generator listrik sehingga menyebabkan pemadaman listrik dan merusak ruangan ICU.[]
Sumber: WAFA
Mediaislam.id
Studi HCC: 34 Persen Pelajar SMA Jakarta Terindikasi Miliki Masalah Mental
Jakarta (MediaIslam.id) – Studi terbaru yang dilakukan Health Collaborative Center (HCC) dan sejumlah pihak terkait menunjukkan 34 persen pelajar SMA di Jakarta memiliki indikasi masalah kesehatan mental.
Indikasinya, tiga dari 10 pelajar sering marah-marah dan cenderung berkelahi akibat gangguan mental emosional.
“Data temuan 34 persen risiko gangguan mental emosional ini merupakan indikasi gangguan kesehatan jiwa remaja di kota besar seperti Jakarta dan dapat dijadikan angka prevalensi, namun yang lebih penting adalah hasil skrining ini menggambarkan indikasi gangguan emosional dan kesehatan mental pelajar SMA di Jakarta,” kata Peneliti Utama Health Collaborative Center (HCC) dr. Ray Wagiu Basrowi, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (17/12) seperti dilansir ANTARA.
Ray menambahkan, terdapat 10 persen pelajar SMA yang merasa rentan dengan kondisi status kesehatan mentalnya.
Hal ini didasarkan dari perspektif dan pemaknaan remaja terkait risiko kerentanan diri untuk mengalami masalah gangguan kesehatan mental.
Kondisi ini, katanya, menjadi tanda bahwa kesadaran diri remaja terhadap kesehatan mental sebenarnya masih rendah, meskipun sudah banyak informasi mendalam yang tersedia mengenai kesehatan mental.
Sejumlah temuan penting lainnya, kata dia, para pelajar SMA yang menjadi responden pada penelitian ini juga cenderung lebih memilih teman untuk menjadi tempat konsultasi dan diskusi terkait masalah kesehatan mental mereka, bukan guru di sekolah.
Bahkan, dia menambahkan, hampir tujuh dari 10 (67 persen) pelajar SMA terbukti tidak ingin mengunjungi ruang Bimbingan Konseling (BK), terlebih untuk melakukan konseling, padahal guru sadar akan risiko gangguan emosional dan kesehatan jiwanya.
“Ini membuktikan bahwa peran teman sebagai rekan konseling sebaya atau _peer counselor_ bisa menjadi salah satu agen mitigasi,” katanya.
Dalam keterangan yang sama, Peneliti dari lembaga Fokus Kesehatan Indonesia (FKI) Prof. Nila Moeloek menilai pendekatan peran teman sebaya sebagai teman konseling perlu dilakukan secara hati-hati, karena pelajar usia remaja tetap merupakan individu yang masih perlu bimbingan.
More pages: 1 2
Mediaislam.id
Pantangan yang Harus Ditinggalkan
Oleh:
Dr. KH. Zakky Mubarak, MA
SETIAP manusia muslim diarahkan agar menghindari berbagai macam pantangan dan larangan agar mereka selamat dari berbagai bencana dan kerusakan. Berbagai tantangan dan larangan itu akan menjerumuskan umat manusia pada kehancuran duniawi dan ukhrowi serta mencampakkan mereka dalam penyesalan yang panjang.
Tantangan dan larangan yang harus dihindari itu antara lain adalah: (1) Menghina dan merendahkan kaum ibu (2) Menyengsarakan anak-anak (3) Melarang sesuatu yang tidak dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya (4) Mengambil sesuatu yang bukan haknya (5) Menginformasikan sesuatu yang tidak jelas sumbernya hanya mengandalkan perkataan dan informasi dari sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan (6) Banyak bertanya yang tidak relevan dan (7) Menghambur-hamburkan harta.
Orang tua kita, baik ibu maupun ayah adalah orang yang harus kita hormati. Setiap orang harus berbakti kepada keduanya dengan sungguh-sungguh setelah ia berbakti kepada Allah SWT. Dalam kajian ini diutamakan kaum ibu, karena pada masa yang lalu sering diremehkan dan tidak diberikan penghormatan yang layak. Masih banyak orang yang merendahkan kaum wanita padahal mereka adalah orang-orang yang berjasa kepada kita termasuk ayah kita.
Dalam Al Qur’an maupun al-Sunnah banyak dijumpai ayat maupun keterangan yang membimbing manusia agar berbakti kepada Allah dan Rasul-Nya, berbakti kepada kedua orang tua, dan berbakti kepada sesamanya. Larangan yang kedua adalah menyengsarakan anak-anak kita baik anak-anak perempuan maupun laki-laki. Pada masa jahiliyah banyak sekali kejadian yang mengarah kepada penganiyayaan terhadap anak, terutama terhadap anak-anak perempuan. Di masa jahiliyah ada sebagian orang yang merasa hina apabila memiliki anak perempuan, bahkan ada yang menelantarkannya. Ada Sebagian suku yang demikian kecewanya memperoleh anak perempuan, sehingga dikubur hidup-hidup. Pada masa kehidupan modern, tidak ada lagi perilaku seperti itu, tetapi masih banyak yang mengarah kesana, seperti melakukan aborsi atau pengguguran kandungan. Hal itu terjadi dimana-mana.
Ajaran Islam mengarahkan agar umat manusia berusaha semaksimal mungkin untuk mencintai anak-anaknya dan mengarahkan mereka menjadi generasi yang bertaqwa. Dengan demikian, mereka bisa mendatangkan kemaslahatan bagi semua makhluk.
Pantangan yang ketiga adalah menetapkan larangan terhadap sesuatu yang tidak dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Dalam menetapkan suatu hukum kita harus berpedoman kepada Al Qur’an dan al-Sunnah. Adalah sangat tercela apabila seseorang melarang sesuatu yang tidak dilarang dalam agama. Termasuk dalam kategori larangan ini, adalah menetapkan sesuatu perintah atau mewajibkan sesuatu yang tidak diwajibkan oleh ajaran agama. Mengambil sesuatu atau berusaha untuk memperolehnya yang bukan haknya adalah merupakan perbuatan yang sangat tercela. Demikian juga apabila menahan hak orang lain atau menyembunyikannya.
Sikap seperti itu merupakan suatu penghianatan terhadap sesama umat manusia. Pantangan yang kelima larangan menyampaikan informasi yang tidak valid, yang tidak jelas sumbernya dan informasi yang mengandung kebohongan. Banyak orang yang mengatakan ini dan itu, pada saat ditanyakan padanya darimana informasi itu, ia mengatakan dari si anu, dari si fulan, dan dari berbagai sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Larangan yang keenam adalah sering menyampaikan pertanyaan yang tidak ada relevansinya, sehingga menimbulkan berbagai hal yang mengarah kepada permusuhan dan fitnah. Sebagai contoh, pernah dijumpai di suatu pengajian yang dipimpin oleh seorang penceramah, tiba-tiba ada salah seorang anggota pengajian itu yang menanyakan “bagaimana cara berwudhu ketika ada di bulan?”.
Penceramah itu sangat bijak cara menjawabnya, ia mengatakan: “baik, kalau nanti anda mau pergi ke bulan, seminggu sebelumnya datanglah kepadaku, nanti akan saya jelaskan bagaimana cara berwudhu di bulan”. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering disampaikan yang menimbulkan sikap yang kurang simpatik.
Larangan yang ke-tujuh adalah menyia-nyiakan harta, ini merupakan perilaku yang sangat buruk. Harta seharusnya dimanfaatkan untuk kebaikan dan dihemat sedemikian rupa, agar bisa menjadi bekal bagi masa depannya dan masa depan generasi penerusnya. Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan kepadamu mendurhakai kaum ibu, mengubur anak perempuan hidup-hidup, melarang sesuatu yang tidak dilarang oleh Allah, meminta sesuaitu yang bukan haknya dan Allah SWT benci pada orang yang mengatakan qila wa qola (banyak omong), banyak bertanya, dan menghamburkan harta”. (HR. Bukhari Muslim).*
Mediaislam.id
Haikal Hassan Lantik Muhammad Aqil Irham sebagai Sekretaris Utama BPJPH
Jakarta, Mediaislam.id–Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Ahmad Haikal Hassan, Selasa (17/12/2024) melantik Muhammad Aqil Irham sebagai Sekretaris Utama BPJPH.
Pelantikan yang dilaksanakan di Gedung BPJPH Jakarta Timur, disaksikan oleh Wakil Kepala BPJPH Afriansyah Noor, Inspektur Jenderal Kementerian Agama Faisal, dan jajaran pejabat di lingkungan BPJPH.
Dalam sambutannya, Haikal Hassan mengatakan bahwa pelantikan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya kali ini merupakan momen penting dan bersejarah baginya. Karena itu merupakan pertama kali baginya melantik dan mengangkat sumpah jabatan pejabat struktural di pemerintahan, dan khususnya bagi BPJPH.
“Pelantikan kali ini, sebenarnya merupakan pelantikan pengukuhan, karena Saudara Sekretaris Utama ini sebelumnya merupakan JPT Madya, yaitu sebagai Kepala BPJPH, yang merupakan salah satu Unit Eselon I pada Kementerian Agama,” kata Kepala BPJPH, Haikal Hassan, di Jakarta, Selasa (17/12/2024).
“Jadi sejak berpisahnya BPJPH dari Kementerian Agama berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 153 Tahun 2024 Tentang BPJPH, inilah pelantikan yang merupakan bentuk pelantikan pengukuhan terhadap JPT Madya Kementerian Agama yang sebelumnya ada di BPJPH,” lanjutnya.
Pada kesempatan tersebut, Haikal Hassan juga menyampaikan pesan kepada Muhammad Aqil Irham, agar memegang teguh sumpah jabatan yang baru saja diucapkan. Walaupun pelantikan ini merupakan pengukuhan bukan pelantikan hasil open bidding, Haikal Hasan mengharapkan Muhammad Aqil Irham bekerja penuh dedikasi dan menjadi teladan bagi lingkungan kerja dan masyarakat.
Haikal Hassan juga berpesan kepada seluruh pejabat dan jajaran BPJPH serta para pegawai yang hadir, untuk menghindari segala perbuatan dan tingkah laku yang bertentangan dengan aturan hukum, etika, ajaran agama, nilai-nilai moral. Juga, untuk menjaga integritas serta nama baik pribadi dan institusi dalam setiap langkah.
Sebagai pejabat dan Aparatur Sipil Negara, lanjutnya, pejabat negara harus bisa menempatkan kepentingan untuk menjaga kesatuan negara dan bangsa serta kerukunan antar umat beragama di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan.
“Bapak Presiden Prabowo selalu menekankan persatuan dan kerukunan ini. Presiden menegaskan bahwa tidak ada negara yang dapat membangun tanpa kerukunan dan kedamaian. Dan itu tentu dimulai dari para pimpinan-pimpinannya,” ungkap Haikal Hassan mengingatkan.
“Target yang besar telah kita rencanakan. Tentu tidak mudah kita capai. Kita harus bersatu padu, bersinergi, kolaborasi antar unit di BPJPH serta dengan stakeholder BPJPH lainnya. Serta dedikasi dan soliditas merupakan hal penting dalam menjalankan semua amanah yang diemban,” lanjutnya.
“Sebesar apapun tantangan yang kita hadapi, dengan bersatu padu, soliditas dan dedikasi yang tinggi insya Allah kita akan mencapai semua tujuan yang kita harapkan, yaitu menjadikan Indonesia sebagai produsen halal terbesar di dunia, dan halal Indonesia untuk masyarakat dunia,” pungkasnya.
Usai pelantikan, Sekretaris Utama BPJPH Muhammad Aqil Irham menyerahkan buku berjudul “Tiga Tahun Transformasi Halal Indonesia: Perjalanan Indonesia untuk Menjadi Produsen Produk Halal Terkemuka di Dunia” kepada Kepala BPJPH Haikal Hassan. Buku tersebut merangkum serangkaian kegiatan-kegiatan strategis BPJPH dalam rangka mempercepat, mempermudah, dan meningkatkan layanan sertifikasi halal melalui inovasi teknologi seperti AI dan blockchain.
Juga, upaya BPJPH dalam memperkuat ekosistem halal dengan membentuk lembaga pendukung, tenaga profesional, dan konsorsium laboratorium halal. Hingga Oktober 2024, BPJPH telah berhasil mensertifikasi halal lebih dari 5 juta produk, serta menjalin kerja sama dengan 152 lembaga halal luar negeri dari 52 negara. Dengan pendekatan semi-korporasi, BPJPH fokus pada efisiensi layanan dan transparansi, untuk mendorong ekosistem halal yang produktif demi terwujudnya Indonesia sebagai pusat produk halal dunia.*
Mediaislam.id
PPIJ Gelar Konferensi Muslimah Internasional di Jakarta
Jakarta, Mediaislam.id–Event internasional bertajuk World International Muslimah Conference digelar oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ) atau Jakarta Islamic Centre (JIC), Selasa-Rabu, 17-18 Desember 2024. Kegiatan yang diikuti oleh 100 peserta dari dalam dan luar negeri ini berlangsung di Hotel Tavia, Jakarta.
Kepada media, Kepala PPIJ KH Didi Supandi mengatakan digelarnya konferensi ini sebagai upaya penguatan peranan muslimah dalam membangun peradaban dunia. Peningkatan literasi merupakan langkah penting guna menunjang pendidikan.
Kepala PPIJ KH Didi Supandi saat memberikan sambutan.
Menurut Kiai Didi, peran perempuan di ruang publik, masih banyak menghadapi kendala dan stigma budaya yang tidak mendukung perkembangan perempuan.
“Dengan Konferensi semoga ada peningkatan literasi, mungkin akan lebih baik kualitas peran perempuan seperti di dunia politik,” jelas Kiai Didi, Selasa (17/12/2024).
Kiai Didi berharap, Konferensi Internasional Muslimah bertema “Pola Baru Peran Perempuan: Mewujudkan Perempuan Aktif dan Berdaya Saing di Ranah Publik” ini dapat menjadi wadah pertemuan pemikiran dan gagasan para muslimah dari berbagai negara. Sehingga menjadi sumbangsih bagi pembangunan tata masyarakat dunia.
“Dengan diadakannya Konferensi Internasional di sini, diharapkan JIC menjadi media bertumbuhnya ide-ide dan pemikiran-pemikiran perempuan yang berkontribusi bagi peradaban dunia,” ungkap Kiai Didi.
Kiai Didi melanjutkan, makalah-makalah yang disampaikan pada konferensi ini akan dipublikasikan pada Jurnal Al-Madinah milik PPIJ.
“Jurnal adalah media kami untuk menyampaikan hasil-hasil kajian kami ke dunia internasional agar menjadi referensi,” jelas Kiai Didi.
Pada akhir konferensi, diagendakan ada deklarasi dari peserta. Rumusan deklarasi ini menjadi masukan bagi pemangku kebijakan.
“Ya, di akhir Konferensi akan ada deklarasi dari peserta Konferensi, “ pungkas Kiai Didi.
Untuk diketahui, Konferensi Internasional Muslimah menghadirkan berbagai narasumber. Seperti Mrs Man Chinda dari Forsimas Kamboja, Mrs Al Shaimaa Asaad dari Mesir, Guru Besar Politeknik STIA LAN Jakarta Prof. Dr. Hj Nurliah Nurdin, politisi PKS Dr Hj Astriana Baiti Sinaga, Wakil Ketua BKMT Ustazah Hj Atifah Hasan, dan Ustazah Hj Bahijah Hamid, Ketua Umum Forum Komunikasi ustadzah (FOKUS) DKI Jakarta.*