<img width="700" height="393" src="https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2024/06/Hari-Raya-Idul-Adha-2023.jpg?fit=700%2C393&ssl=1" class="attachment-full size-full wp-post-image" alt="" decoding="async" srcset="https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2024/06/Hari-Raya-Idul-Adha-2023.jpg?w=700&ssl=1 700w, https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2024/06/Hari-Raya-Idul-Adha-2023.jpg?resize=300%2C168&ssl=1 300w" sizes="(max-width: 700px) 100vw, 700px" data-attachment-id="474395" data-permalink="https://www.arrahmah.id/khutbah-idul-adha-1445-h-hikmah-idul-kurban-dan-tragedi-genosida-di-palestina/hari-raya-idul-adha-2023/" data-orig-file="https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2024/06/Hari-Raya-Idul-Adha-2023.jpg?fit=700%2C393&ssl=1" data-orig-size="700,393" data-comments-opened="1" data-image-meta="{"aperture":"0","credit":"","camera":"","caption":"","created_timestamp":"0","copyright":"","focal_length":"0","iso":"0","shutter_speed":"0","title":"","orientation":"0"}" data-image-title="Hari-Raya-Idul-Adha-2023" data-image-description="" data-image-caption="
Ilustrasi Idul Adha. (Foto: Tribun)
” data-medium-file=”https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2024/06/Hari-Raya-Idul-Adha-2023.jpg?fit=300%2C168&ssl=1″ data-large-file=”https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2024/06/Hari-Raya-Idul-Adha-2023.jpg?fit=700%2C393&ssl=1″ />
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ . اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ . اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ . اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً ، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ ، صَدَقَ وَعْدَهُ ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ ، وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ .أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اَلَّذِىْ هَداَنَا وَأَنْعَمَنَا بِالإِسْلاَمِ وَأَمَرَنَا بِالْجِهَادِ وَنَوَّرَ قُلُوْبَنَا بِالْكِتَابِ الْمُنِيْرِ ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ بَلَّغَ الرِّسالةَ ، وَأَدَّى الْأَمَانَةَ ، وَنَصَحَ الأمَّةَ ، وَجاهَدَ فِى اللهِ حَقَّ جِهادِهِ حَتَّى أَتَاهُ اليَقِينُ . قاَلَ الله تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ :يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الحَمْدُ
ALHAMDULILLAH, segala ungkapan puji dan syukur kita tujukan hanya kepada Allah, pengatur dan penguasa alam semesta. Kita bersyukur kepada Allah SWT, yang telah memilihkan kita Islam sebagai agama, dan menjadikan syari’at Islam sebagai rahmatan lil alamin. Kemudian menurunkan Al-Qurán sebagai kitab suci, pedoman hidup orang beriman, serta menjadikan umat Islam sebagai generasi terbaik yang dimunculkan di tengah-tengah umat manusia.
Oleh karena itu marilah kita bertakwa kepada Allah sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qurán:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Wahai orang-orang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan bekaalah dengan perkataan yang benar. Dengan begitu, niscaya semua yang kalian lakukan hasilnya akan menjadi baik dan dosa-dosa kalian akan diampuni Allah. Siapa saja yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, sungguh dia memperoleh kemenangan yang sangat besar. (QS. Al-Ahdzab [33[:70-71)
Setelah itu kita sampaikan Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, manusia pilihan Allah yang menjadi juru bicara untuk menjelaskan kehendak-Nya; tentang bagaimana seharusnya manusia menjalani kehidupan dunia secara benar dan berfaedah, supaya memperoleh kemaslahatan di dunia dan keselamatan di akhirat. Karena itu, segala ucapan dan perbuatan beliau menjadi tauladan amal shalih untuk mendekatkan kita pada Allah SWT. Maka kita ridha Allah sebagai Rabb semesta alam, dan Islam sebagai agama serta Nabi Muhammad sebagai Rasulullah.
Atas segala jasa Rasulullah SAW, maka sebagai manusia yang beradab, dan atas perintah Allah SWT kita berdo’a dengan salam penghormatan Allahumma shalli ala Muhammad, sebagaima diperintahkan dalam Al Qur’an:
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
Allah selalu memberi rahmat kepada Nabi. Para malaikat memohonkan rakmat untuk Nabi. Wahai orang-orang beriman hendaklah kalian memohonkan rahmat dan kesejahteraan bagi Nabi dengan sungguh-sungguh. (QS. Al-Ahdzab [33]:56)
Terhadap manusia yang menyekutukan Allah dan menyakiti kaum Muslimin, tidak berhak mendapatkan penghormatan, sebab Allah telah melaknat mereka. Tersebut dalam Al-Qur’an:
إِنَّ ٱلَّذِينَ يُؤْذُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ لَعَنَهُمُ ٱللَّهُ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُّهِينًا
Sesungguhnya orang-orang yang menyekutukan Allah dan menganggu Rasul-Nya, maka Allah akan melaknati mereka di dunia dan di akhirat. Allah sediakan adzab yang menghinakan bagi mereka. (QS. Al-Ahdzab [33]:57)
Hikmah Idul Kurban
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الحَمْدُ
Pada hari yang penuh berkah ini, kita berkumpul untuk melaksanakan shalat Idul Adha serta merayakan Hari Raya Kurban, 10 Dzulhijjah 1445 H bertepatan dengan 16 Juni 2024 M. Kita bergembira menyambut Hari Raya Kurban dengan mengumandangkan takbir membesarkan asma Allah SWT, memuji-Nya, bertasbih kepada-Nya. Tiada yang layak dipuji kecuali hanya Dia yang menghidupkan, Dia yang mematikan, Dia yang memberi rezeki.
Idul Adha yang kita rayakan pada setiap tanggal 10 Dzulhijjah dikenal juga dengan sebuatan “Hari Raya Haji”, karena terkait dengan kaum muslimin yang sedang menunaikan ibadah haji, yaitu rukun Islam yang kelima.
Kaum Muslimin yang dianugerahi kesempatan untuk menunaikan rukun Islam ke lima, yaitu ibadah haji ke Baitullah di Mekkah, pada pagi hari ini sedang berangkat menuju Mina untuk melempar Jamratul ‘Aqabah. Tadi malam mereka mabit/bermalam di Muzdalifah untuk mengambil batu kerikil. Sebelumnya, pada tanggal 9 Dzulhijjah para jemaah haji wuquf di ‘Arafah, berdo’a memohon ampunan-Nya semoga berkenan membukakan pintu rahmat-Nya. Sementara kaum Muslimin yang belum memperoleh anugerah Allah untuk menunaikan ibadah Haji, disunnahkan puasa ‘Arafah yang fadhilahnya menghapuskan dosa setahun yang lalu.
وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ
“.…Allah mewajibkan kepada siapa saja yang mampu agar datang ke Baitul Haram untuk haji. Siapa saja yang mengingkari perintah haji ini, Allah sungguh tidak memerlukan ketaatan semua manusia di dunia ini.” (QS. Ali Imran [3]:97)
Menurut syariat Islam, ibadah haji merupakan satu-satunya ibadah dalam Islam yang pelaksanaannya hanya diwajibkan satu kali seumur hidup bagi yang telah mampu melaksanakannya. Dalam pelaksanaan ibadah haji, mulai dari niat, mengenakan pakaian ihram, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, melontar jumrah di Mina, thawaf, sa’i, tahallul dan seluruh rangkaian ibadah haji itu, wajib dijalani dengan ikhlas dan benar, semata-mata untuk mendapat ridha Allah SWT.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الحَمْدُ
Bagi kaum Muslimin yang tidak berada di Mekkah untuk menunaikan ibadah Haji, seperti kita hari ini, disunnahkan untuk menyembelih hewan kurban. Di hari Idul Kurban yang disebut yaumun Nahr ini, kita mengenang kembali kisah Nabi Ibrahim AS yang begitu tulus dalam pengorbanannya kepada Allah SWT. Sebagai salah satu unsur syariat Islam, ibadah kurban merupakan perwujudan rasa syukur kepada Allah SWT.
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِّيَذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلْأَنْعَٰمِ ۗ فَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ فَلَهُۥٓ أَسْلِمُوا۟ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُخْبِتِينَ
Setiap umat para Rasul dahulu, telah Kami tentukan kewajiban menyembelih hewan kurban. Ketika menyembelih hewan kurban itu mereka menyebut nama Allah sebagai tanda syukur atas rezeki hewan ternak yang telah dikaruniakan kepada mereka. Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa. Kepada-Nyalah kalian berpasrah diri. Wahai Muhammad, gembirakanlah hati orang-orang yang taat kepada Allah dengan ikhlas. (QS. Al-Haj [22]:34)
Idul Adha, tentu memiliki makna yang sangat mendalam. Berikut beberapa poin utama mengenai hikmah Idul Adha: Pertama, Idul Adha adalah hari raya untuk memperingati ketaatan dan pengorbanan Nabi Ibrahim Alaihissalam yang bersedia mengorbankan putranya, Ismail Alaihissalam untuk disembelih. Namun, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba. Ini menunjukkan betapa besar keikhlasan dan kepatuhan Nabi Ibrahim terhadap perintah Allah.
Kedua, Idul Adha dikenal juga sebagai Hari Raya Kurban. Umat Islam yang mampu disunnahkan untuk menyembelih hewan kurban seperti kambing, sapi, atau unta. Daging hewan kurban ini kemudian dibagikan kepada yang membutuhkan, keluarga, dan tetangga. Hal ini menekankan pentingnya berbagi dan kepedulian sosial dalam Islam.
Ketiga, Idul Adha merupakan pamungkas dari ibadah haji. Setelah wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, jamaah haji kemudian ke Mina untuk melempar jumrah, yang merupakan salah satu rukun haji. Ini menandakan puncak kesucian dan kepatuhan kepada Allah SWT.
Keempat, Idul Adha mengajarkan umat Islam tentang pengorbanan dalam arti luas. Pengorbanan tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga waktu, tenaga, dan keinginan pribadi demi mencapai ridha Allah dan kemaslahatan bersama.
Hikmah ini termaktub dalam Al-Quránul Karim, bahwa:
وَٱلْبُدْنَ جَعَلْنَٰهَا لَكُم مِّن شَعَٰٓئِرِ ٱللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ ۖ فَٱذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَيْهَا صَوَآفَّ ۖ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا۟ مِنْهَا وَأَطْعِمُوا۟ ٱلْقَانِعَ وَٱلْمُعْتَرَّ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرْنَٰهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Penyembelihan hewan-hewan kurban Kami wajibkan kepada kalian sebagai bagian dari ibadah haji. Menyembelih hewan kurban itu banyak manfaatnya bagi kalian. Sebutlah nama Allah ketika menyembelih hewan-hewan kurban yang gemuk dan bagus itu sebagai tanda keikhlasan kalian. Makanlah sebagian dagingnya. Bagikanlah sebagian lainnya kepada orang-orang miskin yang tidak meminta-minta dan orang-orang miskin yang meminta-minta. Begitulah Kami tundukkan hewan-hewan itu untuk kalian sembelih, supaya kalian menggunakan nikmat Allah pada jalan yang benar. (QS. Al-Haj [22]:36)
لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقْوَىٰ مِنكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُحْسِنِينَ
Daging dan darah hewan kurban itu tidak sampai kepada Allah. Yang sampai kepada Allah hanyalah niat ikhlas kalian. Begitulah Allah tundukkan hewan kurban itu kepada kalian agar kalian selalu mengesakan Allah dengan cara-cara yang diajarkan kepada kalian. Wahai Muhammad, gembirakanlah hati orang-orang yang melakukan ibadah haji dengan ikhlas. (QS. Al-Haj [22]:37)
Idul Adha mengandung nilai-nilai ketaatan, keikhlasan, pengorbanan, kebersamaan, dan kepedulian terhadap sesama. Hari raya ini mengajak umat Islam untuk merefleksikan makna pengorbanan dalam hidup mereka dan memperkuat ikatan takwa dengan berbagi kepada yang membutuhkan. Dan yang terpenting, bagaimana kita mengambil hikmah dari peristiwa besar ini dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tragedi Genosida di Palestina
Maásyiral Muslimin Rahimakumullah
اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الحَمْدُ
Spirit kurban menjadi penting di dalam kehidupan umat manusia yang sedang dilanda penderitaan, penindasan, dan ketidakadilan ekonomi. Perasaan senasib sebagai sesama umat manusia menjadi kunci untuk memahami perintah kurban.
Kebersamaan, persaudaraan, saling menolong dan solidaritas sosial adalah ekspresi dari pengorbanan yang sesungguhnya terhadap saudara-saudara kita yang tengah dilanda bencana, serta kaum miskin, kaum lemah dan kaum mustadh’afin, terutama terhadap tragedi kemanusiaan yang menimpa Saudara Muslim di Palestina. Di sinilah urgensi Islam sebagai liberating force, kekuatan pembebas umat manusia yang disebut Roger Garaudy, berarti melakukan peranan positif dan progresif yang membuatnya menjadi faktor revolusioner dan pembebasan. Bebas dari kezaliman, bebas dari ketidakadilan, dan bebas dari penjajahan asing.
Komitmen ukhuwah Islamiyah mengajarkan pada kita, umat Islam secara keseluruhan adalah satu kekuatan dan persaudaraan yang harus saling membela. Dalam kaitan ini, terdapat hadits Nabi yang maknanya: “Barangsiapa yang tidak peduli dengan masalah yang dihadapi kaum Muslimin, maka ia tidak termasuk golonganku”.
Kini saudara muslim di Palestina sedang berjihad membebaskan negerinya dari penjajahan kaum kafir zionis Israel. Lebih dari 9 bulan telah berlalu, sejak 7 Oktober 2023, kondisi saudara kita di Palestina sungguh memilukan. Penjajah Zionis Israel bersama sekutu jahatnya, Amerika telah menghancurkan, menyabotase, membakar, dan mengganggu semua sarana penghidupan, mata pencaharian, pendidikan dan pengobatan yang dimiliki saudara-saudara kita di Gaza.
Setiap hari, siang malam, tentara agresor zionis Israel dengan dukungan sekutunya membumi hanguskan rumah sakit, gedung, masjid, dan rumah-rumah warga sipil Palestina, tempat pengungsian, pejalan kaki, tidak ada yang tersisa dari pembantaian barbarisme zionis. Selama bertahun-tahun mereka membunuh anak-anak, kaum perempuan, menindas lansia, membantai tahanan perang. Dan lebih biadab lagi mencegah masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar. Truk-truk bantuan kemanusiaan dirampas dan dimusnahkan.
Seluruh ujian dan penderitaan yang disebutkan dalam Al-Qurán; berupa ketakutan, kekurangan buah-buahan, kekurangan air minum, ancaman kelaparan, pembantaian, dibakar hidup-hidup di tenda pengungsian, sedang menimpa rakyat Palestina. Sekitar 1,7 juta orang mengungsi dari Jalur Gaza, menuju wilayah yang tidak ada sejengkal tanah pun yang aman dari serangan senjata agresor zionis.
Tragedi genosida di Palestina telah membuka mata seluruh dunia tentang kebiadaban zionis Israel yang melebihi iblis, tentang diskriminasi demokrasi, matinya hak asasi manusia, dan omong kosong toleransi. Menyaksikan genosida di Rafah, telah membuka mata dunia, seakan kembalinya prilaku jahiliyah sebelum datangnya Islam terhadap sikap pemimpin negeri-negeri Arab. Hanya peduli dengan kabilahnya masing-masing, yang dewasa ini dibungkus dengan istilah nasionalisme atau kebangsaan.
Rafah, adalah satu-satunya kota yang tersisa tempat mengungsi, tapi itupun sudah diluluh lantakkan oleh pesawat pembom zionis Israel. Salah seorang warga Gaza mengatakan, “Setelah Rafah tidak lagi aman, maka pengungsian terakhir kami adalah surga, insya Allah.”
Menyaksikan nasib rakyat di negeri para Nabi itu, digambarkan oleh seorang ulama Palestina, dengan heroik mengatakan: “Ketika menyaksikan apa yang terjadi di Rafah, perbatasan Mesir dan Palestina, seakan tak percaya. Mustahil! Bagi seseorang yang beriman adanya hari kiamat, tidak akan memblokade atau menutup perbatasan terhadap saudara-saudaranya yang hendak menyelamatkan diri dari pembantaian zionis Israel. Dia akan memerintahkan saudara-saudaranya untuk meninggalkan zona perang yang berutal.
Mustahil bagi seorang pemimpin muslim membiarkan saudara muslimnya dizalimi oleh musuh zionis Israel, padahal dia mampu membelanya dan takut akan hari kiamat. Mustahil, akan diam saja melihat saudara – saudara muslim menderita, padahal kalian mampu membantu, tapi kamu tidak melakukan apapun. Kalian justru membantu musuh. Apakah kalian mengira akan tinggal di dunia selamanya! Kita semua akan mempertanggung jawabkan semua yang telah kita lakukan, atau tidak dilakukan terhadap saudara-saudara kita di Gaza.
Allah SWT berfirman,
وَاتَّقُوْا يَوْمًا تُرْجَعُوْنَ فِيْهِ اِلَى اللّٰهِ ۗثُمَّ تُوَفّٰى كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ
Wahai kaum mukmin, hendaklah kalian takut siksa pada hari kiamat, saat kalian dikembalikan kepada Allah. Setiap orang akan diberi balasan setimpal dengan perbuatan yang telah ia lakukan di dunia. Setiap orang tidak akan dianiaya sedikit pun dalam mendapatkan balasan amalnya. (QS Al-Baqarah (2) : 281)
Syaikh Ath-Tharifi mengeritik sikap penguasa negeri-negeri muslim di Timur Tengah dan mengatakan: “Allah mengancam akan menyiksa mereka yang membiarkan orang dizhalimi padahal ia mampu menolongnya. Lalu bagaimana kiranya dengan mereka yang justru menolong orang zhalim atas orang yang dizhalimi?”
Tembok Rafah yang memisahkan Gaza dengan Mesir tidak lebih lebih tebal dari benteng Konstantinopel yang dijebol Al Fatih dahulu. Tembok itu menjadikan warga Gaza bak burung dalam sangkar. Tapi burung masih dikasih makan. Sementara warga gaza? Bom terus dijatuhkan. Sehingga tampak nyata bahwa ini pembantaian terbesar sepanjang sejarah manusia.
Tembok yang memisahkan Muslimin Gaza dan Muslimin Mesir sesungguhnya yang kuat bukan tembok dalam pengertian fisik. Tetapi tembok Nasionalisme. Tembok Nasionalisme telah menempatkan derita Muslimin Gaza sebagai derita orang lain.
Di Indonesia juga serupa. Saat sebagian muslimin turun ke jalan aksi bela Palestina, ada saja mantra sihir nasionalisme yang diujarkan; “Saudara sebangsa masih banyak yang susah, ngapain ngurusi bangsa lain?” Padahal Rasulullah ﷺ kala itu ditugaskan merobohkan sentimen kebangsaan, kemudian diganti dengan akal sehat ketakwaan.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Kemudian Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kalian saling mengenal. Sungguh orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, lagi Mahaluas ilmu-Nya. (QS. Al-Hujurat [49]:13)
Ikatan Takwa lebih mulia dari ikatan kebangsaan. Itulah ajaran Allah dan Rasul-Nya. Namun para munafiqin lebih memilih ikatan Nasionalisme ketimbang ikatan Aqidah. Penguasa negeri-negeri Muslim disekitarnya menyaksikan segala yang terjadi, tapi demi menjaga kepentingan negerinya masing-masing mereka membiarkan saudara muslim dibantai.
Sedemikian dahsyatnya derita saudara muslim di Gaza di satu segi dan ketidak pedulian penguasa muslim disekitarnya di segi lainnya, seorang ulama bernama Syeikh Dr. Yunus Yusuf, melalui video yang viral, menganalogikan kenyataan ini, ibarat pertandingan Tiga Sekawan, masing-masing ingin tampil sebagai manusia paling bejat dan biadab
“Suatu hari ada tiga orang berkumpul. Lalu salah seorang dari mereka berkata: “Aku adalah orang yang paling bejat di antara kalian.” Seorang lagi berkata: “Akulah yang terkeji.” Seorang lagi berkata: “Akulah orang yang paling bejat.”
Mereka lantas bertanding “adu jahat” untuk membuktikan siapakah di antara mereka yang paling biadab?
Orang pertama kemudian melihat seorang nenek tua berjalan tertatih-tatih. Orang pertama itu bangkit dan memukul kedua tangan nenek itu lalu menghantam kakinya hingga mengucurkan darah luka dan pingsan. Orang pertama itu lantas mendatangi kedua teman-temannya dan berkata: “Bukankah kalian sudah melihat apa yang aku lakukan?”
Orang kedua lantas mendatangi nenek tua itu dan menyiramkan air kepadanya agar siuman, lalu memukulnya dengan pukulan yang lebih kejam dari pukulan orang pertama. Kemudian dia mendatangi kedua temannya dan berseru: “Bukankah kalian sudah melihat apa yang telah aku lakukan? Aku lebih jahat daripada kamu,” katanya kepada orang pertama.
Orang ketiga bersorak kegirangan dan berkata: “Akulah yang lebih bejat dan jahat dari kalian berdua.” Lalu orang kedua berkata: “Loh, kamu belum berbuat apa-apa kok ngaku lebih jahat?” Maka orang ketiga itu pun berkata: “Tahukah kalian siapakah nenek itu? Dia adalah Ibuku, tapi aku diam saja tidak berbuat apa-apa untuk membelanya.”
Siapakah kawanan bejat itu? Wilayah Ghaza, Palestina, adalah korban yang dikeroyok oleh ketiga kawanan bejat tersebut. Orang bejat pertama adalah kaum Zionis global. Orang bejat kedua adalah Amerika Serikat, Barat, dan semua orang yang mendukung agresi Zionis Israel. Sedangkan orang bejat ketiga adalah bangsa-bangsa Arab dan orang-orang Islam yang tidak membela, bahkan buta tuli terhadap nasib negeri muslim Palestina.
اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الحَمْد
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina, dan mengenyahkan penjajah zionis, wajib di dukung oleh umat Islam dan bangsa-bangsa beradab. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea pertama dan alinea keempat, jelas dan tegas, bahwa sikap Indonesia adalah mendukung kemerdekaan Palestina. Selain alasan solidaritas muslim, juga karena sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Nabi Muhammad SAW tidak hanya menjadikan syariat Islam sebagai urusan agama, tetapi juga menerapkan syariat Islam dalam aspek pemerintahan dan kehidupan sosial masyarakat. Sebagai pemimpin negara di Madinah, beliau mendirikan sebuah pemerintahan berlandaskan syariat Islam.
Dalam pemerintahan, Nabi Muhammad SAW menjalankan hukum-hukum yang diatur dalam Al-Qur’an dan Hadis. Misalnya, beliau menerapkan hukum-hukum mengenai pernikahan, perdagangan, dan pidana. Beliau juga mengadakan perjanjian dan mengelola urusan militer untuk mempertahankan eksistensi masyarakat Madinah.
Dalam kehidupan sosial, Nabi Muhammad SAW mendorong nilai-nilai keadilan, kedermawanan sosial, dan persaudaraan. Contohnya, beliau mengajarkan pentingnya zakat sebagai bentuk kepedulian sosial, serta mendorong sikap saling tolong-menolong di antara umat Islam.
Penerapan syariat Islam oleh Nabi Muhammad SAW di Madinah menjadi contoh nyata bagaimana ajaran agama bisa menjadi pedoman dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Oleh karena itu, umat Islam di seluruh dunia, khususnya kita di Indonesia wajib berjuang ke arah tegaknya syariat Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, dan negara. Allah SWT berfirman:
ثُمَّ جَعَلْنٰكَ عَلٰى شَرِيْعَةٍ مِّنَ الْاَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَ الَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ
Kemudian Kami jadikan engkau mengikuti syari’at Allah. Karena itu, ikutilah syari’at Allah. Janganlah engkau mengikuti hawa nafsu orang-orang kafir yang tidak mau mengerti adanya kebenaran Al-Qur’an. (QS Al-Jatsiyah (45) : 18)
Munajat
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
الله أكبر ، الله أكبر ، الله أكبر ، ولله الحمد
Mengakhiri khutbah ini, marilah kita bermunajat kepada Allah, dengan meluruskan niat, membersihkan hati dan menjernihkan pikiran. Semoga Allah berkenan menerima shalat Idul Adha, dan ibadah kurban yang kita lakukan, serta mengampuni dosa-dosa kita.
الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ
Segala puji bagi Allah Rabbul alamin. Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Pujian yang menyamai nikmat-Nya dan menandingi keutamaan-Nya. Ya Rabb kami, untuk-Mu pujian yang sebanding dengan kebesaran dan kemuliaan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ
Ya Allah, ampunilah dosa kaum Muslimin dan Muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.
اَللّٰهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ سَلَامَةً فِى الدِّيْنِ، وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَالْمَوْتِ، اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِيْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ، وَنَجَاةً مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada engkau akan keselamatan Agama dan sehat badan, dan tambahnya ilmu pengetahuan, dan keberkahan dalam rizki dan diampuni sebelum mati, dan mendapat rahmat waktu mati dan mendapat pengampunan sesudah mati. Ya Allah, mudahkan bagi kami waktu (sekarat) menghadapi mati, dan selamatkan dari siksa neraka, dan pengampunan waktu hisab.
اللهم أَرِنَا الْحَقَ حَقاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
Ya Allah, tampakkanlah kepada kami yang benar itu sebuah kebenaran dan berikan rizki kepada kami untuk mengikutinya. Tampakkanlah kepada kami yang batil itu sebuah kebatilan dan berikan rizki kepada kami agar menjauhinya.
رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ [الممتحنة]
Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan orang-orang kafir menguasai kami, sehingga kami menderita akibat tindakan buruk mereka, dan ampunilah kami. Wahai Tuhan kami, sungguh hanya Engkaulah Tuhan yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَىٰ رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ [آل عمران]
Wahai Tuhan kami, berikanlah kepada kami karunia yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui rasul-rasul-Mu. Janganlah Engkau jadikan kami hina pada hari kiamat kelak. Sungguh Engkau tidak akan menyalahi janji-Mu.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ [البقرة]
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, dan kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ . سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ . وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ . وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Semoga shalawat senantiasa tercurah kepada pemimpin kami Muhammad, keluarga dan sahabatnya semua. Maha suci Tuhanmu Pemilik kemuliaan dari apa yang mereka persekutukan. Semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada para rasul dan segala puji hanya bagi Tuhan semesta alam.[]
Sumber Klik disini