Pernah Diwawancarai BBC karena Bantu Warga Saudi Murtad, Temannya Bilang Taleb Abdulmohsen Tukang Teror

Share

Hidayatullah.com– Pelaku penabrakan di pasar Natal Magdeburg Jerman, Taleb al Abdulmohsen, rupanya bukan sosok yang asing. Dia pernah diwawancarai lembaga penyiaran publik Inggris BBC atas kiprahnya yang sering membantu orang-orang dari Arab Saudi dan negara tetangganya yang murtad meninggalkan agama Islam. Namun, temannya sesama bekas Muslim juga menyebutnya tukang teror.

Hari Jumat malam 20 Desember 2024 pukul 7 lewat sedikit, seorang pengendara mobil SUV merek BMW memasuki kawasan pasar Natal di kota Magdeburg, Jerman. Dengan tanpa ada penghadangan dari petugas, dia leluasa mengendarai mobilnya – yang diketahui kemudian cuma sewaan – ke arah para pengunjung pasar dengan maksud sengaja menabrak mereka. Kejadian itu berlangsung hanya sekitar 3 menit, tetapi akibatnya, sejauh ini lima orang dinyatakan meninggal dunia sementara 205 lainnya mengalami luka ringan sampai berat.

Pelaku tidak lama kemudian diringkus aparat. Diidentifikasi sebagai seorang pria berusia 50 tahun bernama Taleb al Abdulmohsen, warga negara Saudi yang sudah bermukim di Jerman selama hampir 20 tahun. Dan dia merupakan seorang dokter spesialis kejiwaan dan psikoterapi yang berpraktik di Bernburg, berjarak sekitar 40 kilometer dari Magdeburg.

Gubernur negara bagian Sachsen-Anhalt, Reiner Haseloff, mengkonfirmasi bahwa Taleb tinggal di Jerman sejak 2006 dan bermukim di negara bagin itu, di mana Magdeburg berada. Dia mendapatkan status pemukim tetap pada 2016.

Dilahirkan di kota Hofuf, Arab Saudi, pada 1974, warga asli Saudi tersebut dibesarkan sebagai seorang Muslim tetapi meninggalkan agamanya dan menjadi kritikus aktif Islam dan perlakuannya terhadap perempuan, khususnya di tanah kelahirannya.

Taleb menyebut dirinya sebagai seorang bekas Muslim dan aktif menggunakan platform X. Setiap hari dia membagikan puluhan pesan bertemakan anti-Islam, mengkritik Islam dan memberikan selamat kepada mereka yang mencampakkan identitasnya sebagai Muslim. Dia memiliki pengikut sekitar 47.000 di platform Twitter yang kemudian berubah nama menjadi X setelah dibeli Elon Musk.

Kiprahnya itu bahkan menjadi bahan liputan bagi lembaga penyiaran publik Inggris BBC.

“Hai, nama saya Taleb. Saya berasal dari Arab Saudi. Saya seorang aktivis,” kata seorang pria berwajah bulat lonjong berpipi tembam, yang mengenakan kacamata dan topi fedora warna abu-abu itu dalam rekaman video wawancara yang dimuat situs web BBC pada Februari 2022.

“Saya membuat sebuah website untuk membantu orang-orang yang berusaha mencari suaka, terutama mereka yang berasal dari Arab Saudi dan kawasan Teluk,” paparnya.

Website itu diberi nama “We Are Saudis” (wearesaudis.net), yang menurut Taleb dia gunakan untuk membantu para aktivis Saudi dan bekas Muslim melarikan diri dari Arab Saudi dan negara Teluk lainnya. Dia mengaku sering dihubungi oleh para wanita muda Saudi yang berusaha melarikan diri dari keluarganya.

Menurut laporan BBC itu, Taleb melarikan diri dari Saudi setelah nyawanya terancam.

Dia sudah membantu ratusan bekas Muslim kabur dari sejumlah negara Teluk, di mana tindakan keluar dari agama Islam alias murtad diancam dengan hukuman penjara atau hukuman mati. Satu-satunya negara di Teluk yang belum pernah ada bekas Muslim yang meminta bantuan darinya adalah Oman.

Apabila ada waktu, dia mengaku berusaha membantu para pencari suaka asal Saudi 10-16 jam per hari. Sebanyak 90 persen orang yang meminta bantuan darinya adalah perempuan berusia antara 18 sampai 30 tahun. Taleb menggunakan WhatsApp, Twitter dan Telegram dalam menjalani aktivitasnya tersebut.

Situs web yang dikelolanya mengalami peningkatan akses, terutama setelah mencuatnya kasus wanita murtad bernama Rahaf Mohammed.

Namun, sosok Taleb sesungguhnya sepertinya tidak benar-benar “baik”.

Mina Ahadi, ketua sebuah asosiasi bekas Muslim di Jerman, mengatakan bahwa Abdulmohsen tidak asing bagi mereka, karena dia “kerap meneror kami selama bertahun-tahun”. Dia melabeli pria itu sebagai seorang “psikopat yang menganut ideologi konspirasi ultra-kanan”, lansir The Guardian Ahad (22/12/2024).

Koran Inggris Daily Telegraph melaporkan bahwa sebagian dissiden menilai Taleb keterlaluan dan berusaha menghindarinya.

Pandangan-pandangannya sangat anti-Islam dan dia kerap menggaungkan retorika kelompok kanan-jauh. Dia kerap mengkritik kebijakan keimigrasian Jerman, yang dianggapnya terlalu banyak memperbolehkan Muslim masuk, dan menyalahkan kebijakan itu kepada Angela Merkel, yang membuka pintu migrasi seluasnya pada 2015.

Jejak sifat jahat Taleb tersebut sesungguhnya bisa dilacak ke belakang.

Pada 2013, dia pernah dihukum denda oleh pengadilan di kota Rostock karena mengganggu ketertiban umum dengan mengeluarkan ancaman akan melakukan tindak kejahatan. Pada Agustus 2024, dia menulis di media sosial, “ Adakah jalan untuk mendapatkan keadilan di Jerman tanpa meledakkan kedutaan besar Jerman atau secara acak menjagal warga Jerman? … Kalau ada yang tahu, tolong beritahu saya.”

Di platform X dia pernah menulis bahwa dia berharap mantan kanselir Jerman Angela Merkel suatu hari akan dipenjara atau dieksekusi.

Dia juga menyuarakan dukungannya kepada partai rasis anti-migran dan anti-Islam AfD, lapor Der Spiegel.

Taleb juga mendukung pengusaha Elon Musk, yang baru-baru ini mengatakan bahwa hanya AfD yang dapat menyelamatkan Jerman.

Belum lama ini Taleb menuding pemerintah Jerman menghalangi orang-orang Saudi yang berusaha mencari suaka di Jerman dan bahwa pemerintah “menghancurkan aktivitas anti-Islam kami”.

Pada bulan Desember ini, dia membagikan sebuah video tentang wanita Afghanistan yang dilarang masuk sekolah kedokteran oleh pemerintah Taliban dan memberikan komentar penyerta, “Kalau saja Merkel mencapai rencananya, seperti ini yangbakan terjadi di Jerman sekarang.”

Tahun ini, dia diperiksa oleh aparat di Berlin karena menyalahgunakan saluran telepon darurat setelah bertengkar dengan para petugas di sebuah kantor kepolisian, lapor media setempat. Dokter jiwa itu diberikan status cuti sakit oleh tempatnya bekerja, sebuah klinik untuk pasien kecanduan di dekat Magdeburg, sejak Oktober.*

Sumber Klik disini

Table of contents

Read more

Local News