Hidayatullah.com—Sebanyak 890 tentara penjajah ‘Israel’ tewas dan 11.000 lainnya terluka di Gaza, Tepi Barat, dan Lebanon sejak 7 Oktober tahun lalu, kata pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid.
“Sejak 7 Oktober, 890 tentara Israel telah tewas, dan 11.000 lainnya terluka. Angka-angka ini tidak dapat diabaikan,” kata Lapid.
Lapid menyalahkan kerugian tersebut pada pemerintah sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dan menyerukan tindakan segera untuk mencegah jatuhnya korban lebih lanjut.
Lapid merujuk ke sebuah rumah sakit ‘Israel’ tempat tentara rezim yang terluka dirawat.
“Jika Anda ragu dengan angka ini pergilah ke Tel Hashomer, pergi ke Ichilov, pergi ke Rambam, pergi ke departemen rehabilitasi,” kata Lapid saat diwawancarai media Israel, Channel 12 dikutip MEE, hari Kamis.
Informasi resmi Kementerian Luar Negeri ‘Israel’ menyebutkan 780 korban militer sejak serangan lintas batas yang dilakukan kelompok perlawanan Palestina, Hamas pada 7 Oktober 2023.
Jumlah tersebut mencakup setidaknya 365 tentara yang terdaftar sebagai “tewas dalam aksi” di Gaza, Lebanon dan Tepi Barat yang diduduki, serta mereka yang tewas dalam serangan roket atau serangan lain di Israel, dan lainnya yang tewas dalam kecelakaan di jalan raya.
MEE melaporkan banyak tentara yang hanya diidentifikasi berdasarkan nama, pangkat, dan unitnya tanpa rincian lebih lanjut tentang penyebab kematian mereka.
Angka-angka baru yang dirilis minggu ini oleh departemen rehabilitasi militer ‘Israel’ juga menunjukkan adanya peningkatan baru-baru ini dalam jumlah tentara yang terluka yang memerlukan perhatian medis.
Pada hari Selasa, pihaknya mengatakan telah menerima 910 tentara yang terluka bulan ini di Lebanon. Informasi mengenai korban dikendalikan di Israel di mana media tunduk pada sensor militer yang ketat.
Situasi ini menyebabkan beberapa orang mempertanyakan apakah angka resmi mungkin tidak melaporkan skala kerugian sebenarnya yang diderita pasukan Israel di Gaza dan Lebanon.*
Sumber Klik disini