Hidayatullah.com– Dinas intelijen Kanada memperingatkan bahwa India menggunakan teknologi siber untuk melacak kalangan separatis di luar negeri.
Hal itu dikemukakan Communications Security Establishment (CSE) sehari setelah pemerintah negara itu menuduh seorang pejabat tinggi India mengizinkan dilakukannya kekerasan – yang mencakup pembunuhan – terhadap seorang aktivis Sikh di Vancouver.
CSE mengatakan India menggunakan teknologi siber “untuk melacak dan mengawasi gerak-gerik para aktivis dan pembangkang yang tinggal di luar negeri” serta meningkatkan serangan siber terhadap jaringan pemerintah Kanada.“
Jelas bahwa kita melihat India menjadi aktor ancaman [cyber] yang baru muncul,” kata Caroline Xavier, kepala CSE, dalam konferensi pers hari Rabu (30/10/2024) seperti dilansir AFP.
Kanada adalah rumah bagi komunitas Sikh terbesar di luar India, dan banyak orang India penganut ajaran Sikh yang mendukung pembentukan Khalistan – negara Sikh merdeka – bermukim di Kanada.
Ottawa menuduh India mendalangi pembunuhan warga negara naturalisasi Kanada Hardeep Singh Nijjar di Vancouver pada tahun 2023. Pria berusia 45 tahun itu merupakan juru kampanye “Khalistan” terkemuka.
Dalam laporan CSE dikatakan bahwa menyusul tuduhan Kanada terhadap India, “kelompok hacktivist pro-India” meluncurkan serangan DDoS – membanjiri sistem dengan lalu lintas online sehingga tidak dapat diakses oleh pengguna yang sah – yang melumpuhkan berbagai situs web Kanada termasuk situs publik milik militer.
Disebabkan tuduhan Ottawa bahwa pejabat India terlibat pembunuhan aktivis Sikh, Delhi dan Ottawa awal bulan ini saling mengusir duta besar dan diplomat seniornya.
Empat warga India sudah ditangkap oleh aparat Kanada dalam kaitannya dengan kasus-kasus tindak kekerasan terhadap orang-orang Sikh.*
Sumber Klik disini