Hidayatullah.com – Entitas Zionis ‘Israel’ meminta 25 negara untuk menggagalkan surat perintah penangkapan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Keamanan Yoav Gallant.
Melansir media berbahasa Ibrani Walla, Menteri Luar Negeri ‘Israel’ mengirimkan surat kepada 25 menlu di seluruh dunia meminta mereka mereka untuk “bergabung dengan Inggris mengajukan pendapat hukum kepada Mahkamah Pidana Internasional di Den Haag terhadap permintaan Jaksa Agung untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan Gallant.”
Walla juga mengutip pejabat senior di kementerian pendudukan Israel yang mengatakan bahwa “jika negara-negara ini, atau bahkan beberapa di antaranya, mengirimkan pendapat hukum seperti itu ke pengadilan di Den Haag, para hakim mungkin akan yakin bahwa tidak ada peluang untuk menanggapi permintaan Jaksa Agung.”
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) harus diizinkan untuk melakukan pekerjaannya “tanpa intimidasi”, demikian pernyataan bersama yang dikeluarkan sebelumnya, pada pertengahan Juni, oleh 93 negara yang bertujuan untuk memperkuat dukungan bagi badan peradilan tersebut, menurut The Guardian.
Kelompok besar negara anggota ICC berjanji untuk membela lembaga tersebut dan “menjaga integritasnya dari campur tangan politik dan tekanan terhadap pengadilan, para pejabatnya, dan mereka yang bekerja sama dengannya.”
Langkah ini diambil setelah lapor The Guardian yang mengungkap upaya-upaya “Israel” dan agen-agen mata-matanya untuk melemahkan, mempengaruhi, dan mengintimidasi ICC sebagai bagian dari kampanye pengawasan dan spionase selama sembilan tahun.
Pernyataan tersebut juga muncul menyusul peringatan baru-baru ini dari kepala jaksa penuntut ICC, Karim Khan, yang mengkonfirmasi bahwa pengadilan telah menghadapi “beberapa bentuk ancaman” dan kegiatan intelijen yang bermusuhan yang dimaksudkan untuk mengganggu dan secara tidak patut mempengaruhi pekerjaannya.
Khan mengatakan bulan lalu bahwa ia sedang mencari surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri pendudukan Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Keamanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, serta para pemimpin Hamas Yahya Sinwar, Ismail Haniyeh, dan Mohammad Deif, yang memicu tanggapan keras dari ‘Israel’ dan sekutunya.*
Sumber Klik disini