Kita sering mendengar istilah Life begins at 40. jika ditilik dari sisi psikologis, istilah life begins at 40 ini sesungguhnya kerap diucapkan sebagai bentuk dukungan atau semangat kepada orang yang sudah memasuki usia “kepala 4”. Namun, ungkapan ini juga sebagai gambaran bahwa seseorang di usia 40 tahun sudah memasuki jenjang yang stabil dan matang, baik secara emosional maupun finansial.
Secara karakter sudah semakin menetap, semakin berakar, puguh dengan siapa (diri) mereka. Jadi tidak mudah diombang-ambingkan lagi. Pada usia dewasa 40-an, kondisi ini mulai bisa disebut stabil. Parameternya, mulai memiliki tabungan, jenjang karier yang tetap dan berkembang, juga relasi yang kokoh.
Namun seseorang dengan usia 40an, dalam waktu bersamaan juga memiliki dua generasi yang menjadi tanggung jawabnya. Pertama, generasi di bawahnya, yakni anak-anak. Yang kedua adalah generasi di atasnya atau orangtua. Keduanya menuntut perhatian dari orang dewasa, seringkali masalah yang ada itu terjadi pada orang-orang di sekitar mereka, orangtuanya ternyata sakit-sakitan atau anaknya butuh biaya sekolah tinggi, sehingga perlu keputusan yang tepat dan matang.
Dalam Islam, usia manusia diklasifikasikan menjadi 4 (empat) periode, yaitu 1) periode kanak kanak atau thufuliyah, 2) periode muda atau syabab, 3) periode dewasa atau kuhulah, dan 4) periode tua atau syaikhukhah. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menyebut periode kanak-kanak itu mulai lahir hingga baligh, muda mulai dari usia baligh sampai 40 tahun, dewasa usia 40 tahun sampai 60 tahun, dan usia tua dari 60-70 tahun.
Usia 40 tahun dengan demikian adalah usia ketika manusia benar-benar meninggalkan masa mudanya dan beralih menapaki masa dewasa penuh yang disebut dengan usia dewasa madya (paruh baya) atau kuhulah. Hal ini sesuai dengan pendapat pakar psikologi seperti Elizabet B. Hurlock, penulis “developmental phycological” masa dewasa awal atau early adulthood terbentang sejak tercapainya kematangan secara hukum sampai kira-kira usia 40 tahun.
Selanjutnya adalah masa setengah baya atau midle age yang umumnya dimulai pada usia 40 tahun dan berakhir pada usia 60 tahun. Dan akhirnya, masa tua atau old age dimulai sejak terakhirnya masa setengah baya sampai seseorang meninggal dunia. Nuansa kejiwaan yang paling menarik pada usia 40 tahun ini adalah meningkatnya minat seseorang terhadap agama (religiusitas dan spiritualisme) setelah pada masa-masa sebelumnya minat terhadap agama itu boleh jadi kecil sebagaimana diungkapkan oleh banyak pakar psikologi sebagai least religious period of life.
Muslim dengan usia 40 tahun menurut konsep Al Qur’an dipandang sebagai orang Islam dengan usia dewasa dan istimewa. Teori manajemen, menyebut usia 40 tahun adalah batas usia produktif manusia. Teori psikologi, usia tersebut merupakan usia kematangan spiritual seorang manusia. Bahkan dalam hadits Rasulullah SAW yang dikutip oleh Imam Al-Ghazali. Manusia dengan usia 40 tahun dinilai memiliki kematangan mengolah dan mendayagunakan akal.
Apresiasi Al-Qur’an tentang bahasan usia (umur) termaktub dalam surat Al-Ahqaf ayat 15 menyebutkan bahwa di usia tersebut seorang manusia harus mereview ulang (flash back) terhadap dirinya sendiri, orang tua dan bersyukur kepada Allah SWT. Dalam ayat tersebut kalimat yang mengandung pengertian dewasa adalah lafadz balagh al-Syuddah yang berarti “mencapai usia dewasa” dalam lisan Arab kata al-Asyuddah diartikan sebagai seseorang yang sudah banyak pengalaman dan pengetahuan. Al-Asyudda adalah jamak dari kata Syuddah yang memiliki arti yang mempunyai kekuatan dan kesabaran atau ketabahan.
Mengacu pada pengertian di atas, maka istilah kedewasaan merupakan sebuah rentang waktu yang harus dilalui oleh seseorang hingga mencapai batas kekuatan fisik, kesempurnaan akal, maupun puncak ketabahan dan kematangan beragamanya. Dengan semakin meningkatnya taraf hidup dan semakin panjangnya usia rata-rata manusia saat ini, maka masa dewasa merupakan rentang waktu paling lama dalam kehidupan seseorang.
Menurut M. Rohma Rozikin (2021), di usia 40 tahun biasanya muncul kebijaksanaan, mulai muncul kestabilan jiwa, dan mulai berkurang dorongan hawa nafsu. Di usia ini atau menjelang usia ini pula biasanya orang mulai mendapatkan ujian hebat sampai akhirnya dia bertobat, kembali kepada Allah SWT, fokus untuk akhirat, dan menyadari semua kepalsuan dunia. Di usia ini orang biasanya mulai bisa lebih dewasa, lebih bisa menyadari statusnya sebagai hamba Allah, dan lebih bisa menghayati makna penyembahan terhadap Allah. Ketika seseorang berusia 40 tahun maka Allah memberikan janji-Nya dalam Al-Qur’an yaitu kematangan.
Maka hendaklah bersungguh-sungguh dalam hidup, menajamkan hikmah dan kebijaksanaan, membuang kejahilan, memperbanyak tobat dan lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Secara tegas dan berulang-ulang Alquran menjelaskan kepada manusia tentang proses penciptaannya dari awal hingga akhir.
Kemudian Alquran menjelaskan tentang kewajiban yang harus dilakukan manusia kepada orangtua. Bahkan tidak cukup sampai disitu, Alquran juga memberikan penjelasan tentang apa yang akan dialami manusia sesudah kehidupan duniawi. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Ahqaf (46) Ayat 15 :
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
“Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya itu selama tiga puluh bulan. Sehingga, apabila telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia (anak itu) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dapat beramal saleh yang Engkau ridai, dan berikanlah kesalehan kepadaku hingga kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.”
Sumber Klik disini