Hidayatullah.com – Perusahaan es krim internasional Ben & Jerry’s memuji aksi protes pro-Palestina yang melanda berbagai kampus di Amerika Serikat, dan menyebutnya sebagai sesuatu yang “esensial” bagi demokrasi.
“Protes yang dipimpin oleh mahasiswa terhadap Perang Vietnam dan Apartheid Afrika Selatan, dan sekarang protes kampus sebagai solidaritas terhadap Gaza, semuanya merupakan bagian dari sejarah yang kaya akan kebebasan berbicara dan protes tanpa kekerasan yang membuat perubahan dan penting bagi demokrasi yang kuat,” ujar dewan direksi Ben & Jerry’s pada Selasa (14/05). Dewan direksi tersebut merupakan lembaga independen yang bersikap berbeda dari Unilever, perusahaan induk Ben & Jerry’s.
Sejak 17 April, para mahasiswa di ratusan universitas di Amerika Serikat melakukan demonstrasi yang menyerukan gencatan senjata Gaza dan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang terkait dengan ‘Israel’, dengan mendirikan perkemahan permanen di kampus.
Sejak saat itu, aksi ini telah menginspirasi aksi serupa di seluruh dunia, termasuk di Prancis, Australia, Yunani dan Meksiko.
Entitas Zionis ‘Israel’ telah digugat dengan tuduhan genosida terhadap warga Palestina di Mahkamah Internasional. Di Gaza telah lebih dari 35.000 orang telah terbunuh dalam tujuh bulan terakhir, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Aksi demonstrasi tersebut telah ditanggapi dengan tindakan keras di Amerika Serikat, dengan polisi menangkap lebih dari 2.000 orang dan menangguhkan banyak orang lainnya.
Ben & Jerrys menyerukan gencatan senjata permanen di Gaza pada bulan Januari, dengan mengatakan bahwa “perdamaian adalah nilai inti dari merek ini”.
Berbicara kepada Financial Times, ketua dewan direksi Ben & Jerry’s, Anuradha Mittal, menyerukan tindakan segera, dengan membandingkan pernyataan terbaru dari perusahaan ini dengan posisinya dalam isu-isu global lainnya.
“Dari Irak hingga Ukraina [perusahaan] secara konsisten membela prinsip-prinsip ini. Hari ini tidak berbeda, kami menyerukan perdamaian dan gencatan senjata yang permanen dan segera,” kata Mittal kepada FT.
Perusahaan makanan penutup berbahan dasar susu yang berbasis di Vermont ini mengumumkan akan berhenti menjual produknya di wilayah Palestina yang diduduki Israel tiga tahun yang lalu, setelah mendapat kecaman dari para aktivis dan pegiat hak asasi manusia.
Ben & Jerry’s mengatakan bahwa hal itu “tidak konsisten” dengan nilai-nilainya untuk terus melakukan hal tersebut, dan perusahaan induknya, Unilever, mengatakan bahwa mereka akan mencari “pengaturan baru” untuk menjual es krim mereka.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Unilever kemudian melepaskan bisnis Ben & Jerry’s Israel kepada pemegang lisensi lokal, dan tetap menjual es krimnya di negara tersebut. Dewan Ben & Jerry’s menggugat untuk mencoba memblokir penjualan tersebut, dan gugatan tersebut kemudian “diselesaikan.”
Unilever tidak menanggapi permintaan Reuters untuk memberikan komentar.*
Baca juga: Pembuat Es Krim Ben & Jerry’s Menghentikan Penjualan di Wilayah Palestina yang Diduduki ‘Israel’
Sumber Klik disini