MUSLIM secara bahasa artinya orang yang berserah diri. Ikhlas menyerahkan akal, jiwa dan raganya untuk menyembah Allah SWT. Merujuk hal tersebut taat syariat Allah adalah konsekuensi keimanan seorang muslim.
Taat syariatharus direalisasikan dalam kehidupan, dengan menjalankan semua perintahNya dan menjauhi laranganNya. Yang harus dipahami setiap ketaatan pada syariatatau sebaliknya berkonsekuensi pada balasan di akhirat (surga atau neraka).
Semua yang dilarang Allah yang menyebabkan bertambahnya dosa maka tinggalkan. Semua yang diwajibkan Allah yang membawa kemashlahatann maka kerjakan. Semua yang disunnahkan yang membawa kebaikan maka maksimalkan tunaikan. Semua yang dimubahkan menjadi pilihan. Semua yang dimakruhkan maka perhatikan agar tak tergelincir pada apa yang kurang Allah sukai. Ya begitulah perbuatan seorang muslim seyogyanya.
Allah SWT berfirman:
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ . وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Al Zalzalah. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. Al Zalzalah ayat 7-8).
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُوْنَ حَتّٰى يُحَكِّمُوْكَ فِيْمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوْا فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (QS. An Nisa ayat 65)
Perintah dan larangan Allah yang termaktub dalam Al Quran dan hadist menjadi pedoman setiap muslim. Pelaksanaannya haruslah menyeluruh (QS al Baqarah ayat 208). Tak boleh sepenggal, sesuai selera hawa nafsu dan mengikuti langkah setan (QS. Al Baqarah ayat 85). Pun jika ada perbedaan hukum fiqih dalam syari’at, saling menghargai karena hal tersebut termasuk pendapat Islami.
Taat syariat dalam setiap amalan hati dan perbuatan adalah tanda cinta pada Allah. Kepastian bahwa taat syariatakan mendatangkan keberkahan bagi diri hatta semua makhluk di bumi. Sebaliknya ingkar dan mendustakan ayat-ayat Allah dengan berpaling pada syariatNya akan mendapatkan kehinaan dunia dan akhirat.
Hal ini dialami oleh kaum nabi Nuh yang didatangkan banjir besar yang menenggelamkan mereka. Kaum nabi Luth pelaku sodom yang dihujani hujan batu dan dibalikkan ke bumi. Kaum ‘Ad disiksa dengan angin puting beliung hingga semua mati bagaikan pelepah kurma yang kering berterangan. Kaum nabi Musa yang mengikuti Firaun ditenggelamkan di dasar laut. Kaum Tsamud disiksa dengan guntur dahsyat yang menghancurkan mereka.
Allah SWT berfiman :
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al A’raf ayat 96).
Semua ini adalah pelajaran bagi kaum muslim. Harus tumbuh kesadaran untuk mengambil hikmah dari kaum terdahulu, untuk tak mengikuti jejak mereka yang ingkar. Ya sudah saatnya muslim kembali menerapkan syariatIslam kaffah dalam aspek kehidupan untuk meraih ridhaNya semata. Wallahu a’lam bish-shawab. []
(Ummu Neysa)
Sumber Klik disini