Hidayatullah.com – Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, yang didukung Rusia mengumumkan dimulainya pembangunan lima gedung dengan masing-masing 35 apartemen di ibu kota Grozny. Gedung tersebut merupakan bagian dari desa “Palestina” yang ditujukan untuk warga Jalur Gaza yang mengungsi dari Perang Israel-Hamas.
Sejauh ini, Rusia telah menerima sekitar 1.200 pengungsi Gaza, beberapa di antaranya bahkan telah memperoleh kewarganegaraan Rusia.
Chechnya, sebuah republik Rusia di Kaukasus yang berpenduduk sekitar 1,5 juta jiwa – sebagian besar Muslim – sedang mempromosikan pendirian sebuah “desa Palestina” untuk menampung para pengungsi Gaza yang melarikan diri dari rumah mereka karena serangan keji “Israel” dan berhasil meninggalkan Jalur Gaza.
Desa Palestina, yang terletak di Grozny, rencananya akan terdiri dari bangunan tempat tinggal dengan total 35 apartemen. Area perumahan yang direncanakan akan mencakup sekitar 4.200 meter persegi. Rumah-rumah itu akan berlokasi di distrik Vizaitovskiy di Grozny, dekat dengan sekolah dan taman kanak-kanak.
Baca juga: Ramzan Kadyrov, Perang Ukraina Rusia dan Fitnah Akhir Zaman
Ramzan Kadyrov: Saudara-saudara kami dari Palestina akan beradaptasi di sini
Dalam upacara peletakan batu pertama pembangunan pemukiman masa depan, pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, turut hadir bersama para pengungsi Palestina.
“Kami akan terus aktif mempromosikan adaptasi saudara-saudara Palestina kami dengan kehidupan di Republik Chechnya, termasuk pekerjaan mereka,” kata Kadyrov dalam pidatonya.
Pendanaan untuk pembangunan desa tersebut akan disediakan oleh yayasan publik regional yang diberi nama Akhmad Kadyrov, ayah dari presiden yang sedang menjabat, yang juga pernah menjadi presiden Chechnya sebelum tewas pada tahun 2004.
Sekitar 100.000 rubel Rusia (sekitar 1.200 dolar AS) telah dialokasikan oleh yayasan tersebut untuk setiap keluarga Palestina.
“Hingga saat ini, sekitar 130 juta rubel (1,5 juta dolar AS dalam bentuk dana non-budgeter telah dihabiskan untuk semua bantuan yang diberikan kepada para pengungsi internal, termasuk bantuan kemanusiaan yang dikirim ke Jalur Gaza,” ujar Ahmed Dudaev, Menteri Kebijakan Nasional, Hubungan Luar Negeri, Pers dan Informasi Republik Chechnya.
Menurut Alex Tancer, mantan ketua Komite Tindak Lanjut Pemenuhan Janji Imigran, “Rusia telah menerima 1.124 pengungsi dari Gaza, yang hampir semuanya tiba di daerah dengan populasi Muslim. Keluarga-keluarga yang tidak memiliki kewarganegaraan Rusia, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak, menerima paspor dan kewarganegaraan Rusia. Bahkan di daerah lain, media Rusia melaporkan bahwa para pengungsi Gaza telah diberikan rumah yang hangat dan perawatan yang baik, termasuk belajar bahasa Rusia dan mengatur pekerjaan dan studi di universitas lokal.”
Baca juga: Pasukan Kadyrov, Manuver Putin, dan Sikap Umat Islam
Mempertahankan Tanah Air
Pada Oktober 2023, lembaga Sunni tertua di dunia Al-Azhar menyampaikan penghormatan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang mempertahankan tanah air mereka dan menolak menjadi pengungsi.
Kepada warga Gaza yang sedang mempertahankan tanah mereka, Al-Azhar berpesan bahwa, ”Lebih baik kalian mati di tanah kalian sebagai ksatria, pahlawan, dan syahid daripada meninggalkannya.”
Al Azhar juga menegaskan, “Dan ketahuilah bahwa meninggalkan tanah Anda berarti kematian tujuan Anda dan tujuan kami, serta hilangnya tujuan tersebut selamanya.”
Sejak 7 Oktober hingga kini, jumlah warga Palestina yang syahid di Gaza telah mencapai 23.000, dengan mayoritas perempuan dan anak-anak.*
Sumber Klik disini