Tag:

Murniati Mukhlisin

Komunitas Disabilitas di Bandung Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah bersama OJK dan Sakinah Finance

Bandung (Mediaislam.id) – Bertempat di HARRIS Hotel & Conventions Festival Citylink, Bandung pada Rabu (18/12) telah dilaksanakan kegiatan “Seribu Literasi dan Ta’awun Disabilitas Se-Bandung Raya”. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 1000 peserta yang terdiri dari penyandang disabilitas, pendamping komunitas, perwakilan pemerintah, organisasi sosial, serta pihak swasta. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan syariah di kalangan masyarakat disabilitas yang masih memiliki keterbatasan akses terhadap informasi keuangan. Melalui program ini, diharapkan para peserta dapat memahami pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak serta meningkatkan inklusi keuangannya. Acara dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan persembahan musik religi, pembacaan Al-Qur’an Isyarat dan Braille, serta menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan oleh Murniati Mukhlisin, Pendiri Sakinah Finance, yang menekankan pentingnya literasi keuangan syariah, bisnis syariah, bekerja di lembaga syariah, dan program Ta’awun (saling tolomg menolong) sebagai langkah mendukung inklusi keuangan yang lebih merata. Acara dilanjutkan dengan ceramah oleh KH Miftah Faridl, yang memberikan tausiyah dan motivasi kepada para penyandang disabilitas tentang pentingnya sholat malam dan membaca Al-Qur’an. Hadir juga Dandan Riza Wardana, Dewan Kehormatan Gerakan Nasional Pencegahan Korupsi (GNPK) RI, yang mengapresiasi upaya dalam mendukung akses literasi keuangan bagi disabilitas dan Muhammad Ikhsan Hutahaean, Deputi Direktur OJK Jawa Barat, yang mendukung penguatan keterlibatan komunitas disabilitas di ranah keuangan melalui program-program seperti ini. Acara juga menampilkan peluncuran Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Sobat Syariah, pertunjukan angklung disabilitas dibimbing oleh SBS Angklung. Adapun masalah minimnya literasi keuangan syariah masyarakat hingga edukasi bahaya pinjaman online disampaikan oleh Tasya Kurnia, Kasubdit Edukasi dan Literasi, Grup Literasi dan Inklusi Syariah (GLIKS) Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pelatihan dan Edukasi Para peserta mengikuti berbagai pelatihan dan sesi edukasi, seperti: Literasi keuangan syariah yang dipandu oleh Madam Ani bersama puluhan trainer dari Sakinah Finance. Juga pelatihan keterampilan kerja, seperti make-up artist, merajut, public speaking, hingga pelatihan bekerja di lembaga keuangan syariah dan asuransi syariah. Pelatihan-pelatihan tersebut memberikan wawasan dan keterampilan baru bagi peserta, terutama bagi mereka yang sebelumnya belum memiliki akses ke pelatihan serupa. Acara ini terlaksana berkat kolaborasi antara Sakinah Finance, OJK, berbagai komunitas disabilitas, serta berbagai pihak lainnya. Dukungan dari GNPK RI, Otoritas Jasa Keuangan, dan organisasi sosial menjadi elemen penting dalam kesuksesan kegiatan ini. Melalui kegiatan ini, diharapkan penyandang disabilitas dapat semakin mandiri secara finansial dan menjadi bagian dari inklusi keuangan yang lebih luas. Ketua pelaksana kegiatan ini yaitu Agung Pratama juga menyampaikan harapan agar program serupa dapat dilaksanakan secara berkelanjutan di wilayah lainnya. Kegiatan ditutup dengan refleksi bersama dan doa, serta pemberian kartu Ta’awun sebagai simbol dukungan terhadap inklusi keuangan yang ramah bagi penyandang disabilitas. [ ]

Jadi Dai Dompet Dhuafa, Murniati Dakwah di AS dan Kanada

Washington (Mediaislam.id) – Pendiri Sakinah Finance Murniati Mukhlisin menjalankan tugas dakwah dengan mengisi kajian keuangan syariah di Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Program tersebut berjalan atas kerjasama antara Dompet Dhuafa USA dan Sakinah Finance yang didukung oleh Cordofa-Dompet Dhuafa Pusat, serta para pengurus Masjid At-Thohir, Pengajian Las Vegas, MIIT, Konjen RI di Toronto, Pengajian Michigan, IMAAM Center, Comfasion, MIC, IMFO, Pengajian Virginia, dan Harvard University. “Selama 17 hari ini, kami mengadakan beberapa kajian yaitu dua kajian di Masjid At-Thohir di Los Angeles, dua kajian di Las Vegas, dua kajian di Toronto, satu kajian di Michigan, tiga kajian di Washington DC, dan satu kajian di Virginia, dengan total peserta sebanyak 450 orang” ujar Murniati yang selama perjalanan didampingi oleh Nina Marliani, seorang pakar perbankan syariah dan juga Alumni Sakinah Finance. Wanita yang akrab disapa Madam Ani ini juga mengadakan beberapa kunjungan strategis yaitu menjumpai pakar IT asal Indonesia yang bekerja di Silicon Valley, California, Konjen RI di Toronto, Imam Besar Masjid Sayeda Khadija Centre di Toronto, manajemen perusahaan investasi syariah Sterling Management di Virginia, manajemen International International Institute of Islamic Thought (IIIT) di Virginia, manajemen Indonesian Muslim Association in America (IMAAM) di Maryland, dan Direktur Eksekutif WorldBank di Washington DC. Mewakili Institut Tazkia, Madam Ani menjadi pembicara di Islamic Finance Conference at Harvard University dengan membawakan topik “Circular Economies and Its Impact on ESG; from Islamic Perspective, Indonesian Case”, yang dihadiri oleh 200 peserta. Selain itu, Madam Ani mengisi Podcast Salam Indonesia di Toronto tentang prinsip-prinsip syariah dalam keuangan keluarga. Selama perjalanan, Madam Ani menangani 39 sesi konsultasi Zakat, Waris, Utang, Wakaf, via WA dan tatap muka. Hal ini bukti bahwa masyarakat Muslim di Amerika dan Kanada sangat antusias ingin mempraktikkan syariah dalam kehidupan mereka. Salah satu sesi ekslusif adalah acara pengucapan syahadah Keluarga Buttner yang dituntun oleh Madam Ani. Keluarga tersebut terdiri dari istri asal Indonesia, suami asal Kanada, dan putrinya, warga negara Kanada. “Selanjutnya, Madam berharap bisa membantu Konjen RI untuk expo halal Indonesia di Toronto, membantu IMAAM Center untuk mengadakan The First International Islamic Economics and Finance Conference for Development (IIEFC4D) 2025, juga membantu membentuk IMAAM Endowment Fund (Wakaf) di Amerika” kata Murniati. [ ]

Bersama Dompet Dhuafa, Pendiri Sakinah Finance Dakwah di AS dan Kanada

Washington (SI Online) – Pendiri Sakinah Finance Murniati Mukhlisin menjalankan tugas dakwah dengan mengisi kajian keuangan syariah di Amerika Serikat (AS) dan Kanada.Program tersebut berjalan atas kerjasama antara Dompet Dhuafa USA dan Sakinah Finance yang didukung oleh Cordofa-Dompet Dhuafa Pusat, serta para pengurus Masjid At-Thohir, Pengajian Las Vegas, MIIT, Konjen RI di Toronto, Pengajian Michigan, IMAAM Center, Comfasion, MIC, IMFO, Pengajian Virginia, dan Harvard University.“Selama 17 hari ini, kami mengadakan beberapa kajian yaitu dua kajian di Masjid At-Thohir di Los Angeles, dua kajian di Las Vegas, dua kajian di Toronto, satu kajian di Michigan, tiga kajian di Washington DC, dan satu kajian di Virginia, dengan total peserta sebanyak 450 orang” ujar Murniati yang selama perjalanan didampingi oleh Nina Marliani, seorang pakar perbankan syariah dan juga Alumni Sakinah Finance.Wanita yang akrab disapa Madam Ani ini juga mengadakan beberapa kunjungan strategis yaitu menjumpai pakar IT asal Indonesia yang bekerja di Silicon Valley, California, Konjen RI di Toronto, Imam Besar Masjid Sayeda Khadija Centre di Toronto, manajemen perusahaan investasi syariah Sterling Management di Virginia, manajemen International International Institute of Islamic Thought (IIIT) di Virginia, manajemen Indonesian Muslim Association in America (IMAAM) di Maryland, dan Direktur Eksekutif WorldBank di Washington DC.Mewakili Institut Tazkia, Madam Ani menjadi pembicara di Islamic Finance Conference at Harvard University dengan membawakan topik “Circular Economies and Its Impact on ESG; from Islamic Perspective, Indonesian Case”, yang dihadiri oleh 200 peserta. Selain itu, Madam Ani mengisi Podcast Salam Indonesia di Toronto tentang prinsip-prinsip syariah dalam keuangan keluarga.Selama perjalanan, Madam Ani menangani 39 sesi konsultasi Zakat, Waris, Utang, Wakaf, via WA dan tatap muka. Hal ini bukti bahwa masyarakat Muslim di Amerika dan Kanada sangat antusias ingin mempraktikkan syariah dalam kehidupan mereka. Salah satu sesi ekslusif adalah acara pengucapan syahadah Keluarga Buttner yang dituntun oleh Madam Ani. Keluarga tersebut terdiri dari istri asal Indonesia, suami asal Kanada, dan putrinya, warga negara Kanada.“Selanjutnya, Madam berharap bisa membantu Konjen RI untuk expo halal Indonesia di Toronto, membantu IMAAM Center untuk mengadakan The First International Islamic Economics and Finance Conference for Development (IIEFC4D) 2025, juga membantu membentuk IMAAM Endowment Fund (Wakaf) di Amerika” kata Murniati. [ ]

Murniati Mewakili Kampus Tazkia Bicara di Universitas Harvard

Boston (Mediaislam.id) – Untuk kali keduanya, Murniati Mukhlisin mewakili Institut Agama Islam Tazkia dan juga Indonesia menjadi pembicara di ajang Islamic Finance Conference (IFC) di Harvard University, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat pada Jum’at dan Sabtu, 25-26 Oktober 2024. Sebelumnya Murniati membentangkan penelitiannya tentang politik ekonomi akuntansi dalam praktiknya di industri asuransi syariah. Sedangkan kali ini, panitia meminta topik tentang ekonomi sirkular “Circular Economies: Production, Consumption, and Regenaration from Islamic Perspective” dengan contoh regulasi dan praktik dari Indonesia. Konferensi ini adalah yang ke-28 yang kali ini dihadiri oleh 200 peserta dari berbagai kota di Amerika yang awalnya diselenggarakan oleh Faculty of Law, Harvard University, namun kali ini digerakkan oleh Harvard University Muslim Alumni. Turut hadir memberikan sambutan yaitu pendiri program Islalmic Finance Conference (IFC) Syed Nazim Ali, yang sekarang menjadi Research Professor and Director, Research Division at the College of Islamic Studies (CIS), Hamad Bin Khalifa University (HBKU), Qatar dan Shaykh Yasir Qadhi, Dean of The Islamic Seminary of America and Resident Scholar of the East Plano Islamic Center, USA. Murniati yang akrab dipanggil Madam Ani adalah pembicara dari luar Amerika yang memaparkan hasil kajian BAPPENAS tentang peta jalan 2025-2045 mengenai “The Future is Circular: Langkah Nyata Inisiatif Ekonomi Sirkular di Indonesia.” Peta jalan tersebut menitikberatkan pada makanan dan minuman, tekstil, konstruksi, grosir dan eceran (plastik), serta elektronik. Peserta cukup responsif dan ingin mempelajari lebih jauh langkah nyata para pelaku usaha di Indonesia bagaimana menjalankan Prinsip ‘9R’ yaitu: RETHINK (Mengevaluasi gaya hidup menjadi lebih sederhana & peduli lingkungan); REFUSE (Menolak pemakaian benda yang akan jadi sampah & menolak gaya hidup boros dan tak peduli); REDUCE (mengurangi semua bentuk kegiatan atau perilaku yang dapat meningkatkan produksi sampah); RECYCLE (mengolah kembali barang bekas, agar materinya dapat digunakan lebih lanjut); REUSE (memanfaatkan ulang barang bekas yang belum diolah, namun masih bernilai guna); REPLACE (mengganti bahan yang berbahaya buat lingkungan, dengan bahan yang bisa dipakai ulang); REPLANT (menanam kembali atau mengganti bahan yang kita pakai); REFILL (membiasakan penggunaan wadah yang bisa diisi ulang); REPAIR (melakukan pemeliharaan barang, agar tidak perlu beli yang baru). Murniati menyimpulkan bahwa Ekonomi sirkular meningkatkan peranan pelaku usaha pada Environment, Social, Governance (ESG) yang tidak hanya menawarkan pertumbuhan ekonomi baru tetapi juga keberlanjutan dan hal ini sangat sejalan dengan Al-Qur’an. Misalnya di QS Taha (20): 81 dimana Allah menyerukan manusia untuk makan dari rezeki yang baik-baik dari Allah melalui cara yang tidak melampaui batas. “Saya berharap Kabinet Merah Putih terus mendukung perkembangan sektor-sektor industri halal dengan memasukan syarat ekonomi sirkular di dalamnya, supaya bukan hanya sekedar memastikan syarat halal tapi juga dengan cara yang baik” ujar Murniati. Dia juga memberikan contoh nyata yang sudah dilakukan oleh Sakinah Finance, lembaga literasi dan inklusi syariah yang dikembangkannya mengenai praktik ekonomi sirkular yaitu pemberdayaan disabilitas dengan eco-enzym dari bekas kulit buah. Hasilnya adalah pupuk, sabun, pembersih lantai, pencuci piring, rambut dan pakaian, serta obat luka dan minyak urut.

Murniati Mukhlisin Jadi Pembicara Konferensi Keuangan Islam di Universitas Harvard

Boston (SI Online) – Untuk kali keduanya, Murniati Mukhlisin mewakili Institut Agama Islam Tazkia dan juga Indonesia menjadi pembicara di ajang Islamic Finance Conference (IFC) di Harvard University, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat pada Jum’at dan Sabtu, 25-26 Oktober 2024.Sebelumnya Murniati membentangkan penelitiannya tentang politik ekonomi akuntansi dalam praktiknya di industri asuransi syariah. Sedangkan kali ini, panitia meminta topik tentang ekonomi sirkular “Circular Economies: Production, Consumption, and Regenaration from Islamic Perspective” dengan contoh regulasi dan praktik dari Indonesia.Konferensi ini adalah yang ke-28 yang kali ini dihadiri oleh 200 peserta dari berbagai kota di Amerika yang awalnya diselenggarakan oleh Faculty of Law, Harvard University, namun kali ini digerakkan oleh Harvard University Muslim Alumni. Turut hadir memberikan sambutan yaitu pendiri program Islalmic Finance Conference (IFC) Syed Nazim Ali, yang sekarang menjadi Research Professor and Director, Research Division at the College of Islamic Studies (CIS), Hamad Bin Khalifa University (HBKU), Qatar dan Shaykh Yasir Qadhi, Dean of The Islamic Seminary of America and Resident Scholar of the East Plano Islamic Center, USA.Murniati yang akrab dipanggil Madam Ani adalah pembicara dari luar Amerika yang memaparkan hasil kajian BAPPENAS tentang peta jalan 2025-2045 mengenai “The Future is Circular: Langkah Nyata Inisiatif Ekonomi Sirkular di Indonesia.” Peta jalan tersebut menitikberatkan pada makanan dan minuman, tekstil, konstruksi, grosir dan eceran (plastik), serta elektronik.Peserta cukup responsif dan ingin mempelajari lebih jauh langkah nyata para pelaku usaha di Indonesia bagaimana menjalankan Prinsip ‘9R’ yaitu: RETHINK (Mengevaluasi gaya hidup menjadi lebih sederhana & peduli lingkungan); REFUSE (Menolak pemakaian benda yang akan jadi sampah & menolak gaya hidup boros dan tak peduli); REDUCE (mengurangi semua bentuk kegiatan atau perilaku yang dapat meningkatkan produksi sampah); RECYCLE (mengolah kembali barang bekas, agar materinya dapat digunakan lebih lanjut); REUSE (memanfaatkan ulang barang bekas yang belum diolah, namun masih bernilai guna); REPLACE (mengganti bahan yang berbahaya buat lingkungan, dengan bahan yang bisa dipakai ulang); REPLANT (menanam kembali atau mengganti bahan yang kita pakai); REFILL (membiasakan penggunaan wadah yang bisa diisi ulang); REPAIR (melakukan pemeliharaan barang, agar tidak perlu beli yang baru).Murniati menyimpulkan bahwa Ekonomi sirkular meningkatkan peranan pelaku usaha pada Environment, Social, Governance (ESG) yang tidak hanya menawarkan pertumbuhan ekonomi baru tetapi juga keberlanjutan dan hal ini sangat sejalan dengan Al-Qur’an. Misalnya di QS Taha (20): 81 dimana Allah menyerukan manusia untuk makan dari rezeki yang baik-baik dari Allah melalui cara yang tidak melampaui batas.“Saya berharap Kabinet Merah Putih terus mendukung perkembangan sektor-sektor industri halal dengan memasukan syarat ekonomi sirkular di dalamnya, supaya bukan hanya sekedar memastikan syarat halal tapi juga dengan cara yang baik” ujar Murniati.Dia juga memberikan contoh nyata yang sudah dilakukan oleh Sakinah Finance, lembaga literasi dan inklusi syariah yang dikembangkannya mengenai praktik ekonomi sirkular yaitu pemberdayaan disabilitas dengan eco-enzym dari bekas kulit buah. Hasilnya adalah pupuk, sabun, pembersih lantai, pencuci piring, rambut dan pakaian, serta obat luka dan minyak urut. [ ]

Murniati Dai Ambassador Dompet Dhuafa Berdakwah di Amerika dan Kanada

Tangerang (Mediaislam.id) – Dompet Dhuafa terus berkomitmen menghadirkan program-program bermanfaat dalam bidang layanan, sosial, dakwah, dan kemanusian. Melalui Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) kegiatan dakwah bagi masyarakat di seluruh penjuru negeri terus dijalankan. Salah satunya program dakwah bersama DD-USA yang menghadirkan pakar keislaman untuk membahas topik-topik keislaman yang relevan dengan masyarakat Amerika. Dalam memperkuat upaya dakwah ini, akan dilaksanakan program kunjungan bersama pakar yaitu Murniati Mukhlisin, Guru Besar Akuntansi Syariah Institut Tazkia pada 11 hingga 28 Oktober 2024. Ia merupakan pakar terkemuka bidang Perencanaan Keuangan Syariah lulusan PhD Akuntansi Syariah dari University of Glasgow, UK dan PhD Al-Qur’an dan Tafsir dari PTIQ Jakarta. Sebelum keberangkatan, pada Selasa (08/10/24) diagendakan pertemuan pelepasan dengan sesi penguatan program oleh KH. Ahmad Shonhaji selaku Direktur Yayasan Sumberdaya Masyarakat Indonesia (Mitra Pelaksana Program Dompet Dhuafa). Murniati kali ini didampingi oleh Nina Marliani, seorang bankir syariah, pegiat zakat dan merupakan Alumni Sakinah Finance. Ahmad Shonhaji mengatakan bahwa “tujuan dakwah melalui keuangan ini adakah supaya bisa dakwah ke semua lapisan masyarakat yang merupakan salah satu pilar Dompet Dhuafa. Lima pilar Dompet Dhuafa adalah program kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial, serta dakwah dan budaya.” Murniati Mukhlisin yang juga dikenal dengan panggilan Madam ini menambahkan bahwa “Roadshow kali ini yang bukan hanya di wilayah Amerika tapi juga sampai ke Kanada. Hal ini menunjukan bahwa keberadaan Dompet Dhuafa USA sudah didengar hingga ke negeri jirannya. “Saya berharap materi yang akan dibawakan yaitu bagaimana mengelola pendapatan, kebutuhan, surplus, defisit, impian keuangan, risiko keuangan keluarga termasuk perhitungan zakat dan waris akan diterima oleh komunitas yang akan hadir nanti termasuk para muallaf,” ujarnya. Menurutnya, mendakwahkan keuangan syariah adalah salah satu pintu masuk untuk menjelaskan keindahan Islam dalam transaksi muamalah yang dapat memberikan pemahaman bahwa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin.” “Topik lainnya adalah juga tentang pengembangan sektor industri halal seperti keuangan syariah, makanan dan minuman halal, pariwisata ramah Muslim, kosmetik dan obat-obatan halal, pakaian Muslim, serta media dan rekreasi Islami di tanah air,” ungkap Murniati. Wilayah Amerika yang menjadi agenda dalam kunjungan diantaranya Los Angeles, Las Vegas, San Fransisco, Michigan, Boston, Washington DC, dan Virginia, juga termasuk Toronto, Kanada. Adapun kegiatan program berupa kunjungan komunitas untuk sesi diskusi, pengajian/halaqah, hingga mengisi di acara konferensi keuangan syariah di Harvard University. Hadirnya program ini diharapkan dapat meberikan edukasi kepada para mualaf di Amerika Serikat dan Kanada untuk memperdalam pemahaman mereka tentang prinsip-prinsip Islam, terutama dalam konteks keuangan syariah dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. [ ]

Jadi Dai Ambassador Dompet Dhuafa, Murniati akan Berdakwah di Amerika dan Kanada

Tangerang (SI Online) – Dompet Dhuafa terus berkomitmen menghadirkan program-program bermanfaat dalam bidang layanan, sosial, dakwah, dan kemanusian. Melalui Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) kegiatan dakwah bagi masyarakat di seluruh penjuru negeri terus dijalankan.Salah satunya program dakwah bersama DD-USA yang menghadirkan pakar keislaman untuk membahas topik-topik keislaman yang relevan dengan masyarakat Amerika.Dalam memperkuat upaya dakwah ini, akan dilaksanakan program kunjungan bersama pakar yaitu Murniati Mukhlisin, Guru Besar Akuntansi Syariah Institut Tazkia pada 11 hingga 28 Oktober 2024. Ia merupakan pakar terkemuka bidang Perencanaan Keuangan Syariah lulusan PhD Akuntansi Syariah dari University of Glasgow, UK dan PhD Al-Qur’an dan Tafsir dari PTIQ Jakarta.Sebelum keberangkatan, pada Selasa (08/10/24) diagendakan pertemuan pelepasan dengan sesi penguatan program oleh KH. Ahmad Shonhaji selaku Direktur Yayasan Sumberdaya Masyarakat Indonesia (Mitra Pelaksana Program Dompet Dhuafa).Murniati kali ini didampingi oleh Nina Marliani, seorang bankir syariah, pegiat zakat dan merupakan Alumni Sakinah Finance.Ahmad Shonhaji mengatakan bahwa “tujuan dakwah melalui keuangan ini adakah supaya bisa dakwah ke semua lapisan masyarakat yang merupakan salah satu pilar Dompet Dhuafa. Lima pilar Dompet Dhuafa adalah program kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial, serta dakwah dan budaya.”Murniati Mukhlisin yang juga dikenal dengan panggilan Madam ini menambahkan bahwa “Roadshow kali ini yang bukan hanya di wilayah Amerika tapi juga sampai ke Kanada. Hal ini menunjukan bahwa keberadaan Dompet Dhuafa USA sudah didengar hingga ke negeri jirannya.“Saya berharap materi yang akan dibawakan yaitu bagaimana mengelola pendapatan, kebutuhan, surplus, defisit, impian keuangan, risiko keuangan keluarga termasuk perhitungan zakat dan waris akan diterima oleh komunitas yang akan hadir nanti termasuk para muallaf,” ujarnya.Menurutnya, mendakwahkan keuangan syariah adalah salah satu pintu masuk untuk menjelaskan keindahan Islam dalam transaksi muamalah yang dapat memberikan pemahaman bahwa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin.”“Topik lainnya adalah juga tentang pengembangan sektor industri halal seperti keuangan syariah, makanan dan minuman halal, pariwisata ramah Muslim, kosmetik dan obat-obatan halal, pakaian Muslim, serta media dan rekreasi Islami di tanah air,” ungkap Murniati.Wilayah Amerika yang menjadi agenda dalam kunjungan diantaranya Los Angeles, Las Vegas, San Fransisco, Michigan, Boston, Washington DC, dan Virginia, juga termasuk Toronto, Kanada. Adapun kegiatan program berupa kunjungan komunitas untuk sesi diskusi, pengajian/halaqah, hingga mengisi di acara konferensi keuangan syariah di Harvard University.Hadirnya program ini diharapkan dapat meberikan edukasi kepada para mualaf di Amerika Serikat dan Kanada untuk memperdalam pemahaman mereka tentang prinsip-prinsip Islam, terutama dalam konteks keuangan syariah dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. [ ]

Sakinah Finance Berikan Edukasi Keuangan Syariah di Ponpes Al-Andalus

Bogor (SI Online) – Sakinah Finance Memberikan Seminar Perencanaan Pengelolaan Keuangan dengan judul “Perencanaan Keuangan Islami” bagi Pegawai Pesantren Islam International Al-Andalus, pada Ahad, 29 September 2024 /26 Rabi’ul Awal 1446 H, berlokasi di Pesantren Al-Andalus Putri, Jl. Raya Menteng KM. 6 Dusun Kadupandak, Desa Balekambang, Jonggol, Kabupaten Bogor.Seminar ini dihadiri oleh sekitar 150 peserta, dan diawali dengan sambutan dari Mudir atau pimpinan dari Pesantren Islam International Al-Andalus, Ustaz Nurdin Apud Sarbini.Ustaz Nurdin menekankan mengenai penting nya belajar mengenai pengelolaan keuangan terutama tentang berbisnis dan juga berinvestasi bagi santri/santriwati agar lebih produktif.Selain itu, di sesi Seminar ini, Murniati Mukhlisin selaku narasumber memberikan arahan mengenai pengisian Arus Kas dan juga Pengisian Impian melalui Perencanaan Keuangan dalam jangka pendek, jangka menengah hingga jangka panjang, serta perhitungan waris.Murniati Mukhlisin juga menjelaskan mengenai bahaya nya Pinjaman Online (Pinjol) illegal serta Judi Online (Judol), yang saat ini masyarakat yang terjebak dan terjerat Pinjol dan Judol banyak berasal dari kalangan pelajar, baik di sekolah maupun kampus.“Mari pastikan masalah keuangan personal dan keluarga ini menjadi perhatian pondok karena banyak ustaz dan santri menghadapi masalah keuangan keuangan yang disebabkan karena rapuhnya perencanaan” ujar Murniati yang sering dipanggil Madam Ani ini.Sekilas tentang Pesantren Islam International Al-Andalus, yang berdiri pada tahun 2013, yang dicetus oleh anggota Himpunan Alumni Pesantren Islam Al-Irsyad (HAPIA) Tengaran. Pesantren ini memiliki 2 kampus untuk putra dan putri, untuk Pesantren putra memiliki luas 5,5 hektare, sedangkan Pesantren putri memiliki luas 2,2 hektare. Jumlah santri dan santriwati keseluruhan sebanyak 685, dengan jumlah alumni sebanyak 361, dan Guru beserta jajaran Staff sebanyak 206.Pesantren Islam International Al-Andalus yaitu lembaga pendidikan Islam berbasis pesantren modern di Bogor, Jawa Barat dengan visi “Kaderisasi Umat Rabbani, Cendekia, dan Mandiri” dengan basis Risalah Dakwah Ahlussunnah Wal Jama’ah. Pesantren ini mengusung konsep perpaduan antara Tahfidz Al-Qur’an, Kurikulum Pendidikan Nasional (Diknas), Kurikulum khusus Pesantren dan Entrepreneurship. [ ]