Jakarta (SI Online) – Medical Emergency Rescue Committtee (MER-C) menyayangkan tindakan represif polisi terhadap mahasiswa di Amerika Serikat yang menggelar aksi demo untuk mendesak dihentikannya genosida Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Ketua Presidium MER-C dr. Sarbini Abdul Murad mengatakan, demo mahasiswa di sejumlah kampus ternama AS untuk meminta negara tersebut menekan Israel menghentikan serangan di Gaza ini menandakan mahasiswa yang mewakili kaum muda melihat dengan mata hati sehingga meraka paham apa yang dilakukan Israel dan didukung penuh AS adalah genosida.
“Tapi yang disayangkan adalah respon polisi yang represif dalam menangani para demonstran sebagai kampium demokrasi. Apa yang dilakukan aparat terhadap para demonstran tidak mencerminkan wajah negara demokrasi,” kata Sarbini dalam keterangan persnya, Sabtu (4/5/2024)
“Dalam hal ini MER-C sebagai organisasi yang konsen dengan kemanusiaan menyerukan agar AS lebih persuasif dan mendengar apa yang disuarakan oleh mahasiswa,” tambahnya.
Ia mengatakan, cara pendekatan represif akan menjadi catatan buruk demokrasi yang dipertontonkan AS di etalase dunia.
“Sudah selayaknya pemerintah AS mendengarkan aspirasi mereka dan melakukan langkah cepat menghentikan kekejaman Israel di Palestina. Apabila AS mengabaikan tuntutan mahasiswa, kami khawatir gelombang besar ini akan lebih menggema ke seluruh dunia,” ujarnya.
Al Jazeera melaporkan, protes yang dilakukan mahasiswa berlangsung damai dan sebagian besar penuh rasa hormat, namun ditanggapi dengan tindakan keras oleh banyak universitas di tengah tuduhan anti-Semitisme. Pihak kampus memanggil petugas keamanan yang datang menyerang massa dan menangkap paksa mahasiswa.
Polisi Amerika menangkap lebih dari 900 orang dalam demonstrasi pro-Palestina yang dimulai di beberapa universitas di Amerika sejak tanggal 18 April lalu.
red: adhila
Sumber Klik disini