Bentrokan dengan Sisa-sisa Militer Asad di Homs dan Tuntutan Penyerahan Senjata ‘SDF’

Share

Terakhir Diperbaru 28 Dec 2024 14:07

Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS (REUTERS/Aboud Hamam)

SALAM-ONLINE.COM: Media Suriah melaporkan pada Jumat (27/12/2024), terjadinya bentrokan senjata antara Departemen Operasi Militer dan sisa-sisa rezim Asad di desa Balqasa di pedesaan Homs.

Selama kampanye penyisiran keamanan di pedesaan barat Homs, kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan sisa-sisa Asad menyerang pasukan yang berafiliasi dengan Departemen Operasi Militer dan Kementerian Dalam Negeri Suriah. Bentrokan tersebut menewaskan dua orang dan melukai 10 lainnya.

Di Hama, pasukan Departemen Keamanan Publik Kementerian Dalam Negeri Suriah mengumumkan bahwa mereka telah menggerebek benteng sisa-sisa rezim sebelumnya di wilayah tersebut.

Sebelumnya, ada pertemuan antara tokoh-tokoh di kawasan Mezze 86 dan perwakilan pemerintahan transisi baru Suriah untuk menenangkan situasi dan mencegah bentrokan bersenjata terulang kembali.

Anggota Dewan Keamanan dan Kebijakan Luar Negeri di Kepresidenan Turki, Masoud Hakki Jashin, kepada stasiun televisi Al-Arabiya dan Al-Hadath menekankan perlunya Pasukan Demokratik Suriah (SDF) segera menyerahkan senjatanya.

Jashin menjelaskan bahwa SDF harus menyerahkan senjata untuk menjaga keamanan Suriah, mengingat ada peluang besar bagi pejuang asing untuk meninggalkan Suriah saat ini.

Seruan Turki tersebut bertepatan dengan konfrontasi kekerasan yang terjadi antara Pasukan Demokratik Suriah dan faksi bersenjata yang setia kepada Turki di pedesaan Manbij, yang menyebabkan kematian sekitar 30 orang dari kedua belah pihak sebagai jumlah korban awal.

Stasiun berita Al-Arabiya dan Al-Hadath juga melaporkan bahwa faksi-faksi tersebut menyerang posisi depan SDF di sekitar Bendungan Tishreen dan Jembatan Qara Cossack. Bentrokan sengit terjadi antara kedua belah pihak.

“SDF” menggunakan cara-cara militer yang menyebabkan pembakaran sejumlah kendaraan dan mobil militer faksi. Sementara artileri Turki membombardir posisi “SDF” di Qara Qawzak dan Bendungan Tishreen.

Perkembangan ini juga bertepatan dengan negosiasi antara SDF dan faksi-faksi yang didukung Turki. Negosisasi berada di bawah sponsor Amerika. Tujuannya untuk meredakan eskalasi yang sedang berlangsung.

Patut dicatat bahwa mediasi Amerika selama ini mengalami pasang surut karena perbedaan prioritas di kedua belah pihak.

Faksi yang didukung Turki hanya menerima penyerahan diri dan senjata dari SDF. Jika tidak, pertempuran akan semakin sengit. Adapun Pasukan SDF yang merupakan partai utama dalam pertempuran dan negosiasi enggan untuk menerima seruan tersebut.

Hal yang juga menghambat tercapainya kesepakatan gencatan senjata adalah pembicaraan mengenai penolakan SDF terhadap campur tangan Turki dalam keputusan di Suriah. Ankara memandang perlunya mengecualikan suku Kurdi, termasuk SDF, untuk berpartisipasi dalam pemerintahan baru di Suriah secara militer dan politik, menurut seorang sumber kepada Al Arabiya.

Perlu diketahui pula bahwa “SDF” menganggap Ankara saat ini dekat dengan pemerintahan baru dan dapat mempengaruhinya dengan posisinya. Hal ini terjadi melalui berbagai pertemuan yang diadakan di Damaskus. Sementara Departemen Operasi yang berada di bawah pemerintahan baru Suriah belum membuka ruang dialog secara langsung dengan “SDF” yang mungkin dapat mengarah pada pembicaraan terkait partisipasi atau tidak di pemerintahan Suriah di masa depan.

Adapun pihak Turki juga memiliki kekhawatiran mengenai hubungan SDF dengan Partai Pekerja Kurdistan, yang menyerukan pemisahan diri. Sumber tersebut membantah adanya kehadiran pejuang partai ini di Suriah utara, dan menekankan bahwa jumlah mereka awalnya tidak lebih dari 200 pejuang. (ah)

Sumber: al Arabiya

اشتباكات مع فلول الأسد بريف حمص.. و”سوريا الديمقراطية” مطالبة بتسليم سلاحها

Sumber Klik disini

Read more

Local News