Turki (Mediaislam.id) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin mendesak Majelis Umum PBB untuk segera merekomendasikan pengerahan pasukan ke Gaza, serupa dengan tindakan tahun 1950 yang dikenal sebagai Resolusi Bersatu untuk Perdamaian.
“Hari ini, membela Palestina, Lebanon berarti membela kemanusiaan, perdamaian, dan budaya hidup berdampingan di antara berbagai keyakinan,” kata Erdogan setelah pertemuan Kabinet di ibu kota Turki, Ankara, dikutip dari Anadolu Agency, Selasa (1/1/2024).
“Sekelompok Zionis radikal, yang dibutakan oleh kehausan darah dan kebencian, sedang membakar kawasan ini dan seluruh dunia. Kami tidak akan pernah menyetujui kekejaman dan kebiadaban ini,” kata dia mengecam serangan Israel di Gaza, Tepi Barat, dan Lebanon.
Resolusi “Bersatu untuk Perdamaian”, yang disahkan pada November 1950, menyatakan bahwa Majelis Umum dapat mengeluarkan rekomendasi yang tepat kepada anggota PBB untuk tindakan kolektif, termasuk penggunaan kekuatan bersenjata jika diperlukan.
Erdogan sering mengkritik kegagalan Dewan Keamanan PBB untuk bertindak selama setahun terakhir ketika Israel membunuh puluhan ribu warga Palestina dan juga melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon dalam beberapa minggu terakhir.
Dalam pidatonya minggu lalu di Majelis Umum PBB di New York, Erdogan mengatakan dirinya menyoroti genosida Israel terhadap rakyat Gaza, dan menarik perhatian pada konflik dan kekejaman lainnya di wilayah tersebut.
Dia menegaskan kembali bahwa perdamaian dan keamanan global tidak boleh diserahkan kepada kemauan lima negara istimewa – lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB – dan menekankan slogan, “Dunia lebih besar dari lima.”
Serangan Israel terhadap Lebanon
Erdogan mengatakan bahwa selama Sidang Umum PBB, Israel mengintensifkan serangannya terhadap Lebanon, mencatat bahwa lebih dari 1.000 warga Lebanon, termasuk banyak anak-anak, tewas dalam dua minggu terakhir.
Di New York, dia mengatakan, “Saya menyatakan dengan jelas dalam pertemuan saya dengan Perdana Menteri Lebanon (Najib) Mikati bahwa Turki berdiri teguh di pihak mereka.”
“Sebagai akibat dari serangan Israel, yang tidak membedakan antara warga sipil dan personel militer, kebutuhan saudara-saudara kita di Lebanon meningkat secara dramatis,” ujar Erdogan.
Banyak warga sipil Lebanon telah mengungsi, sebut dia, sambil menambahkan bahwa kelompok masyarakat sipil Turki, “yang merupakan sumber kebanggaan bagi bangsa kita, berada di lapangan meski dalam kondisi sulit, melakukan segala yang mereka bisa (untuk memberikan) bantuan kemanusiaan. Kami juga telah meningkatkan upaya diplomatik kami untuk menghentikan serangan Israel.”
“Masyarakat internasional tidak bisa lagi tinggal diam menghadapi kriminalitas Israel yang membakar seluruh kawasan,” imbuh Presiden.
Erdogan menambahkan bahwa membela Palestina dan Lebanon berarti membela “kemanusiaan, perdamaian, dan budaya hidup berdampingan di antara berbagai keyakinan.”
“Negara-negara Islam harus memberikan reaksi terbesar terhadap penindasan di Gaza, Tepi Barat, dan Lebanon. Sebagai umat Muslim, kita perlu memimpin dunia dalam mengekang penindasan,” tutur dia.
‘Benih permusuhan yang akan berlangsung selama beberapa generasi’
Presiden Erdogan mengatakan dirinya menyesalkan dunia tidak mengambil langkah ekonomi, komersial, atau diplomatik untuk memaksa Israel menerima gencatan senjata yang diumumkan Hamas.
“Saat ini, Israel menabur benih permusuhan yang akan berlangsung selama beberapa generasi melalui kebijakan pembantaiannya, dan mereka yang mendukungnya terlibat dalam kejahatan ini.”
“Dengan meningkatnya terorisme negara, Israel tidak hanya merusak kepercayaan pada hukum internasional tetapi juga merusak reputasi negara-negara yang mendukungnya,” tambah dia.
Mengenai bantuan kemanusiaan Turki ke Lebanon, Erdogan mengatakan Türkiye mengirimkan 30 ton bantuan kemanusiaan ke Lebanon yang tengah dilanda perang pada Rabu dan akan terus melakukannya selama kondisi keamanan memungkinkan.
Sejak 23 September, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap apa yang disebutnya target Hizbullah di seluruh Lebanon, yang telah menewaskan lebih dari 960 orang dan melukai lebih dari 2.770 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Beberapa pemimpin Hizbullah tewas dalam serangan Israel, termasuk pemimpin kelompok tersebut, Hassan Nasrallah.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.600 orang sejak Oktober lalu, kebanyakan dari mereka wanita dan anak-anak.
Masyarakat internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat meningkatkan konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas. [ ]
Sumber Klik disini