Tragedi Pemimipin Yahudi Bani Nadhr Huyyai bin Akhthab

Share

HUYYAI BIN AKHTHAB, si ular Yahudi, adalah pemimpin kaum Yahudi Bani Nadhir yang pernah berusaha membunuh Rasulullah Saw dengan cara menimpakan batu besar kepada beliau. Tetapi Allah menganggap remeh tipu daya orang-orang kafir

Allah SWT menyelamatkan rasul utusan-Nya yang terpercaya ini. Nabi Saw kemudian mengusir mereka dari Madinah, setelah pohon-pohon korma milik mereka ditebang, dan rumah-rumah mereka pun dibakar, sebagaimana firman Allah,

“Apa saja yang kamu tebang dari pohon korma (milik orang-orang kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya, maka (semua itu) adalah dengan izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan *mab* kehinaan kepada orang-orang fasik.” (QS. Al-Hasyr: 5)

Setelah diusir, mereka merasa tidak senang. Mereka lalu berusaha menjalin persekongkolan dengan suku-suku sekitar dan menggunakan segala macam cara untuk menghancurkan kaum muslimin di bawah kepemimpinan si Yahudi terkutuk Huyyai bin Akhthab. Orang inilah yang menjadi biang kerok kaum Yahudi Bani Quraizhah hingga melanggar perjanjian yang telah dijalin dengan Nabi, dan yang sekaligus paling berperan dalam mempertahankan kota Madinah dari agresi setiap musuh ketika terjadi perang Khandaq.

Namun ketika Allah menetapkan untuk membunuh pemimpin-pemimpin kaum Yahudi Bani Quraizhah, merampas harta mereka, dan menawan anak cucu mereka, si terkutuk Huyyai ini juga berusaha melindungi mereka dan mengobarkan semangat mereka agar jangan lekas menyerah. Nabi mengusir mereka secara bertahap hingga mencapai jumlah delapan sampai sembilan ratus orang.

Selesai pengusiran terhadap mereka, giliran Huyyai yang ditangkap. Saat itu ia membawa perhiasan mahal yang sengaja disembunyikan di balik bajunya supaya tidak dirampas. Sambil memandang Rasulullah Saw ia berkata, “Demi Allah, sebenarnya saya belum merasa bosan dan menyesal memusuhi kamu. Tetapi siapa yang mengabaikan Allah ia akan diabaikan.”

Kemudian ia berpaling kepada orang-orang dan menyerukan provokasi untuk terus memusuhi Islam. Setelah itu ia langsung dipukul tengkuknya oleh seorang sahabat Nabi.

Jabal bin Jawwal Ats-Tsa’labi, seorang Yahudi yang akhirnya masuk Islam, mengatakan;

“Demi umurmu,
sesungguhnya Ibnu Akhthab tidak mencela dirinya
tetapi ia merasa sebagai orang yang diabaikan Allah
Ia terus berjuang sampai mati
dan terus bergerak dengan segenap kezalimannya.”

Menurut saya, itulah karakter dan cara orang-orang Yahudi sepanjang zaman berdasarkan fakta sejarah. Mereka sangat gigih dan licik.

Syekh Muhammad Al-Ghazali mengatakan, “Perilaku orang-orang Bani Israil sejak dahulu hingga sekarang, membuat kita yakin bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak pernah meninggalkan watak jahatnya. Mereka akan setia pada janji sepanjang hal itu sejalan dengan ambisi, kepentingan, dan kesenangan-kesenangan mereka. Tetapi jika sudah tidak memerlukannya lagi, mereka tidak segan-segan mencampakkannya begitu saja, apapun resiko yang akan mereka hadapi. Jauh-jauh Al-Qur’an sudah mengingatkan watak jahat orang-orang keturunan Bani Israil tersebut. Sewaktu-waktu mereka bisa mengubah diri menjadi binatang buas yang siap menerkam siapa saja, bukan sebagai manusia yang punya akal budi dan hati nurani. Allah berfirman,

“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman. (Yaitu) orang- orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut (akibat-akibatnya).” (QS. Al-Anfal: 55-56).”

Sumber: Sa’ad Yusuf Abu Aziz. Kisah Akhir Hayat Orang-Orang Zalim (terjemahan). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2024.

Sumber Klik disini

Table of contents

Read more

Local News