
ADALAH Abdullah bin Qami’ah. Anda kenal nama ini? la termasuk musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya. Ia memiliki kisah pengalaman tersendiri bersama Nabi kita dalam perang Uhud.
Ibnu Hajar berkata, “Pada perang Uhud, Nabi mengalami luka pada bagian wajah, gigi depannya pecah, lambungnya terluka, bibir bagian bawah sobek, dan pundaknya pun terkena tusukan yang dilancarkan oleh Ibnu Qami’ah.” (Fathu Al-Bari VII/431)
Diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam dari hadits Abu Sa’id Al Khudri, sesungguhnya Abdullah bin Qami’ah lah yang melukai lambung Nabi lewat lubang baju besi yang beliau pakai waktu itu.
Diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Zaid dari Jabir ia berkata, “Dalam perang Uhud, Ibnu Qami’ah lah yang melempar panah ke arah Nabi, sehingga melukai wajah beliau. Dengan sombong orang kafir itu berkata, ‘Ayo, ambil senjata ini dariku! Aku lah Ibnu Qami’ah.’ Mendengar itu Nabi bersabda, ‘Semoga Allah menghinakan kamu.’
Selesai perang Ibnu Qami’ah pulang kepada keluarganya. Seperti biasanya ia pergi menggembalakan domba-dombanya di puncak sebuah gunung. Begitu sampai di sana, tiba-tiba muncul seekor kambing hutan dan langsung menanduknya. Binatang itu melemparkannya dari puncak gunung sehingga ia terjatuh dan tewas.
Disebutkan oleh Ath-Thabarani dari hadits Abu Umamah ia berkata, “Dalam peristiwa perang Uhud, Ibnu Qami’ah menbidikkan panah kepada Nabi, sehingga wajah beliau terluka dan gigi depan
beliau pecah. Dengan congkak ia berkata, ‘Ayo, ambil senjata ini. Aku lah Ibnu Qami’ah.’
Sambil menyeka darah dari wajah, Rasulullah Saw bersabda, ‘Semoga Allah menghinakanmu.’ Selanjutnya Allah menguasakan seekor kambing hutan mencelakakannya. Ia ditanduk oleh binatang itu sampai ia tewas secara mengenaskan.” Hal itu untuk menghinakannya dan sekaligus balas dendam bagi Nabi-Nya.
Bersumber dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Allah sangat murka terhadap suatu kaum yang melukai Nabi-Nya seperti ini (sambil menunjuk giginya yang pecah). Dan Allah juga sangat murka kepada orang yang dibunuh Rasulullah Saw jalan Allah. ” (HR Bukhari dan Muslim).[]
Sumber: Sa’ad Yusuf Abu Aziz. Kisah Akhir Hayat Orang-Orang Zalim (terjemahan). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2024.
Sumber Klik disini