Jakarta (MediaIslam.id) – Selama Ramadhan 1446 H mendatang, Kementerian Agama (Kemenag) menargetkan pengiriman seribu .000 dai ke wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T).
Program ini dilakukan sebagai upaya memperkuat syiar Islam dan meningkatkan literasi keagamaan di daerah yang minim akses terhadap pendakwah.
Direktur Penerangan Agama Islam (Penais) Kemenag Ahmad Zayadi menjelaskan, program ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk memberi layanan keagamaan yang merata.
“Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, kami ingin memastikan masyarakat di wilayah 3T mendapatkan bimbingan keagamaan yang memadai selama Ramadhan,” ujar Zayadi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (10/01/2025).
Untuk melaksanakan program ini, Kemenag berkolaborasi dengan sejumlah mitra strategis yakni Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Lembaga Filantropi Islam, Perbankan Syariah, dan Ma’had Aly.
Dia menjelaskan kolaborasi ini untuk mendukung berbagai aspek operasional dan logistik, termasuk pelatihan, transportasi, serta penyediaan kebutuhan selama dai bertugas.
“Melalui program ini kami ingin memberikan manfaat ganda, tidak hanya dalam aspek spiritual, tetapi juga penguatan ekonomi, pemberdayaan masyarakat, hingga pengentasan kemiskinan di daerah 3T,” kata dia.
Pelaksana Tugas Subdirektorat Dakwah dan Hari Besar Islam Kemenag Subhan Nur mengatakan program pengiriman dai sudah berjalan sejak 2022 dengan jumlah dai meningkat setiap tahun.
Pada 2022, delapan dai dikirim, meningkat menjadi 50 dai pada 2023, dan 500 dai pada 2024. Untuk 2025, Kemenag menargetkan pengiriman 1.000 dai ke 198 wilayah 3T di 38 provinsi, termasuk wilayah perbatasan dan daerah dengan populasi Muslim kecil.
Seperti tahun sebelumnya, ia menjelaskan para dai yang akan diberangkatkan harus mengikuti pelatihan intensif terkait dengan metode dakwah, keterampilan komunikasi, dan adaptasi budaya.
“Selain itu, mereka juga dibekali dengan pengetahuan ekonomi syariah untuk membantu pemberdayaan ekonomi lokal,” kata dia.
Rekrutmen dai dibuka pada Januari-Februari 2025 yang dikoordinasikan oleh lembaga dan mitra kerja sama, kemudian peluncuran dan pelepasan digelar pada pekan kedua Februari 2025, keberangkatan 24 Februari 2025, pelaksanaan dakwah pada 24 Februari-25 Maret 2025, dan kepulangan pada 26 Maret 2025.
Ia menjelaskan beberapa persyaratan secara umum yang harus dipenuhi adalah laki-laki/perempuan usia 25-40 tahun, bisa membaca Al Quran dengan baik dan hafal minimal dua juz, serta memahami kitab Turats/Kitab Kuning.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung program ini agar berjalan lancar dan memberikan manfaat yang nyata bagi umat.
“Ramadhan 2025 diharapkan menjadi momen penuh berkah bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama mereka yang berada di wilayah 3T,” kata dia.[]
Sumber Klik disini