Selasa, 10 Desember 2024

Jihadnya Ibnu Taimiyah

Share

SYAIKHUL ISLAM Ibnu Taimiyah banyak melakukan jihad. Dia adalah seorang alim dan mujahid yang memadukan antara pedang dan pena.

Ketika Tartar dan tentaranya datang ke Syam pada 702 H, orang-orang ketakutan. Maka tentara Syam dan Mesir bersiap-siap untuk menyerang mereka.

Pasukan Islam diliputi rasa was-was, ragu-ragu dan takut, maka Ibnu Taimiyah memperteguh hati mereka dan menjanjikan kemenangan kepada mereka dengan membacakan firman Allah, “Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah (kuasa) memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan bahwasanya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Hajj: 61)

Hingga Ibnu Taimiyah bersumpah kepada Allah dengan mengatakan bahwa mereka pasti menang. Lalu para pemimpin berkata kepadanya, “Katakan insyaallah.” Dia menjawab, “Saya mengatakannya untuk mempertegas bukan mengomentari.” Maka tenanglah hati dan jiwa mereka.

Tetapi rasa was-was masih meliputi mereka dari segi lain. Yang mereka pertanyakan, “Bagaimana hukumnya memerangi kaum Muslimin? Bukankah itu dilarang secara syariat?” Mereka mengatakan seperti itu seakan-akan posisi mereka sebagai penyerang bukan sebagai orang yang mempertahankan diri.

Maka dari itu Ibnu Taimiyah maju ke depan dan menjelaskan dengan berani hakikat syar’i dalam memerangi mereka seraya berkata, “Mereka itu sama seperti orang-orang Khawarij yang keluar dari kelompok Ali dan Mu’awiyah, serta berpendapat bahwa mereka lebih berhak memimpin daripada mereka berdua.

Begitu juga Tartar, mereka mengira bahwa mereka lebih berhak untuk menegakkan kebenaran daripada Muslim lainnya, sehingga mereka mencela orang-orang Islam dan menganggap mereka telah berbuat maksiat dan kezaliman. Padahal apa yang mereka lakukan itu lebih zalim dan lebih maksiat berlipat-ganda.”

Kemudian secara terus terang dia mengatakan, “Jika kalian melihatku berada di sisi Tartar dan di kepala saya ada Al-Qur’an, maka bunuhlah saya.”

Maka bergeraklah hati mereka dan bangkitlah semangat mereka untuk mempertahankan Islam.

Kemudian Ibnu Taimiyah sendiri keluar ke medan perang dengan penuh semangat. Tidak ada orang sepertinya, yang menyeru agar tidak takut berjihad lalu dia sendiri turun ke medan perang, sehingga orang-orang pun maju ke depan untuk bisa mati syahid dalam rangka menegakkan agama dan meninggikan bendera Islam.

Sumber Klik disini

Tinggalkan Balasan

Table of contents

Read more

Berita lainnya