Berjihad dalam Pengertian yang Luas

Share

Oleh:

Dr. KH. Zakky Mubarak, MA

BERJIHAD atau berjuang dalam menegakkan kalimat Allah, sering dipahami secara sempit, seolah-olah hanya berperang di medan laga. Sesungguhnya, pengertian jihad itu sangat luas, terdiri dari berbagai macam bentuk, misalnya (1) mengurus orangtua di rumah dan menyantuni mereka. (2) menuntut ilmu, (3) melakukan kegiatan sosial untuk membantu mereka yang sangat membutuhkan. (4) berdakwah untuk mengembangkan agama Islam ke berbagai kalangan, termasuk daerah-daerah terpencil.

Jihad yang ke (5) berusaha secara sungguh-sungguh untuk menghidupi keluarga dan menyiapkan kebutuhan bagi anak-anaknya agar bisa mencari ilmu dengan baik. (6) melaksanakan ajaran agama dengan keikhlasan dan kesungguhan, dan (7) merupakan jihad yang paling utama , yaitu memerangi hawa nafsu. Ada seorang anak muda yang penuh semangat datang kepada Rasulullah SAW untuk direkrut sebagai mujahid. Beliau bertanya kepadanya: Apakah kedua orangtuamu masih hidup? Anak muda itu menjawab: Benar wahai Rasulullah. Akulah yang mengurus keduanya dalam segala kebutuhannya.

Anak muda itu dengan tekun mendampingi kedua orangtuanya yang sudah sepuh dengan menyiapkan makanan dan minumannya. Mengucurkan air ketika orangtuanya berwudhu dan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan berbakti kepada mereka. Nabi menyampaikan pesan kepada anak muda itu: Berbakti kepada kedua orangtuamu, itu merupakan bagian dari jihad.

جَاءَ رَجُلٌ إلى النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فَاسْتَأْذَنَهُ في الجِهَادِ، فَقَالَ: أحَيٌّ والِدَاكَ؟، قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: فَفِيهِما فَجَاهِدْ.

Datang seorang laki-laki kepada Nabi s.a.w. memohon izin kepada beliau untuk ikut berjihad (di medan perang). Nabi bertanya kepadanya: Apakah kedua orangtuamu masih hidup? Laki-laki itu menjawab: Iya, benar. Nabi bersabda: maka dengan berbakti kepada kedua orangtuamu itulah, hendaklah kamu berjihad (tidak ke medan perang). (HR. Bukhari, 3004, Muslim, 2549).

Menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban yang sangat penting dari setiap pribadi muslim. Karena dengan ilmu itulah, ia akan memahami ilmu-ilmu agama secara baik dan ilmu-ilmu lainnya. Dengan menuntut ilmu, maka ia akan bermanfaat bagi umat manusia secara umum, baik ilmunya maupun dari berbagai aktivitasnya yang terpuji.

Kegiatan sosial banyak memberikan manfaat bagi mereka yang sangat membutuhkan seperti anak-anak yatim, keluarga miskin, mereka yang termarjinalkan dan mereka yang terfitnah dan sebagainya. Dengan memberikan bantuan kepada mereka, maka akan memberikan manfaat yang sangat besar dan akan mengangkat mereka dari berbagai kesulitan dan kesusahan.

السَّاعِي عَلَى الْأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ الْقَائِمِ اللَّيْلَ الصَّائِمِ النَّهَارَ

Orang-orang yang berkeliling menyantuni para janda yang kesulitan dan keluarga-keluarga miskin, sama dengan orang yang berjihad di jalan Allah, atau seperti orang yang shalat sepanjang malam dan berpuasa sepanjang siang. (HR. Bukhari, 5353).

Perintah berdakwah ditegaskan dalam banyak ayat al-Qur’an dan Assunnah. Karena itu, ia merupakan bagian jihad di jalan Allah. Setiap orang muslim harus menyampaikan ajaran agamanya kepada semua orang yang ia berinteraksi dengannya.

ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Nahl, 16:125).

Mencari nafkah untuk kehidupan keluarga dan untuk berinfak, merupakan salah satu kewajiban dari setiap orang muslim, karena hal itu sangat penting dalam kehidupan. Setiap orang mesti menghidupi keluarganya dengan baik dan menyiapkan untuk pendidikan anak-anaknya.

وَعَلَى الْمَوْلُوْدِ لَهٗ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِۗ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ اِلَّا وُسْعَهَاۚ

Kewajiban ayah menanggung makan dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani, kecuali sesuai dengan kemampuannya (QS. Al-Baqarah, 02:233).

Menjalankan ajaran agama dan menjauhi larangannya dengan ikhlas karena Allah dan dilakukan secara bersungguh-sungguh, merupakan kegiatan jihad yang harus dilakukan oleh setiap orang muslim.

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS. Al-Bayyinah, 98:05).

Berjihad yang paling agung adalah memerangi hawa nafsu yang ada pada diri kita sendiri. Jika jihad-jihad yang lain dilakukan dalam waktu-waktu tertantu saja dan terbatas, sedangkan jihad memerangi hawa nafsu dilakukan setiap detik selama kita hidup, sampai ke titik darah penghabisan. Nabi mengisyaratkan keutamaan berjihad memerangi hawa nafsu sebagai sesuatu yang sangat berat, memerlukan kesungguhan, ketabahan, kesabaran, dan bersifat terus menerus. Beliau bersabda:

أَفْضَلُ الْجِهَادِ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللهِ

Jihad yang paling utama adalah orang yang memerangi hawa nafsunya sendiri dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT. (HR. Thabrani, 596).

Sumber Klik disini

Table of contents

Read more

Local News