Anggota FPKS: Bulan Ramadan Momentum Pendidikan, Bukan Libur Panjang

Share

Jakarta, Mediaislam.id–DPR RI dari Fraksi PKS Idrus Salim Al-Jufri menanggapi rencana Pemerintah untuk meliburkan sekolah selama bulan Ramadan.

Menurut pria yang akrab disapa Habib Idrus ini mengatakan Meliburkan sekolah sepanjang bulan Ramadhan ini menjadi polemik.

“Sebagai seorang yang mendalami isu pendidikan dan kebijakan, saya berpandangan bahwa kebijakan ini perlu dikritisi secara mendalam. Ramadan bukanlah alasan untuk menghentikan proses belajar-mengajar. Sebaliknya, bulan suci ini adalah waktu yang tepat untuk mengintegrasikan nilai-nilai agama ke dalam pendidikan formal,” jelas Habib Idrus.

Meliburkan siswa selama satu bulan penuh, kata Habib Idrus, dapat membawa sejumlah dampak negatif.

“Pertama, rutinitas belajar yang terhenti terlalu lama dapat merugikan siswa. Pendidikan membutuhkan konsistensi, dan gangguan seperti libur panjang justru berpotensi menurunkan daya serap siswa terhadap materi pelajaran. Hal ini menjadi semakin riskan bagi anak-anak usia dini, yang sangat memerlukan pembelajaran berkelanjutan,” ungkapnya.

Kedua, lanjut Habib Idrus, kebijakan ini tidak sepenuhnya memperhatikan kesetaraan akses pendidikan.

“Tidak semua keluarga memiliki waktu atau sumber daya untuk menggantikan peran sekolah dalam mendidik anak-anak di rumah. Bagi keluarga pekerja atau mereka yang tidak memiliki akses pendidikan tambahan, libur panjang berpotensi meningkatkan ketimpangan pendidikan di masyarakat,” ujar Anggota DPR RI dari Dapil Banten III ini.

Ketiga, imbuh Habib Idrus, Ramadan adalah bulan yang kaya dengan pelajaran moral, spiritual, dan sosial.

“Momen ini bisa menjadi kesempatan emas untuk memperkuat karakter siswa melalui kegiatan yang terarah di sekolah. Lomba keagamaan, diskusi nilai-nilai Ramadan, atau kajian keislaman dapat menjadi bagian dari kurikulum yang memperkuat iman sekaligus menjaga semangat belajar,” terangnya.

Alih-alih meliburkan, kata Habib Idrus, sekolah dapat menyesuaikan jadwal dan pendekatan pembelajaran.

“Mengurangi jam belajar, memberikan waktu untuk ibadah bersama, atau mengintegrasikan nilai-nilai Ramadan ke dalam pembelajaran adalah solusi yang jauh lebih efektif. Dengan begitu, siswa tetap mendapatkan hak mereka atas pendidikan tanpa kehilangan esensi ibadah,” pungkasnya.

Masa depan bangsa, tegas Habib Idrus, terletak pada generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kuat dalam nilai-nilai moral dan spiritual.

“Kebijakan pendidikan selama Ramadan harus mencerminkan hal ini, bukan dengan libur panjang, tetapi dengan mendidik siswa untuk seimbang antara belajar dan beribadah,” tutup Habib Idrus.*

Sumber Klik disini

Table of contents

Read more

Local News