Tel Aviv (MediaIslam.id) – Seorang jenderal pasukan penjajah Israel (IDF) memilih mengundurkan diri setelah mengakui dirinya gagal mengatasi serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang dikenal dengan “Operasi Badai al-Aqsa.”
Jenderal Israel yang memilih mundur itu adalah Kepala Divisi Gaza IDF, Brigadir Jenderal Avi Rosenfeld (49).
Seperti dilansir situs Wikipedia, perwira tinggi kelahiran 26 Desember 1974 itu Sebelumnya menjabat sebagai Komandan Brigade Oz, Komandan Brigade Bislamach, Komandan Brigade Gaza Utara, Komandan Brigade Regional Sharon, Komandan Unit Shaldag dan Komandan Nahal Brigade Infanteri.
Rosenfeld mengakui kegagalannya dalam melindungi kota-kota dan desa-desa Israel di dekat Gaza pada 7 Oktober.
“Pada tanggal 7 Oktober, saya gagal dalam misi hidup saya untuk melindungi komunitas perbatasan Gaza. Setiap orang harus mengambil tanggung jawab atas perannya,” kata Rosenfeld seperti dikutip dari Jerusalem Post, Selasa (11/6/2024).
Dalam serangan saat itu, kelompok pejuang Hamas dan lainnya sukses menyusup ke kota-kota Israel selatan dan menangkap ratusan orang sebagai tawanan perang.
Menurut Hamas, Operasi Badai al-Aqsa dilakukan sebagai respons terhadap berlanjutnya pendudukan, penindasan, dan kebijakan apartheid Israel terhadap warga Palestina di Gaza, Tepi Barat yang diduduki, dan Yerusalem Timur.
Sejak itu, Israel melancarkan kampanye pengeboman brutal terhadap Gaza, yang menurut para ahli PBB telah menyebabkan terjadinya genosida di wilayah kantong tersebut.
Tel Aviv kini telah menghancurkan Jalur Gaza, semua rumah sakit dan universitas di Gaza dan meratakan seluruh kota di wilayah tersebut, yang menyebabkan warga Palestina terpaksa mengungsi dan terpaksa mengungsi berkali-kali selama delapan bulan terakhir.
Mereka juga memberlakukan pengepungan total terhadap Gaza, melarang masuknya makanan, air, listrik, obat-obatan dan pasokan penting lainnya, sehingga menyebabkan “kelaparan buatan manusia”.
Agresi Israel yang sedang berlangsung telah mengakibatkan kematian 37.084 warga Palestina dan melukai 84.494 lainnya, menurut data PBB. Selain itu, sekitar 1,7 juta orang telah mengungsi. []
Sumber Klik disini