Gaza (Mediaislam.id) – Pasukan penjajah Israel Zionis masih menggelar kejahatan genosida di Jalur Gaza, selama 205 hari berturut-turut, dengan melancarkan puluhan serangan udara, penembakan artileri dan sabuk api.
Pasukan penjajah melakukan pembantaian berdarah terhadap warga sipil, dan melakukan kejahatan horor di wilayah yang diserang. Hal itu dilakukan di tengah situasi kemanusiaan yang sangat buruk akibat blokade dan pengungsian lebih dari 90% penduduk Jalur Gaza.
Dilansir Pusat Informasi Palestina, Ahad (28/4/2024) dilaporkan bahwa pesawat dan artileri penjajah Israel melanjutkan serangan dan pemboman dengan keras di berbagai bagian Jalur Gaza, menargetkan tempat tinggal warga, tempat penampungan para pengungsi dan jalan-jalan yang menewaskan puluhan syuhada tewas dan terluka.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan bahwa penjajah Israel Israel melakukan 7 pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza, termasuk 66 orang syahid dan 138 orang luka-luka selama 24 jam terakhir.
Laporan ini menegaskan bahwa jumlah korban agresi Israel telah meningkat menjadi 34.454 orang Satu kematian dan 77.575 luka-luka sejak 7 Oktober.
Pesawat tempur Israel penjajah Israel melancarkan serangan di kota Al-Zawaida di Jalur Gaza tengah.
Tank-tank penjajah Israel membom beberapa lingkungan di Jalur Gaza utara.
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan volume puing dan reruntuhan bangunan yang harus disingkirkan mencapai 37 juta ton di Jalur Gaza. Jumlah yang sangat besar ini diklaim akan memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dihilangkan.
Seorang pejabat di Layanan Pekerjaan Ranjau PBB, Per Lodhamar, mengatakan, “Kami memperkirakan terdapat 37 juta ton puing, atau sekitar 300 kilogram puing per meter persegi, di Jalur Gaza, yang sebelum perang merupakan wilayah padat penduduk dan perkotaan 65% di antara bangunan yang hancur di Jalur Gaza adalah bangunan tempat tinggal.”
Dia menyatakan dalam pernyataan pers regulernya kepada PBB di Jenewa bahwa menghilangkan puing itu akan memakan waktu 14 tahun, dengan asumsi penggunaan sekitar seratus truk.
Dia menekankan bahwa persenjataan yang tidak meledak tercampur dengan puing-puing, yang akan sangat mempersulit misi tersebut, menjelaskan bahwa “setidaknya 10% dari amunisi yang ditembakkan dalam konflik tidak meledak, dan dengan demikian merupakan ancaman permanen bagi penduduk, bagi tim. bertanggung jawab untuk mencari reruntuhan untuk menemukan mayat para korban, dan kepada para pekerja.” [ ]
Sumber Klik disini