Sebab dikabulkannya doa
1. Ikhlas
2. Sesuai adab
(QS. Al-anbiya: 90)
Adab berdoa yakni taubat, istighfar dan shalawat sebelum berdoa
Dahului dengan taubat dan istigfar, seperti doa Nabi Yunus ‘alaihis salam yang mengakui kezalimannya terlebih dahulu: LAA ILAAHA ILLAA ANTA SUBHAANAKA INNII KUNTU MINAZH ZHAALIMIIN (Artinya: Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang yang berbuat aniaya).
Hadits Fudholah bin ‘Ubaid, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seseorang memanjatkan doa dalam shalatnya, lalu ia tidak memanjatkan shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau pun berkata, “Orang ini terlalu tergesa-gesa dalam doanya.” Kemudian beliau memanggilnya lalu menegurnya atau mengatakan kepada lainnya, “Jika salah seorang di antara kalian berdoa, maka mulailah dengan memuji Allah, menyanjung-Nya, lalu bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mintalah doa yang diinginkan.” (HR. Tirmidzi, no. 3477 dan Abu Daud, no. 1481)
Umar radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan,
إِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوفٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ لاَ يَصْعَدُ مِنْهُ شَىْءٌ حَتَّى تُصَلِّىَ عَلَى نَبِيِّكَ -صلى الله عليه وسلم-
“Sesungguhnya doa itu diam antara langit dan bumi, tidak naik ke atas hingga engkau bershalawat kepada Nabimu shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Tirmidzi, no. 486)
@ berdoa khusyu’/ tidak tergesa-gesa (poin penting adab berdoa),
@ konsisten
@ memperbanyak rabbanaa/ 7 kali,
@ berdoa pada waktu dan tempat mustajab,
@ mengulang doa 3kali,
@ berdoa dengan suara pelan dan lembut
@ Mengangkat kedua tangan
Ada dua cara mengangkat tangan ketika berdoa secara umum yang disebutkan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali:
a. Mengangkat tangan dengan menjadikan bagian punggung telapak tangan diarahkan ke arah kiblat, sambil yang berdoa menghadap kiblat, sedangkan bagian dalam telapak tangannya diarahkan ke arah wajah. Riwayat cara ini adalah dari contoh doa istisqa yang dipraktikkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
b. Mengangkat kedua tangan dengan menjadikan bagian dalam telapak tangan dihadapkan ke langit, lantas punggung telapak tangan dihadapkan ke bumi. Ada riwayat seperti dari Ibnu ‘Umar, Abu Hurairah, dan Ibnu Sirin. Lihat Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1:271-272.
BACA JUGA: Hukum Baca Doa Iftitah dalam Shalat
@ percaya kepada janji Allah bahwa doa itu terkabul.
@ Benar-benar merasa membutuhkan Allah.
@ Menghadap kiblat.
@ Berdoa dalam keadaan suci.
@ Bertawassul
– Tawassul dengan menyeru nama dan sifat Allah seperti: Yaa Rabbi, Yaa Hayyu Yaa Qayyum.
– Tawassul dengan menyebut amalan shalih yang terbaik.
– Tawassul dengan perantaraan doa orang shalih yang masih hidup.
@ Mendahului doa dengan sedekah.
@ Memilih doa yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
3. Memperbanyak amal shalih
(taqarrub illallah/ mendekatkan diri kepada Allah dengan cara memperbanyak amalan sunah: seperti bersedekah, banyak istighfar, bershalawat bekerja dengan halal, menyantuni anak yatim, berbakti kepada orang tua dll)
Sebab terhalangnya doa
Menurut Imam An-Nawawi yang dimaksud menyesal adalah meninggalkan doa. [Syarh Shahih Muslim 17/52].
– Hati lalai/ tidak yakin (hanya sekadar lisan saja)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
“Berdo’alah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan do’a dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi no. 3479.)
– Tergesa-gesa (tidak sabar untuk segera dikabulkan doanya)
– Mendoakan dosa atau keburukan
BACA JUGA: Keutamaan Doa Sapu Jagat
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
لا يَزَالُ يُسْتَجابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بإثم أو قَطِيعَةِ رَحِمٍ ما لم يستعجلْ ، قيل : يا رَسول الله ، ما الاستعجال ؟ قال : يقول : قد دعوتُ ، وقد دَعَوتُ فلم أرَ يستجيب لي ، فَيَسْتَحْسِرُ عند ذلك ، ويَدَعُ الدعاءَ
“Do’a seorang hamba akan selalu dikabulkan selagi tidak memohon sesuatu yang berdosa atau pemutusan kerabat, atau tidak tergesa-gesa. Mereka bertanya : Apa yang dimaksud tergesa-gesa ? Beliau menjawab : ” Dia berkata ; Saya berdoa berkali-kali tidak dikabulkan, lalu dia merasa menyesal kemudian meninggalkan doa“. [Shahih Muslim, kitab Dzikir wa Do’a 4/87].
– Menjauhkan diri dari maksiat (terutama dosa besar: seperti riba; memakan dan memakai barang haram baik secara zat atau cara mendapatkannya, (penghalang terbesar),
Hadits tentang seorang laki-laki yang menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut dan berdebu, orang itu mengangkat tangannya ke langit dan berdoa ” wahai Tuhanku..wahai Tuhanku…” Padahal makanan, minuman, pakaiannya dari barang haram, maka bagaimana Allah akan kabulkan ” (HR Muslim)
durhaka kepada orang tua, memutuskan silaturahim dan sebagainya.) []
HABIS
Sumber Klik disini