WHO Desak China Bagikan Data Asal-Usul Covid-19

Share

Hidayatullah.com– Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak China untuk membagikan data perihal asal-usul pandemi Covid-19, lima tahun setelah penyakit baru itu muncul pertama kali di kota Wuhan.

“Ini adalah keharusan moral dan ilmiah,” kata WHO dalam sebuah pernyataan untuk menandai apa yang disebutnya sebagai peringatan “tonggak sejarah” Covid-19.

“Tanpa transparansi, saling berbagi, dan kerja sama antarnegara, dunia tidak dapat mencegah dan mempersiapkan diri secara memadai terhadap epidemi dan pandemi di masa mendatang,” imbuh organisasi di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa itu.

China belum menanggapi pernyataan WHO yang dirilis hari Senin (30/12/2024) itu, lansir BBC. Sebelumnya, Beijing menolak keras teori kebocoran laboratorium sebagai asal mula penularan Covid-19.

Banyak ilmuwan menduga virus penyebab Covid-19 ditularkan secara alami dari hewan ke manusia, tetapi sebagian lain mencurigai virus terlepas dari sebuah laboratorium di Wuhan.

Pada bulan September, sebuah tim ilmuwan mengatakan bahwa mereka berkeyakinan “tanpa keraguan yang beralasan” bahwa pandemi Covid-19 dimulai dengan hewan yang terinfeksi yang dijual di pasar, bukan kebocoran laboratorium.

Mereka sampai pada kesimpulan ini setelah menganalisis ratusan sampel yang dikumpulkan dari Wuhan pada Januari 2020.

“Lima tahun lalu pada tanggal 31 Desember 2019, Kantor WHO di Tiongkok mengambil pernyataan media oleh Komisi Kesehatan Kota Wuhan dari situs web mereka mengenai kasus ‘pneumonia virus’ di Wuhan, China,” kata WHO dalam pernyataan tersebut.

“Dalam beberapa pekan, bulan dan tahun setelahnya, Covid-19 mengubah bentuk kehidupan dan dunia kita,” imbuh WHO, mengenang awal kabar tentang penyakit batu yang kemudian menular ke seluruh dunia.

WHO mengatakan bahwa mereka “langsung bekerja” saat tahun 2020 dimulai. Mereka mengingat bagaimana karyawannya mengaktifkan sistem darurat pada tanggal 1 Januari dan memberi tahu dunia tiga hari kemudian perihal penyakit baru tersebut.

“Pada tanggal 9-12 Januari, WHO telah menerbitkan panduan komprehensif pertama untuk negara-negara, dan pada tanggal 13 Januari, kami mengumpulkan mitra untuk menerbitkan cetak biru tes laboratorium Sars-CoV-2 pertama,” imbuhnya.

WHO mengatakan pihaknya ingin “menghormati kehidupan yang berubah dan mereka yang wafat, berikan pengakuan kepada mereka yang menderita Covid-19 dan Covid jangka panjang, menyampaikan rasa terima kasih kepada para petugas kesehatan yang telah berkorban begitu banyak untuk merawat kita, dan berkomitmen untuk belajar dari pengalaman mereka.”

Dirjen WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan sedikitnya tujuh juta orang kehilangan nyawanya selama pandemi.Namun, dia menambahkan bahwa angka sesungguhnya kemungkinan mendekati 20 juta, hampir tiga kali lipat dari laporan resmi.

Sejak itu, WHO berulang kali memperingatkan perihal kemungkinan kemunculan penyakit-penyakit mirip Covid di masa mendatang, yang oleh karena itu dunia harus bersiap menghadapinya.*

Sumber Klik disini

Table of contents

Read more

Local News