Hidayatullah.com – Eliran Mizrahi, seorang tentara cadangan di korps teknisi ‘Israel’, memilih melakukan aksi bunuh diri pada Jumat (07/06/2024) seusai dipanggil kembali untuk bertugas di Gaza.
Mizrahi diturunkan ke Gaza selama lima bulan tak lama setelah 7 Oktober 2023 dan bertugas sebagai insinyur tempur di Gaza sampai akhirnya terluka pada bulan April.
Ia sebelumnya sempat membagikan video di media sosial yang memperlihatkan kehancuran di Gaza, dan sering kali terlihat puas dan bangga dengan tindakannya.
Namun, kenyataan di balik gambar-gambar ini tampaknya sangat berbeda.
Laporan dari radio ‘Israel’ mengindikasikan bahwa Mizrahi bunuh diri setelah diperintahkan untuk kembali bertugas, ketika bergulat dengan masalah psikologis akibat penugasan sebelumnya.
Dia didiagnosis mengalami kecacatan dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Meski berstatus veteran, Kementerian Pertahanan ‘Israel’ dikabarkan menolak memberikan pemakaman militer bagi tentara tersebut dengan alasan sedang tidak bertugas saat kematiannya.
Terlepas dari jasanya, Kementerian Pertahanan Israel menolak memberikan pemakaman militer bagi Mizrahi, dengan alasan statusnya yang sedang tidak bertugas saat kematiannya. Keputusan ini telah memicu badai di media sosial, dengan kecaman yang meluas dan seruan untuk mempertimbangkannya kembali.
Menurut Haaretz, sejak 7 Oktober, sepuluh perwira dan tentara ‘Israel’ telah melakukan bunuh diri, beberapa di antaranya saat melakukan serangan aktif di Gaza. Statistik ini menegaskan kembali krisis mental yang terjadi di kalangan pemukim dan tentara ‘Israel’ sejak Operasi Taufan Al-Aqsha pada 7 Oktober 2023.*
Sumber Klik disini