Rabu, 11 Desember 2024

Sejumlah Orang Turki Diculik di Kenya untuk Dideportasi ke Turki

Share

Hidayatullah.com– Seorang warga Inggris mengatakan kepada BBC bahwa dia dan beberapa warga Turki diculik di ibu kota Kenya, Nairobi, oleh beberapa pria bertopeng pada hari Jumat (18/10/2024), dengan empat warga Turki masih hilang.

Necdet Seyitoğlu, yang tinggal di Inggris selama 18 tahun sebelum pindah ke Kenya dua tahun lalu, mengatakan dirinya dilepaskan setelah delapan jam disekap usai dia menunjukkan paspor Inggris kepada para penculiknya, lapor BBC Sabtu (19/10/2024).

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan “pihaknya memberikan dukungan konsuler kepada pria Inggris dan keluarganya menyusul insiden di Kenya”.

Kepolisian Kenya mengatakan kepada BBC mengatakan sedang melakukan investigasi atas sebuah “insiden penculikan” setelah seorang pengendara motor menyaksikan penculikan tersebut.

Menurut laporan, dua kendaraan mencegat dan menghalangi dari arah depan dan belakang sebuah mobil sedan berwarna perak yang di dalamnya terdapat dua orang.

“Sekitar delapan orang bersenjata keluar dari dua kendaraan tersebut dan menarik keluar dua orang dari mobil sedan perak lalu membawa mereka pergi,” kata juru bicara Kepolisian Kenya Resila Onyango.

“Kemudian, seorang bernama Yusuf Kar, seorang warga Inggris asal Turki” melapor ke kantor kepolisian terdekat dan mengidentifikasi dua orang yang diculik tersebut sebagai Hüseyin Yeşilsu and Necdet Seyitoğlu.

Seyitoğlu, seorang konsultan pendidikan, memberikan keterangan tambahan perihal penculikan yang dialaminya, yang sebagian berbeda dengan keterangan yang disampaikan oleh pihak kepolisian.

Dia menceritakan bahwa sebuah SUV warna putiih mencegat mobilnya saat dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerjanya bersama seorang teman pada pukul 07:30 waktu setempat.

Dia dan temannya ditutup matanya dan tangannya diborgol oleh penculik bersenjata yang terdiri dari empat orang, kemudian dibawa ke tempat yang tidak diketahui, kata Seyitoğlu.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan olehnya selama peristiwa itu tidak dijawab oleh para pelaku.

“Itu adalah pengalaman terburuk dalam hidup saya,” ujar proa berusia 49 tahun itu.

Seyitoğlu mengatakan bahwa dirinya akhirnya berhasil meyakinkan para penculiknya bahwa dia warga negara Inggris dengan menunjukkan salinan paspor yang tersimpan di dalam ponselnya.

Setelah memotretnya, para penculik mendapatkan telepon yang terdengar seperti instruksi untuk membebaskan dirinya, kata Seyitoğlu.

Para pria bertopeng itu, yang menurut Seyitoğlu berbicara dalam bahasa Swahili, kemudian membawa dirinya ke sebuah tempat asing dan memberikannya uang 1.000 shilling ($7,50) untuk ongkos pulang ke rumah. Namun, para penculik tidak mau mengembalikan ponsel dan laptopnya.

Ketika itu, istri Seyitoğlu sudah melaporkan bahwa suaminya menghilang, dan memberitahukan masalahnya ke British High Commission.

Seyitoğlu mengatakan enam orang lain yang diketahuinya – semua warga Turki – juga diculik dengan cara serupa dari berbagai lokasi di Nairobi.

Sebuah kantor bantuan hukum lokal, Mukele & Kakai, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya bertindak sebagai kuasa hukum bagi empat pria yang terdaftar sebagai pengungsi dan memperingatkan maskapai-maskapai penerbangan supaya tidak memperbolehkan mereka menaiki pesawat.

“Klien kami diculik di Kenya dengan maksud mereka dideportasi kembali ke Turki di mana mereka menjadi korban potitik,” kata kantor bantuan hukum tersebut dalam suratnya yang dilihat BBC.

Insiden ini mengingatkan pada isu yg ang diangkat oleh kelompok Amnesty International, yang jubirnya di Kenya, mengatakan bahwa pihaknya resah dengan adanya laporan tentang tujuh pencari suaka asal Turki yang diculik di Kenya.

Lembaga PBB untuk urusan pengungsi UNHCR mengatakan kepada BBC bahwa pihaknya mendengar adanya laporan tersebut dan akan memberikan keterangan apabila sudah memiliki informasi tentang masalah tersebut.*

Sumber Klik disini

Tinggalkan Balasan

Table of contents

Read more

Berita lainnya