Sakinah Finance Gelar Roadshow Kajian Keuangan Syariah di Jepang

Share

Hidayatullah.com – Pendiri Sakinah Finance Murniati Mukhlisin menggelar kajian perencanaan keuangan syariah kepada warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Jepang.

Hal ini merupakan ketiga kalinya setelah 2013 dan 2018 yang ketika itu Murniati yang biasa dipanggil Madam Ani itu memberikan kajian di Masjid Kobe yang merupakan masjid tertua di Jepang. Kemudian, di Masjid Indonesia Tokyo yang menjadi salah satu pusat kegiatan masyarakat Muslim asal Indonesia di Tokyo dan sekitarnya. Madam Ani juga merupakan Guru Besar Akuntansi Syariah, Institut Tazkia di Bogor.

Kunjungan dan kajian keuangan syariah Madam Ani di Jepang ini diorganisir oleh sejumlah komunitas Muslim di Jepang, meliputi Ikatan Perawat Muslim Indonesia (IPMI), Komunitas Muslim Indonesia Saitama (KAMIS), Komunitas Muslim Indonesia Siejo di Tokyo (MIS), Kelurga Muslim Indonesia (KMI) Nagoya, KMI Kagawa dan Komunitas Masjid Indoneis Nagoya (MINA).

“Sudah lima tahun ini kami mendengarkan kajian Madam Ani tapi hanya dengan platform online, kami senang sekali bisa menghadirkan Madam Ani secara fisik kali ini. Kami merasa perlu supaya dapat memotivasi para perawat yang bekerja di Jepang ini untuk mengatur keuangannya secara syariah” ujar Widi Mochamad Sugri, Ketua IPMI. Saat ini ada 16 ribu perawat di seluruh Jepang yang bekerja sebagai Kaigo (perawat) untuk para lansia di panti jompo atau di rumah sakit.

Masyarakat Jepang merasa bahwa Kaigo asal Indonesia sangat cocok dengan kultur masyarakat Jepang, dan mereka dikenal sabar, ramah, santun, pandai menyesuaikan diri, seperti dikemukakan oleh seorang pengamat ekonomi Indonesia, Modori Suzuki (nama samaran) ketika berjumpa dengan Madam Ani di Tokyo. Menurut Midori, pemerintah Jepang baru saja memutuskan untuk meminta 250 perawat dan pekerja asal Indonesia 2025 ini.

Madam Ani mendapatkan respon positif dari peserta kajian yang selain perawat ada juga yang berprofesi sebagai penterjemah, insinyur, pakar halal, pekerja restoran dan pabrik atau sebagai ibu rumah tangga yang bersuamikan orang Jepang.

“Sebagian besar tenaga kerja di sini berpenghasilan cukup tinggi, tapi bingung bagaimana menyisihkannya untuk keperluan membayar utang dan menyiapkan bekal kalau nanti pulang ke Indonesia,” ujar Madam Ani.

Pelatihan singkat yang dibawakan Madam Ani adalah bertujuan bagaimana supaya mereka secara syariah dapat mengelola pendapatannya, kebutuhannya, keadaan surplus atau defisit, impian keuangannya, dan masalah kontigensi. Acara ini berlangsung semasa keberadaan Madam Ani di Jepang dari 30 Desember 2024 hingga 8 Januari 2025, di empat kota yaitu Saitama, Nagoya, Tokyo, dan Kagawa, yang dihadiri lebih dari 200 peserta.*

Sumber Klik disini

Table of contents

Read more

Local News