fbpx
Senin, 2 Desember 2024

Khutbah Jumat: Remaja dalam Pusaran Pergaulan Bebas

Share

BKKBN menyebutkan hubungan seks di luar nikah para remaja di rentang usia 15-19 tahun meningkat, bagaimana peran kita mencegah pergaulan bebas, inilah petikan khutbat Jumat

Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil

Hidayatullah.com | TEMUAN BKKBN setiap tahun hubungan layaknya suami istri para remaja di Indonesia dan pergaulan bebas tidak pernah turun. Bagaimana pesan Al-Quran terhadap para orang tua? Inilah naskah lengkah khutbah Jumat kali ini.

Naskah Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Hadirin Jamaah Jumat yang Dimuliakan Allah SWT

Salah satu anugerah sekaligus amanah yang diberikan Allah SWT kepada kita adalah keberadaan anak-anak dalam kehidupan berumah tangga.

Sebagai anugerah, kelahiran seorang anak, baik putra atau putri, wajib untuk kita syukuri. Sebagai amanah yang berarti titipan, maka wajib bagi kita sebagai orang tuanya untuk menjaga dan merawat dengan sebaik-baiknya.

Bicara tentang anak yang telah menginjak usia remaja, ada sebuah fakta yang membuat kita sebagai orang tua patut waspada dan berhati-hati.

Beberapa waktu lalu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merilis hasil temuan yang mencengangkan. Temuan ini menyebutkan, hubungan layaknya suami istri telah banyak dilakukan oleh para remaja di Indonesia.

BKKBN menyebutkan hubungan seks di luar nikah oleh para remaja di rentang usia 15-19 tahun mengalami peningkatan yang signifikan. 59 persen remaja perempuan telah melakukan hubungan pra-nikah. Sementara para remaja laki-laki lebih parah lagi, 74 persen pernah melakukan hubungan badan. Tidak salah dan berlebihan jika kita mengatakan Indonesia tengah mengalami darurat seks bebas, khususnya di kalangan para remaja.

Jamaah Shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Kita sebagai orang tua harus mengambil tindakan. Tidak boleh abai dan memandang remeh fenomena yang mengkhawatirkan ini. Untuk membuktikan bahwa kita adalah orang tua yang bersyukur atas anugerah dan pandai menjaga amanah, sejumlah langkah konkret perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh orang tua terhadap anak-anak.

Pertama, didiklah anak-anak kita dengan pendidikan yang menitikberatkan pada akhlak mulia. Dengan memberikan pendidikan berupa akhlak dan adab sejak dini, anak bisa mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar.

Sehingga si anak akan melakukan hal-hal yang benar dan meninggalkan yang tidak benar.

Sebagai orang tua, tidak cukup sekadar melahirkan, membesarkan, dan memenuhi kebutuhannya yang bersifat materi. Lebih dari itu, orang tua harus menyelami perkembangan kepribadian anak.

Orang tua harus bergaul seakrab mungkin dengan anaknya. Tidak hanya memberikan instruksi dan arahan yang bersifat memaksa. Tapi cobalah untuk memahami seperti apa karakter anak sehingga si anak tidak sampai mencari tahu dari orang lain apalagi dari sumber-sumber yang menyesatkan.

Perintah menjaga keluarga langsung Allah SWT sampaikan melalui Al-Quran:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (QS. At-Tahrim : 06)

Rasulullah ﷺ juga memberikan perintah kepada para orang tua untuk mengajarkan akhlak kepada anak-anak.

أَكْرِمُوا أَوْلَادَكُمْ وَأَحْسِنُوا أَدَبَهُمْ

“Muliakanlah anak-anak kalian dan perbaikilah tingkah laku mereka.” (HR. Ibnu Majah)

Kaum Muslimin Jamah Jumat Hafidzakumullah

Kedua, berikan kepada anak-anak makanan serta minuman dari hasil pekerjaan yang halal dan baik. Jangan sampai kita bukannya mencari dengan cara yang halal, justru menghalalkan segala cara, tanpa peduli soal halal haram.

Ketahuilah, mencari sesuap nasi sebagai nafkah untuk keluarga terhitung perbuatan yang pahalanya sama seperti seseorang berjihad di jalan Allah SWT.

Rasulullah ﷺ sendiri menyatakan hal demikian dengan bersabda :

الْكَادُّ عَلَى عِيَالِهِ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللهِ

“Orang yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya, maka ia serupa orang yang berjihad di jalan Allah.” (HR. Ahmad)

Karenanya, seorang ayah harus memastikan di dalam mencari nafkah harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan halal.

Ketiga, berlaku adil dalam memperlakukan anak-anak. Rasulullah ﷺ bersabda :

سَوُّوا بَيْنَ أَوْلَادِكُمْ فِي الْعَطِيَّةِ فَلَوْ كُنْت مُفَضِّلًا أَحَدًا لَفَضَّلْت النِّسَاءَ

“Berbuatlah adillah kalian dalam pemberian anak kalian. Andaikan aku pilih kasih maka aku pilih anak wanita.” (HR Al-Baihaqi)

Hadis ini memberikan pelajaran untuk jangan sekali-kali pilih kasih di antara anak-anak kita. Baik itu anak laki-laki atau perempuan, semuanya tetap kita perlakukan setara.

Jangan lantaran anak pertama tampak rupanya cantik, sementara anak kedua biasa-biasa saja, kita menomorsatukan anak pertama. Kemana pun kita selalu mengajak anak pertama.

Ini sikap tidak adil. Sikap seperti ini akan menjadi gangguan psikis pada diri si anak.

Contoh sikap tidak adil dalam menyekolahkan anak. Untuk anak laki-laki disekolahkan sampai perguruan tinggi.

Adapun anak perempuan, cukup hanya sampai SMP atau SMA. Perlakuan tidak adil akan menimbulkan kekecewaan pada sang anak.

Di samping itu, kelak jika ia punya anak, pengalaman yang ia rasakan akan ia timpakan pula kepada anaknya sendiri. Maka, pesan nabi di atas patut untuk kita terapkan dengan bersikap adil kepada siapa saja dari anak-anak kita.

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah

Yang terakhir atau keempat, memberikan kasih sayang dengan memperlakukan mereka sebaik mungkin. Orang tua harus mencurahkan kasih sayang pada diri anak sehingga anak merasa nyaman dan aman bersama ayah ibunya.

Jika ada permasalahan, ia tidak lari kepada orang asing yang baru dikenal di media sosial, tapi ia meminta solusi dari kedua orang tuanya, sebab ia memandang bahwa orang tuanyalah yang paling mengerti apa dan bagaimana menghadapi sebuah persoalan.

Dalam hal ini kita bisa berkaca pada sikap Rasulullah ﷺ dalam mengasihi anak-anak. Suatu hari, beliau dilihat oleh seorang sahabat bernama Aqra’ bin Habis at-Tamimi sedang mencium kedua cucu kesayangannya, Hasan dan Husain.

Aqra’ tampak takjub dengan pemandangan, yang menurutnya, sesuatu yang asing. Aqra’ sampai berkata, “Aku punya sepuluh anak. Tak satu pun aku cium di antara mereka.” Rasulullah ﷺ menoleh kepadanya dan berkata,

مَن لا يَرحَمْ، لا يُرحَمْ

“Siapa yang tidak mengasihi tidak akan dikasihani.” (HR. Bukhari-Muslim)

Mengasihi anak bukan berarti memanjakannya sehingga anak sampai tidak bisa mandiri. Harus ada juga sikap tegas ketika si anak melanggar ajaran agama atau mengabaikannya, seperti ajaran untuk melaksanakan shalat.

Rasulullah ﷺ bersabda :

مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا، وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ.

“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia jika tidak melaksanakannya, serta pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya!” (HR. Abu Dawud)

Inilah empat pesan bagi para orang tua untuk diterapkan dalam membesarkan dan merawat anak-anak. Jika orang tua memainkan perannya dengan baik dan sungguh-sungguh, semata-mata mengharap rida Allah SWT dan mengikuti Rasulullah ﷺ, Insya Allah anak akan menjadi anak yang saleh salehah, menjadi penoang yang sangat penting bagi terwujudnya keluarga yang sehat lahir dan batin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Jumat Kedua

اَلْحَمْدُ للّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ   أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ

أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ  

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ  

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْن

Arsip lain terkait Khutbah Jumat bisa diklik di SINI. Artikel lain tentang keislaman bisa dibuka www.hidayatullah.com. Khutbah Jumat ini kerjasama dengan Rabithah Alawiyah Kota Malang

Sumber Klik disini

Tinggalkan Balasan

Table of contents

Read more

Berita lainnya