Hidayatullah.com– Sebuah kapal perang New Zealand yang menabrak karang kemudian terbakar dan tenggelam di perairan Samoa belum lama ini ternyata dalam posisi autopilot dan awak kapal tidak ada yang menyadarinya.
HMNZS Manawanui adalah kerugian kapal pertama yang dialami Selandia Baru sejak Perang Dunia Kedua. Kapal ini merupakan satu dari sembilan kapal yang dimiliki angkatan laut negara kecil tersebut.
Anggota kru HMNZS Manawanui mengira kapal perang itu dalam posisi manual control saat berlayar di perairan Samoa, menurut hasil penyelidikan resmi yang dirilis hari Jumat (29/11/2024), lansir BBC.
Para awak kapal kala itu meyakini ada masalah dengan pendorong kapal ketika mereka tidak dapat mengubah arah kemudinya.
Namun, tidak ada satu pun awak kapal yang mau repot-repot memeriksa apakah kapal masih dalam mode autopilot, sebelum kapal itu akhirnya menabrak karang dan terbakar.
Beruntung seluruh 75 orang yang berada di atas kapal berhasil dievakuasi dengan selamat. Namun, kapal yang tenggelam itu mulai menumpahkan minyak ke laut, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi desa-desa pesisir di dekatnya.
Kepala Staf AL New Zealand Garin Golding mengatakan kepada awak media bahwa peristiwa itu disebabkan murni kesalahan manusia.
“Memori otot dari orang yang memegang kendali seharusnya mencondongkan badannya ke arah panel itu dan memeriksa apakah layarnya bertuliskan autopilot atau tidak,” kata Golding.
“Saya ingin meyakinkan rakyat New Zealand bahwa kami akan belajar dari situasi ini dan adalah tugas saya, sebagai Kepala Angkatan Laut, untuk mendapatkan kembali kepercayaan Anda,” katanya.
Dia menambahkan bahwa tim penyelam memantau “kebocoran lambat yang terus-menerus” yang dialami kapal tersebut.Sementara peralatan akan diangkut ke Samoa pekan ini untuk membuang sisa bahan bakar dan polutan lain dari kapal, otoritas Selandia Baru belum mengumumkan rencana pemindahan bangkai kapal tersebut.
HMNZS Manawanui sedang mengalami survei bawah air di lepas pantai pulau Upolu saat menabrak karak dan terbakar pada 6 Oktober 2024. Kapal tidak lama kemudian mulai tenggelam.
Keesokan harinya, warganet mulai merundung wanita yang menjadi kapten kapal tersebut, menyalahkan gendernya.
Komentar warga dunia maya itu langsung dibantah oleh Menteri Pertahanan New Zealand.*
Sumber Klik disini