Rabu, 11 Desember 2024

Kabel Bawah Laut di Baltik Putus Diduga Ulah Kapal China

Share

Hidayatullah.com– Swedia secara resmi meminta China untuk bekerja sama dalam penyelidikan kerusakan dua kabel di Laut Baltik setelah sebuah kapal China diduga berkaitan dengan insiden tersebut.

Dua kabel tersebut – menghubungkan Swedia-Lithuania dan Finlandia-Jerman – rusak di perairan Swedia di Laut Baltik pada tanggal 17 dan 18 November.

Sebuah kapal China, Yi Peng 3, diyakini berada di daerah tersebut pada saat kabel putus dan kemudian melempar sauh di perairan internasional di lepas pantai Denmark.

Beijing membantah terlibat dalam sabotase dan pada hari Jumat (29/11/2024)mengatakan pihaknya bersedia bekerja sama dengan Swedia dan negara-negara lain untuk mencari tahu apa yang terjadi, lansir BBC.

Yi Peng 3 meninggalkan pelabuhan Rusia Ust-Luga, di barat St Petersburg, pada 15 November.

Pada 17 November dini hari, kabel Arelion antara pulau Gotland di Swedia dan Lithuania rusak.

Di hari selanjutnya, kabel C-Lion 1 antara ibu kota Finlandia Helsinki dan pelabuhan Jerman Rostock mengalami nasib yang sama.

Data dari situs web pelacak kapal menunjukkan YinPeng 3 berlayar di atar kabel-kabel tersebut di sekitar waktu masing-masing kabel putus.

Menurut laporan Wall Street Journal, petugas investigasi mencurigai kapal itu sengaja merusak kabel-kabel tersebut dengan cara menjatuhkan jangkar dan menyeretnya di dasar laut hingga sejauh lebih dari 160 kilometer.

Kapal China itu berlayar di selat Kattegat – antara Swedia dan Denmark yang menghubungkan Laut Baltik dengan Laut Utara – sejak 19 November dan terus dipantau oleh Angkatan Laut Denmark.

Pada konferensi pers hari Kamis, PM Swedia Ulf Kristersson mengatakan bahwa pemerintahannya sudah mengirimkan surat resmi guna meminta kerja sama dari pihak China guna menemukan titik terang perihal masalah tersebut.

Dia juga mengulangi permintaan sebelumnya supaya kapal China itu putar balik kembali ke perairan Swedia untuk kepentingan penyelidikan, meskipun demikian dia menegaskan tidak “menuduh”.

Menanggapi seruan itu, hari Jumat Kementerian Luar Negeri China mengatakan akan bekerja sama dengan negara-negara bersangkutan guna “menemukan kebenaran”.

“Saat ini China dan Swedia menjalin komunikasi erat mengenai hal ini,” kata juru bicara Mao Ning.*

Sumber Klik disini

Tinggalkan Balasan

Table of contents

Read more

Berita lainnya