Hidayatullah.com– Mantan pemimpin Bolivia Evo Morales menuding pemerintahan bekas sekutu politiknya ally Luis Arce berusaha untuk membunuhnya, setelah mobilnya ditembaki orang tak dikenal pada Ahad dini hari (27/10/2024).
Morales, yang pendukungnya melakukan pemblokiran jalan selama berminggu-minggu, menggunggah rekaman video di laman Facebook yang menunjukkan dirinya sedang berada di kursi penumpang sebuah mobil yang kaca depannya berlubang akibat tembakan peluru.
“Agen-agen elit Negara Bolivia berusaha merenggut nyawa saya hari ini,” tulis Morales di media sosial tersebut seperti dilansir Reuters.
Peristiwa ini terjadi ketika situasi Bolivia tegang. Para pendukung Morales memblokir jalan raya utama selama dua pekan, menghambat pengiriman makanan dan bahan bakar ke seluruh negeri, dan bentrok dengan pasukan keamanan yang berusaha menyingkirkan blokade.
Pemerintahan Arce hari Sabtu menuding Morales berusaha membuat negara “tidak stabil” dan berusaha mengusik “ketertiban demokrasi”.Pihak Morales mengatakan konvoi kendaraannya disergap dekat sebuah barak militer oleh dua kendaraan yang dipenuhi orang-orang bersenjata dan berpakaian hitam-hitam.
Video yang dibagikan kepada Reuters menunjukkan aksi kejar-kejaran, di mana Morales berpindah mobil dan pengemudinya terluka. Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen isi video atau klaim yang dibuat oleh Morales dan sekutu politiknya.
Juru bicara Morales mengatakan mantan presiden itu akan menggelar konferensi pers pada Ahad malam dan “menyajikan bukti-bukti yang menghubungkan pemerintah sebagai dalang dalam upaya pembunuhan Evo Morales”.
Dalam sebuah wawancara radio setelah insiden tersebut, Morales mengatakan dua kendaraan mencegatnya di jalan dan menembaki mobilnya, seraya menambahkan bahwa sebuah peluru melesat “beberapa sentimeter” di atas kepalanya. Pernyataan daru kubu politik Morales MAS – yang terpecah menjadi kubu pendukung Morales dan Arce – mengatakan sebuah peluru menghantam lengan pengemudi kendaraan kedua dan peluru lainnya menyerempet kepalanya.
“Jika memang Luis Arce tidak memberikan perintah untuk percobaan pembunuhan ini, dia harus segera memberhentikan dan mengadili Eduardo del Castillo dan Edmundo Novillo, menteri pemerintahan dan pertahanan (Arce), beserta seluruh anggota kepolisian yang terlibat,” kata Morales kemudian lewat media sosial.
Wakil Menteri Keamanan Bolivia Roberto Ríos mengatakan kepada awak media bahwa polisi tidak melakukan operasi apa pun terhadap Morales.
Morales, yang menjabat tiga periode sebagai presiden, mengundurkan diri pada tahun 2019 setelah pemilu yang disengketakan menjerumuskan negara itu ke dalam kekacauan. Arce, mantan menteri ekonominya, terpilih pada tahun berikutnya.
Arce diperkirakan akan mencalonkan diri kembali pada pemilu tahun 2025. Sementara Morales mengatakan juga bermaksud maju dalam pemilihan presiden tahun depan, sehingga di dalam MAS terbentuk kubu-kubu.
Pernyataan dari faksi MAS yang berpihak pada Morales menyebut serangan itu sebagai “bukti bahwa kita menghadapi pemerintahan fasis” dan mengatakan para penyerang terlihat memasuki barak militer dan kemudian menaiki helikopter yang menunggu di landasan udara.*
Sumber Klik disini