fbpx
Senin, 2 Desember 2024

Banyaknya Gangguan Mental Remaja Singapura Dikaitkan Penggunaan Medsos Berlebihan

Share

Hidayatullah.com—Penggunaan media sosial yang berlebihan merupakan salah satu dari tiga faktor yang terkait dengan gejala kesehatan mental di kalangan remaja, menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Institute of Mental Health (IMH).

Kaum muda yang menghabiskan lebih dari tiga jam sehari di media sosial lebih mungkin mengalami gejala depresi, kecemasan dan/atau stres, menurut IMH dan National Healthcare Group (NHG) dalam rilis media belum lama ini.

Dua faktor lain yang terkait dengan gejala ini adalah pengalaman cyberbullying dan kekhawatiran sedang hingga berat terhadap bentuk tubuh.

Kecemasan terhadap bentuk tubuh didefinisikan dalam penelitian ini sebagai memiliki citra tubuh negatif dan kekhawatiran berlebihan terhadap bentuk tubuh yang umumnya dikaitkan dengan gangguan makan.

“Sekitar 1 dari 3 anak muda berusia antara 15 dan 35 tahun di Singapura melaporkan gejala depresi, kecemasan, dan/atau stres yang parah atau sangat parah,” kata IMH dan NHG.

“Penting untuk dicatat bahwa gejala kesehatan mental yang parah atau sangat parah yang dilaporkan dalam penelitian ini belum tentu mengindikasikan adanya gangguan mental,” tambah IMH dan NHG.

Hasil penelitian yang dilaporkan tersebut berasal dari temuan kelompok pertama Survei Kesehatan Mental Remaja Nasional yang dimulai pada tahun 2022 untuk menilai kesehatan mental warga Singapura berusia 15 hingga 35 tahun.

Studi tersebut melibatkan wawancara terhadap 2.600 anak muda antara Oktober 2022 dan Juni 2023 dan hasilnya mencerminkan populasi anak muda Singapura, kata IMH dan NHG.

Hal ini dilakukan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (MOH), Centre of Excellence for Youth Mental Health dan Saw Swee Hock School of Public Health di National University of Singapore (NUS).

Menurut hasil penelitian, kecemasan adalah masalah kesehatan mental yang paling umum terjadi di kalangan anak muda Singapura, dengan sekitar 27 persen remaja melaporkan gejala yang parah atau sangat parah pada minggu sebelum survei dilakukan.

Gejala kecemasan meliputi perasaan khawatir, gelisah, dan gelisah hampir sepanjang waktu.

Sekitar 1 dari 7 remaja melaporkan mengalami gejala depresi berat atau sangat parah, termasuk perasaan sedih, kesepian, dan kurang minat serta kenikmatan dalam beraktivitas sepanjang waktu.

Tingkat stres yang parah hingga sangat parah dilaporkan oleh 12,9 persen remaja di Singapura. Gejala-gejala ini termasuk tidak bisa rileks atau merasa kesal atau mudah tersinggung sepanjang waktu.

Sekitar 27 persen remaja juga ditemukan menggunakan media sosial secara berlebihan.

Mereka yang melakukan hal tersebut memiliki kemungkinan 1,5, 1,3, dan 1,6 kali lebih besar untuk mengalami gejala depresi, kecemasan, dan stres yang parah atau sangat parah, kata IMH dan NHG.

Orang-orang muda dengan masalah citra tubuh sedang hingga berat memiliki kemungkinan 4,9, 4,3, dan 4,5 kali lebih besar untuk mengalami gejala depresi, kecemasan, dan stres yang parah atau sangat parah.

Korban cyberbullying dua kali lebih mungkin mengalami gejala masalah kesehatan mental ini.

Associate Professor Swapna Verma, ketua dewan medis IMH, menyatakan bahwa meskipun tidak semua orang yang mengalami gejala depresi atau kecemasan memiliki kondisi klinis, namun berada dalam kondisi seperti itu dalam jangka waktu yang lama dapat berdampak buruk pada kesejahteraan mereka. .

“Anak muda saat ini sedang bergelut dengan permasalahan unik yang tidak dialami oleh generasi sebelumnya,” ujarnya.

“Media sosial memaparkan mereka pada perbandingan terus-menerus, sehingga meningkatkan kekhawatiran mengenai citra tubuh,” katanya.

Dunia siber juga telah menciptakan perundungan siber, yang menambah dimensi baru terhadap pelecehan yang bersifat terus-menerus dan meluas.

Associate Professor Mythily Subramaniam, asisten ketua dewan medis (penelitian) IMH, mengatakan tiga faktor terkait dapat dikaitkan satu sama lain.

“Jumlah waktu yang dihabiskan anak muda di media sosial juga dapat dikaitkan dengan cyberbullying dan keduanya dapat menyebabkan masalah citra tubuh,” katanya.

“Penelitian kami, seperti penelitian lainnya, menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan merupakan masalah kesehatan masyarakat dan berdampak signifikan terhadap kesehatan mental remaja.”

Karenanya, penting bagi generasi muda, orang tua, dan pendidik untuk memperhatikan masalah ini, mengenali tanda-tanda awal stres dan mengembangkan batasan yang sehat, ujarnya.* (CNA)

Sumber Klik disini

Tinggalkan Balasan

Table of contents

Read more

Berita lainnya