Selasa, 10 Desember 2024

Al-Qassam Umumkan Syahidnya Sinwar, Begini Pernyataan Lengkapnya

Share

Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer perlawanan Hamas mengumumkan syahidnya Yahya Sinwar, pemimpin Hamas, sebagai syuhada dalam pertempuran melawan penjajah ‘Israel’. Sinwar, yang dikenal dengan nama “Abu Ibrahim”, syahid saat memimpin perjuangan mempertahankan Masjid Al-Aqsa dan hak-hak rakyat Palestina.

Dalam pernyataan resminya, Al-Qassam menegaskan bahwa gugurnya Sinwar adalah bukti komitmen pemimpin Hamas yang senantiasa berada di garis depan perjuangan.

Al-Qassam memuji perjalanan jihad Sinwar yang penuh kehormatan. Ia disebut sebagai bagian dari generasi pendiri Hamas yang mengorbankan masa mudanya dalam penjara selama lebih dari dua dekade. Setelah bebas melalui kesepakatan “Wafa al-Ahrar”, Sinwar tetap teguh di jalan perlawanan, memimpin berbagai operasi besar termasuk “Thaufan al-Aqsa” dan menjalin solidaritas dengan faksi-faksi perlawanan lainnya.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa perlawanan tidak akan berakhir meski para pemimpin mereka gugur. “Syahid adalah keinginan tertinggi para pemimpin kami,” tegas Al-Qassam. Mereka menekankan bahwa darah para pemimpin seperti Sinwar akan menjadi penerang jalan pembebasan dan penyemangat perjuangan hingga penjajah Zionis terakhir diusir dari tanah Palestina.

Begini pernyataan lengkapnya:

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka hidup di sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki.”

Pernyataan militer dari Brigade Asy-Syahid Izzuddin Al-Qassam

Wahai putra-putri bangsa Palestina yang berjihad, wahai umat Arab dan Islam:

Brigade Asy-Syahid Izzuddin Al-Qassam dengan bangga mengumumkan syahidnya komandan besar, Yahya Sinwar “Abu Ibrahim”, pemimpin Gerakan Perlawanan Islam Hamas, yang gugur sebagai syuhada dalam pertempuran paling mulia demi membela Masjid Al-Aqsa yang diberkahi, rakyat kami, dan hak-hak sah mereka. Merupakan kebanggaan bagi gerakan kami bahwa para pemimpin mengorbankan diri sebelum prajurit, dan mereka maju di barisan terdepan dalam kafilah syuhada dari rakyat kami yang telah menyerahkan jiwa dan darah mereka di jalan Allah dan dalam perjuangan membebaskan Palestina. Komandan kami gugur di antara saudara-saudara pejuangnya, sebagai pahlawan yang berjuang melawan penjajah yang mengira Gaza akan mudah ditaklukkan oleh tentara pengecut mereka.

Perjalanan hidup komandan kami “Abu Ibrahim” adalah perjalanan jihad yang penuh kehormatan. Ia adalah bagian dari generasi pendiri Gerakan Perlawanan Islam Hamas serta sayap militer dan keamanan gerakan tersebut. Ia mengorbankan masa mudanya sebagai tahanan di penjara penjajah selama lebih dari dua puluh tahun sebelum ia dibebaskan dengan kepala tegak dalam kesepakatan “Wafa al-Ahrar”. Setelah dibebaskan, ia tidak mau berhenti dari jalan jihad, dan terus terlibat dalam aktivitas militer gerakan ini di tiga wilayah. Ia memainkan peran penting dalam penyatuan front perlawanan menuju Yerusalem, kemudian memimpin gerakan di Gaza, dan kepemimpinannya membawa perubahan besar dalam bidang dakwah, politik, dan militer, yang berpuncak pada operasi “Thaufan al-Aqsa”. Selain itu, ia juga memimpin jalur hubungan nasional dan kerja sama perlawanan, sebelum akhirnya mengambil alih kepemimpinan gerakan di dalam dan luar Palestina setelah syahidnya komandan besar Ismail Haniyah.

Faksi-faksi perlawanan, terutama Hamas, ketika memutuskan untuk terjun dalam pertempuran besar dan menentukan ini dalam sejarah perjuangan rakyat Palestina dan umat kami, sepenuhnya menyadari bahwa harga pembebasan sangat mahal, seperti yang telah dibayar oleh semua bangsa sebelum terbebas dari penjajah mereka. Hamas siap berada di garis depan, bersama putra-putri rakyatnya, menolak tunduk pada musuh atau berdiam diri terhadap kezaliman dan perampokan hak-hak sah rakyat kami. Jihad kami tidak akan berhenti sampai Palestina dibebaskan, Zionis terakhir diusir, dan semua hak-hak sah kami dipulihkan. Bukti terbaiknya adalah bahwa setelah satu tahun pertempuran “Thaufan al-Aqsa”, rakyat kami tidak hancur atau menyerah meskipun telah membayar harga yang mahal dan meskipun menghadapi kejahatan genosida Zionis yang brutal.

Musuh yang kriminal ini benar-benar keliru jika berpikir bahwa dengan membunuh para pemimpin perlawanan seperti Sinwar, Haniyah, Nasrallah, Arouri, dan lainnya, mereka dapat memadamkan semangat perlawanan atau membuatnya mundur. Perlawanan justru akan terus berlanjut dan meningkat hingga tujuan rakyat kami tercapai. Syahid adalah keinginan tertinggi bagi para pemimpin kami, dan darah mereka akan menjadi lentera yang menerangi jalan pembebasan serta api yang membakar para penyerang. Para pemimpin kami telah meninggalkan ratusan ribu mujahidin dari bangsa kami yang bertekad melawan penjajah Zionis sampai Palestina dan Masjid Al-Aqsa bersih dari najis mereka, dan mereka diusir dari tanah kami dengan izin Allah.

Dan ini adalah jihad: kemenangan atau syahid. Brigade Asy-Syahid Izzuddin Al-Qassam – Palestina Jumat, 15 Rabiul Akhir 1446 H Bertepatan dengan 18 Oktober 2024 M

Baca juga: Yahya Sinwar: Sang Perancang ‘Operasi Taufan Al-Aqsha’

Sumber Klik disini

Tinggalkan Balasan

Table of contents

Read more

Berita lainnya