Hidayatullah.com – Kelompok bersenjata Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah, dibuat porak-poranda oleh serangan intensif “Israel” selama sepekan terakhir yang menewaskan tujuh tokoh utamanya, termasuk sang pemimpin, Hassan Nasrallah.
Serangan brutal Zionis mengejutkan Lebanon dan sebagian besar negara Timur Tengah sedangkan para pejabat “Israel” menganggapnya sebagai pencapaian militer dan intelijen yang besar.
Hizbullah membuka medan perang baru untuk mendukung Hamas di Jalur Gaza sehari setelah serangan perlawanan kelompok Palestina pada 7 Oktober ke Israel.
Serangan terbaru ini di Lebanon dan pembunuhan Nasrallah merupakan eskalasi signifikan dalam perang di Timur Tengah, kali ini antara Israel dan Hizbullah.
Kekuatan militer dan politik paling kuat di Lebanon kini sedang berusaha memulihkan diri dari hantaman keras, setelah kehilangan anggota-anggota pentng yang telah menjadi bagian dari Hizbullah sejak pendiriannya pada awal 1980-an.
Hasan Nasrallah, Pemimpin Hizbullah
Salah satu di antara mereka adalah Nasrallah, yang tewas dalam serangkaian serangan udara yang meratakan sebuah kompleks bangunan di selatan Beirut. Sejumlah tokoh Hizbullah lain yang kurang terkenal juga tewas dalam serangan tersebut.
Sejak 1992, Nasrallah telah memimpin Hizbullah melalui beberapa perang dengan penjajah “Israel”, dan mengawasi transformasi kelompok Syiah ini menjadi pemain yang kuat di Lebanon. Dengan dukungan Iran, Hizbullah memasuki arena politik Lebanon sambil juga mengambil bagian dalam konflik regional menjadikannya salah satu kekuatan paramiliter terkuat.
Setelah pemberontakan Suriah pada tahun 2011 berubah menjadi perang saudara, Hizbullah bersama Rusia berperan penting dalam mempertahankan rezim Bashar al-Assad tetap berkuasa. Di bawah Nasrallah, Hizbullah juga membantu kemampuan kelompok-kelompok Syiah bersenjata yang didukung Iran di Irak dan Yaman.
Nasrallah adalah tokoh yang memecah belah di Lebanon, dengan para pendukungnya memujinya karena mengakhiri pendudukan Israel di Lebanon selatan pada tahun 2000 dan para penentangnya mengecamnya karena penimbunan senjata kelompok tersebut dan membuat keputusan sepihak yang menurut mereka menguntungkan Teheran dan para sekutunya.
Nabil Kaouk, Wakil Deputi Dewan Pusat Hizbullah
Nabil Kaouk, yang tewas dalam serangan udara hari Sabtu, adalah wakil kepala Dewan Pusat Hizbullah. Ia bergabung dengan kelompok itu pada masa-masa awal berdirinya di tahun 1980-an. Kaouk juga pernah menjabat sebagai komandan militer Hizbullah di Lebanon selatan dari tahun 1995 hingga 2010. Kaouk tampil di beberapa media dan berpidato di depan para pendukungnya termasuk di pemakaman anggota Hizbullah. Dia telah dipandang sebagai calon pengganti Nasrallah.
Ibrahim Aqil, Kepala Pasukan Elit Radwan
Ibrahim Aqil adalah seorang komandan tertinggi dan memimpin Pasukan Elit Radwan Hizbullah. Penjajah “Israel” berusaha menjauhkannya dari perbatasannya dengan Lebanon. Dia juga merupakan anggota badan militer tertinggi Hizbullah, Dewan Jihad, dan selama bertahun-tahun masuk dalam daftar buronan Amerika Serikat. Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Akil adalah bagian dari kelompok yang melakukan pemboman Kedutaan Besar AS di Beirut pada tahun 1983 dan mendalangi penyanderaan warga negara Jerman dan Amerika.
Ahmad Wehbe, Komandan Pasukan Elit Radwan
Ahmad Wehbe adalah komandan Pasukan Radwan dan memainkan peran penting dalam mengembangkan kelompok tersebut sejak pembentukannya hampir dua dekade lalu. Dia tewas bersama Aqil dalam sebuah serangan udara di pinggiran selatan Beirut yang menghantam dan meratakan sebuah bangunan.
Ali Karaki
Ali Karaki memimpin Hizbullah di medan perang di Lebanon selatan dan memainkan peran penting dalam konflik yang sedang berlangsung. AS menyebutnya sebagai tokoh penting dalam kepemimpinan kelompok tersebut. Tidak banyak yang diketahui tentang Karaki, yang tewas bersama Nasrallah.
Mohammad Surour, Kepala Unit Drone
Mohammad Surour adalah kepala unit drone atau pesawat tanpa awak Hizbullah, yang digunakan untuk pertama kalinya dalam konflik dengan “Israel”. Di bawah kepemimpinannya, Hizbullah meluncurkan drone peledak dan pengintai jauh ke dalam wilayah penjajahan Zionis, menembus sistem pertahanannya yang selama ini hanya berfokus pada roket dan rudal.
Ibrahim Kobeissi, Kepala Unit Rudal
Ibrahim Kobeissi, di sisi lain, memimpin unit rudal Hizbullah. Militer “Israel” menuduh Kobeissi merencanakan penculikan dan pembunuhan tiga tentara “Israel” di perbatasan utara pada tahun 2000.*
Sumber Klik disini