Eramuslim.com

Libanon Perpanjang Larangan Penerbangan Ke dan Dari Iran

Hidayatullah.com– Pihak otoritas Libanon, hari Senin (17/2/2025), mengatakan memperpanjang larangan penerbangan menuju dan dari Iran sampai 18 Februari.Juru bicara kepresidenan Libanon Najat Charafeddine mengatakan kepada awak media bahwa mandat diberikan kepada Kementerian Transportasi dan Pekerjaan Umum untuk memperpanjang larangan penerbangan yang akan menuju Iran dan datang dari Iran. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut sampai kapan larangan tersebut berlaku, lansir Al Arabiya.Pekan lalu, Libanon melarang sebuah penerbangan dari Iran mendarat di bandara Beirut, karena ada ancaman dari Israel yang akan menyerangnya. Israel menuduh Iran memanfaatkan penerbangan sipil untuk menyelundupkan uang tunai yang akan diberikan kepada kelompok Hizbullah.Langkah Libanon itu kemudian dibalas oleh Teheran, yang melarang Libanon mengangkut dengan pesawat warganya yang terlantar di Iran.Massa pendukung Hizbullah yang marah karena pesawat Iran dilarang mendarat di bandara Beirut, berusaha memblokir jalan utama menuju bandara. Tindakan mereka dihadapi oleh aparat keamanan dengan berusaha membubarkan kerumunan massa dengan paksa.Pihak berwenang mengambil tindakan tegas terhadap para pendukung Hizbullah itu karena mereka juga menyerang pasukan penjaga perdamaian PBB di Libanon, UNIFIL, saat berunjuk rasa.Tidak hanya itu, para pendukung Hizbullah berupaya menebarkan kampanye kebencian terhadap pemerintahan Presiden Joseph Aoun dan PM Nawaf Salam, yang mereka sebut sebagai Zionis dan antek Israel.*

Operasi Narkoba Saudi Sita Daun Qat Ratusan Kilo dan Ribuan Pil

Hidayatullah.com– Pihak berwenang Arab Saudi menggelar sejumlah operasi berkaitan dengan tindak kejahatan narkoba di seluruh wilayah kerajaan, dengan hasil sitaan ratusan kilogram qat dan hashish, serta ribuan pil teler.Aparat di wilayah Asir menangkap dua warga Ethiopia karena menyelundupkan 4 kilogram qat. Sementara aparat di Al-Fatsha meringkus dua warga Yaman yang menyelundupkan 10 kilogram qat, lapor kantor berita Saudi Press Agency (SPA) hari Senin (17/2/2025).Aparat hukum di Jazan menangkap tiga warga Ethiopia karena menjual amphetamine, sementara di Jeddah seorang pria ditangkap karena menjual hashish atau getah ganja.Petugas Patroli Perbatasan di Al-Dayer, Jazan, berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 116 kilogram hashish. Dalam operasi terpisah, dua warga Yaman ditangkap karena menyelundupkan 240 kilogram qat.Petugas Patroli Perbatasan di Al-Raboah, Asir, menyita 32.900 butir tablet obat-obatan teregulasi, dan menangkap lima warga Ethiopia karena menyelundupkan 100 kilogram qat.*

Kondisi Pengungsi di Sudan Tidak Manusiawi PBB Butuh Dana $6 Miliar

Hidayatullah.com– Perserikatan Bangsa-Bangsa, hari Senin (17/2/2025), mengatakan pihaknya berusaha mengumpulkan dana $6 miliar untuk Sudan tahun ini dari para donor internasional, guna mengatasi kondisi para pengungsi yang di sana yang merupakan salah satu krisis kemanusiaan paling parah dan menyedihkan dalam sejarah manusia modern.Dana yang dibutuhkan PBB itu naik 40 persen dibandingkan tahun lalu. Namun, PBB mengatakan dana tersebut diperlukan karena dampak peperangan antara pasukan militer dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) selama 22 bulan sudah menyebabkan seperlima populasi Sudan kehilangan tempat tinggal dan setengah dari penduduk mengalami kelaparan parah, dan situasi ini masih terus memburuk.“Sudan merupakan darurat kemanusiaan dalam proporsi yang mengejutkan,” kata UN Emergency Relief Coordinator Tom Fletcher, menjelang peluncuran penggalangan dana. “Kelaparan sedang terjadi. Tindak kekerasan seksual merajalela. Anak-anak dibunuh dan terluka. Penderitaan di sana sangat memprihatikan,” kata Fletcher, seperti dilansir Reuters.Kondisi kelaparan parah dilaporkan terjadi di sedikitnya lima lokasi di Sudan, termasuk di kamp pengungsi di Darfur, menurut pernyataan PBB.Salah satu kamp yang penghuninya mengalami kelaparan pekan lalu diserang oleh pasukan RSF, yang sedang memperkuat posisinya di Darfur.PBB berupaya menjangkau 21 juta orang di Sudan yang membutuhkan bantuan kemanusiaan, menjadikannya misi bantuan paling besar sejauh tahun 2025 ini.*

Ekonomi China Bergerak Turun Presiden Xi Jinping Panggil Jack Ma dkk

Hidayatullah.com– Presiden Xi Jinping dikabarkan sudah bertemu dengan sejumlah para pelaku usaha papan atas China, termasuk pendiri Alibaba Jack Ma, di tengah perekonomian negara yang terus bergerak turun.Selain Jack Ma, Presiden Xi dikabarkan juga bertemu dengan bos perusahaan otomotif BYD, pembuat baterai CATL, bos Tencent, Xiaomi, serta pendiri Huawei, Ren Zhengfei.Presiden China itu dikabarkan menghadiri sebuah simposium tentang badan-badan usaha swasta, di mana dia menyampaikan pidato – yang isinya tidak diungkapkan ke publik, lansir The Guardian.Xi menggalakkan kampanye peningkatan kontrol pemerintah atas industri swasta, terutama bidang teknologi, yang menurutnya tidak terkontrol dengan baik.Negara itu saat ini sedang mengalami penurunan ekonomi, yang didorong oleh krisis perumahan, stagnasi konsumsi masyarakat, serta tingginya angka pengangguran kaum muda.Pertemuan tersebut berlangsung di Beijing’s Great Hall of the People. Rekaman video yang ditayangkan kanal televisi CCTV pada hari Senin (17/2/2025) menunjukkan Jack Ma sedang berdiri dan bertepuk tangan ketika Presiden Xi Jinping memasuki balai pertemuan megah itu. Xi, Ren dan bos BYD Wang Chuanfu tampak menyampaikan pidato, tetapi tidak ada rekaman audio maupun transkipnya yang dipublikasikan.Liang Wenfeng, pendiri DeepSeek, juga tampak menghadiri acara tersebut.Para pemimpin eksekutif dari dua perusahaan teknologi terbesar China – ByteDance yang merupakan induk dari TikTok, serta Baidu yang unggul dalam mesin pencari dan AI – tidak menghadiri acara itu, lapor Reuters.Penampakan Jack Ma mendapatkan perhatian tersendiri, sebab miliarder itu pernah menjadi target pihak regulator China dan sempat menghilang dari pandangan publik selama beberapa bulan setelah menyampaikan pidato yang mengkritik Presiden Xi pada 2020.*

Apakah Benar Mandi di Malam Hari Dilarang?

TIDAK, mandi di malam hari tidak dilarang. Ini adalah mitos yang sering beredar, terutama di beberapa budaya, dengan alasan bahwa mandi di malam bisa menyebabkan rematik atau masuk angin. Namun, dari sudut pandang medis, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.Fakta Medis tentang Mandi Malam:Tidak Menyebabkan RematikRematik adalah penyakit autoimun yang tidak disebabkan oleh kebiasaan mandi malam. Penyebabnya lebih berkaitan dengan faktor genetik dan sistem kekebalan tubuh.BACA JUGA:   8 Tata Cara Mandi Haid yang BenarBisa Membantu RelaksasiMandi air hangat di malam hari justru bisa membantu tubuh rileks, mengurangi stres, dan membuat tidur lebih nyenyak.Efek Suhu AirAir hangat: Bisa membantu melemaskan otot dan meningkatkan sirkulasi darah.Air dingin: Bisa menyegarkan tubuh, tetapi jika tubuh dalam kondisi lelah atau suhu lingkungan dingin, bisa menyebabkan ketidaknyamanan.Risiko Jika Tubuh Tidak Dikeringkan dengan BaikJika mandi malam dilakukan dengan air dingin dan tubuh tidak dikeringkan dengan baik, ada kemungkinan mengalami penurunan suhu tubuh yang bisa membuat rentan terhadap flu atau masuk angin.BACA JUGA:  Mengapa Dilarang Buang Air Panas di Lubang Kamar Mandi?KesimpulanMandi malam tidak berbahaya selama dilakukan dengan cara yang benar, seperti menggunakan air hangat jika udara dingin dan mengeringkan tubuh dengan baik setelahnya. Jadi, tidak perlu takut mandi malam! []

Hind Rajab Gugat Menteri Luar Negeri ‘Israel’ atas Kejahatan Perang

Hidayatullah.com—Yayasan Hind Rajab mengumumkan hari Ahad, bahwa pihaknya telah secara resmi mengajukan pengaduan ke Mahkamah Kriminal Internasional, menuntut dikeluarkannya surat perintah penangkapan terhadap Menteri Luar Negeri ‘Israel’ Gideon Sa’ar, atas tuduhan “melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan” selama genosida militer ‘Israel’ di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.Pengaduan tersebut didasarkan pada Statuta Roma, yang menuduh Sa’ar memainkan peran utama dalam merumuskan dan menerapkan kebijakan yang mengakibatkan pengungsian massal, hukuman kolektif, dan serangan sistematis terhadap warga sipil Palestina, serta “hasutan untuk melakukan kekerasan dan penghalangan mekanisme peradilan internasional.”Pengaduan tersebut mencakup tuduhan kejahatan perang berdasarkan Pasal 8 Statuta Roma, termasuk “menyerukan pengurangan wilayah Gaza dan memberlakukan blokade komprehensif yang menyebabkan hancurnya 72% infrastruktur sipil dan pengungsian sekitar 1,7 juta warga Palestina.”Hind Rajab meyakini bahwa tindakan ini merupakan pelanggaran nyata terhadap larangan pemindahan penduduk di wilayah pendudukan, dan penggunaan kelaparan sebagai sarana perang dengan membatasi pasokan makanan dan medis.Menurut organisasi kemanusiaan internasional, 96% penduduk Gaza sekarang mengalami kerawanan pangan, dengan lebih dari 495.000 orang menghadapi kondisi kelaparan, kata organisasi tersebut.Pengaduan tersebut juga merujuk pada dilakukannya kejahatan terhadap kemanusiaan berdasarkan Pasal 7 Statuta Roma, melalui “penganiayaan dan diskriminasi sistematis terhadap warga Palestina, kebijakan perluasan permukiman yang berkelanjutan, penerapan blokade militer, dan penolakan hak-hak dasar warga Palestina.”Kunjungan Saar ke BrusselsPengaduan tersebut menegaskan bahwa Sa’ar tidak bertindak sendiri, dan menyatakan bahwa ia adalah “bagian dari perusahaan kriminal yang lebih besar dalam pemerintahan (Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin) Netanyahu, yang secara aktif membentuk kebijakan yang melanggar hukum internasional.”Yayasan tersebut menjelaskan bahwa pengaduan tersebut sangat penting mengingat kunjungan Gideon Sa’ar ke Brussels pada tanggal 18 Februari, dan meminta otoritas Belgia – penandatangan Statuta Roma – untuk bekerja sama dengan Pengadilan Kriminal Internasional dan tidak membiarkan Sa’ar lolos dari akuntabilitas hukum.Perlu dicatat bahwa organisasi Hind Rajab, diambil dari nama seorang gadis Palestina berusia lima tahun yang menjadi martir di Gaza setelah tentara pendudukan ‘Israel’ membunuh seluruh keluarganya di dalam mobil yang mereka tumpangi dan juga membunuh paramedis yang datang untuk mencoba menyelamatkan hidupnya.Yayasan Hind Rajab mengajukan pengaduan terhadap 1.000 tentara ‘Israel’ ke Mahkamah Kriminal Internasional, atas tuduhan melakukan genosida di Jalur Gaza, selain kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.Yayasan tersebut menyatakan dalam situs resminya bahwa pengaduan yang disampaikan ke Mahkamah Kriminal Internasional di Den Haag, Belanda, disertai dengan nama-nama 1.000 terdakwa dan didukung oleh bukti-bukti terverifikasi, yang membuktikan partisipasi mereka secara aktif dan rutin dalam melakukan kejahatan perang selama perang yang telah berkecamuk di Jalur Gaza selama lebih dari setahun.Tuduhan terhadap 1.000 tentara tersebut termasuk menghancurkan infrastruktur Jalur Gaza, menargetkan rumah-rumah warga sipil, sekolah dan rumah sakit, berpartisipasi dalam pengepungan Jalur Gaza dan mencegah masuknya bantuan darurat, air dan makanan, serta menggunakan taktik perang yang tidak manusiawi dengan menargetkan kamp-kamp untuk keluarga-keluarga terlantar dan tuna wisma yang kelaparan.Yayasan Hind Rajab mengatakan bahwa di antara para terdakwa terdapat perwira tinggi dan pejabat di tentara ‘Israel’, yang dituduh merencanakan, melaksanakan dan mengawasi kejahatan yang dilakukan terhadap rakyat Jalur Gaza sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023.Dengan demikian, penuntutan tentara ‘Israel’ atas kejahatan perang di luar negeri akan menjadi mimpi buruk nyata bagi ‘Israel’, dan akan menimbulkan banyak masalah diplomatik dengan sejumlah negara.*/shehab

Kabur Aja Dulu Mencuat dan Generasi Sandwich Dobel Kuadrat

#KaburAjaDulu bukan sekadar tagar. Ini adalah keputusan rasional dari generasi sandwich yang merasa bahwa negeri ini meminta terlalu banyak, tetapi memberi terlalu sedikit, kehidupan layak janji-janji kosong kampanyeoleh: Agus MaksumHidayatullah.com | TAGAR #KaburAjaDulu melesat di jagat maya, bukan sekadar tren iseng, tetapi potret nyata kekecewaan anak muda terhadap negeri ini.Di media sosial, seruan itu menggema, dari keluhan akan sulitnya mencari pekerjaan, rendahnya upah, hingga kegelisahan atas kebijakan yang terasa lebih seperti eksperimen daripada solusi.Dalam setiap cuitan dan unggahan, ada rasa frustrasi yang tertumpuk dari waktu ke waktu. Mereka bertanya, “Mengapa harus bertahan di negeri yang seolah tak memberi ruang bagi kami untuk tumbuh?” Angka-angka berbicara: di Jepang, dengan modal 30-50 juta, seseorang bisa memperoleh gaji 15-25 juta rupiah per bulan. Di Korea, dengan modal lebih kecil, gaji bahkan bisa mencapai 50 juta. Sementara di Indonesia? Gelar S1, S2, S3, dengan gaji 3-5 juta—tergantung calo.Lebih dari sekadar angka, fenomena ini adalah gejala sosial yang harus diperhatikan dengan serius. Tidak sedikit yang menuturkan, “Aku tak lagi melihat masa depan di sini.”Pindah ke luar negeri menjadi seperti pelarian yang rasional. Mereka tak sekadar menghindar, tetapi mencari kehidupan yang lebih layak, yang di sini hanya terasa seperti janji-janji kosong dalam pidato-pidato kampanye.Kebijakan pemerintah kadang terasa seperti menambah garam pada luka. Larangan pengecer menjual LPG 3 kg bersubsidi, misalnya, membuat masyarakat kelas bawah semakin tercekik.Mau bertahan di Indonesia menjadi pengangguran? Atau mencoba peruntungan di luar negeri, meski penuh risiko?Namun, apakah kabur adalah satu-satunya jalan? Tidak juga. Ada anak muda yang memilih bertahan dan mencari solusi di tanah sendiri. Ada harapan pada ekonomi digital, yang membuka peluang kerja lintas negara tanpa harus meninggalkan rumah.Anak-anak muda mulai menyadari bahwa coding, desain grafis, atau menjadi virtual assistant bisa membuka pintu rezeki dari klien di New York atau Amsterdam. Inilah peluang yang belum sepenuhnya disentuh oleh kebijakan pemerintah.Meskipun begitu, tantangan besar tetap ada—bahasa Inggris, keterampilan komunikasi, dan kepercayaan diri. Jika ini bisa diatasi, kita bisa melihat generasi muda yang tak lagi harus kabur untuk merasa dihargai, tetapi menjadi pionir yang membangun dari tanah air.Tagar #KaburAjaDulu adalah peringatan bagi kita semua. Bukan hanya sekadar curahan hati yang bisa diabaikan. Jika tidak direspon dengan tepat, fenomena ini bisa menjadi ancaman serius bagi mimpi besar Indonesia Emas 2045.Kita membutuhkan lapangan kerja yang layak, kebijakan yang berpihak pada rakyat, dan kepercayaan bahwa di sini—di tanah kita sendiri—ada masa depan yang masih bisa diperjuangkan.Jadi, sebelum kabur, mari kita pikirkan kembali: apakah kita ingin meninggalkan negeri ini, ataukah justru membangunnya kembali dari puing-puing kekecewaan?Generasi Sandwich Dobel KuadratDi suatu tempat yang kini mulai ditinggalkan, ada desa yang pernah penuh tawa. Sawah terbentang luas, sungai mengalir jernih, dan anak-anak berlarian mengejar layang-layang di sore hari. Di sana, Puteri lahir.Ia tumbuh dengan cerita tentang kerja keras. Orang tua dan kakeknya selalu berkata, “Sekolah yang tinggi, kerja yang giat, dan hidupmu akan lebih baik.” Maka, Puteri mengikuti nasihat itu. Ia bekerja sejak fajar, memikul harapan yang terlalu besar di pundaknya. Ia bukan hanya bekerja untuk dirinya sendiri.Ia menghidupi orang tua yang sudah menyerah pada hidup. Ia menyekolahkan dua adiknya yang lebih sibuk bermain game daripada menulis masa depan mereka sendiri. Ia membantu paman, bibi, keponakan—keluarga yang tak pernah lepas dari hutang. Tetapi ia bertahan. Karena begitulah kehidupan berjalan di sini.Hingga suatu hari, ia menyadari sesuatu yang lebih menyakitkan: Negeri ini tidak hanya menuntutnya menghidupi keluarganya. Negeri ini juga menuntutnya menghidupi mereka yang bahkan tidak ia kenal.Ngeri prihatin gemes dan ngenes membaca narasi Tere Liye berjudul “Generasi Sandwich Dobel Kuadrat”.Setiap bulan, gajinya dipotong pajak. Pajak penghasilan, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Tapera. Setidaknya Rp 600.000 hilang begitu saja. Dalam setahun, lebih dari Rp 7,2 juta raib tanpa pernah ia tahu ke mana perginya.Ia bertanya-tanya, apa yang didapatkannya dari semua itu?Ketika ia membutuhkan gas 3 kg, negeri ini berkata, “Tidak boleh, kamu mampu.”Ketika adiknya ingin mengajukan bantuan pendidikan, negeri ini berkata, “Tidak bisa, keluargamu sudah cukup kaya.”Tetapi setiap bulan, uangnya terus diambil. Ia bukan hanya menghidupi keluarganya, tetapi juga jutaan orang miskin yang entah mengapa tetap miskin. Negeri ini berkata bahwa pajak itu untuk kesejahteraan rakyat, tetapi Puteri tidak pernah merasakan sejahtera.Dan sementara ia bekerja dari pagi hingga malam, ada orang-orang yang bahkan tidak perlu bekerja keras seperti dirinya. Mereka flexing.Anak pejabat, anak komisaris, anak-anak yang hidupnya sudah pasti di atas, memamerkan jam tangan seharga rumah, tas seharga tanah, mobil yang harganya bisa memberi makan satu kampung.Mereka hidup nyaman. Dan ketika akhirnya terbongkar bahwa uang mereka berasal dari korupsi, negeri ini tidak benar-benar marah. Hukuman mereka lebih ringan dari beban yang setiap hari dipikul Puteri.Pergi atau Bertahan?Dari layar ponselnya, Puteri melihat dunia lain. Kanada, Australia, Jepang, Korea. Di sana, kerja keras dihargai.Tidak ada yang mengatakan, “Kamu harus berbagi dengan negara,” hanya untuk melihat pejabat-pejabatnya hidup dalam kemewahan.#KaburAjaDulu bukan sekadar tagar. Ini adalah keputusan rasional dari mereka yang merasa bahwa negeri ini telah meminta terlalu banyak, tetapi memberi terlalu sedikit.Mereka tidak ingin meninggalkan rumah mereka. Tetapi jika rumah ini tidak lagi memberi mereka tempat untuk bertahan, apa yang bisa mereka lakukan?Mereka pergi dengan hati yang berat. Meninggalkan sawah yang pernah mereka cintai. Sungai tempat mereka bermain. Aroma tanah basah setelah hujan.Mungkin, suatu hari, mereka akan kembali. Mungkin, suatu hari, negeri ini akan berubah.Tetapi sampai hari itu tiba, mereka harus terus berjalan. Karena bertahan di sini berarti menerima bahwa hidup mereka hanya untuk menanggung beban yang tak pernah mereka pilih.Catatan untuk Negeri IniGambaran tentang “Generasi Sandwich Dobel Kuadrat” ini bukan sekadar fiksi. Tere Liye menuliskannya sebagai kenyataan yang dialami banyak anak muda di negeri ini.Anak muda yang bekerja keras tetapi tetap miskin. Anak muda yang harus menghidupi keluarga mereka sendiri, sekaligus menopang sistem yang tidak pernah berpihak pada mereka. Anak muda yang akhirnya memilih pergi, bukan karena mereka ingin, tetapi karena negeri ini tidak memberi mereka pilihan lain.Dan ketika akhirnya mereka benar-benar pergi, siapa yang akan tersisa di sini? Mungkin hanya mereka yang sudah nyaman di atas sana.Dan negeri ini?Ia akan terus berjalan, kehilangan sedikit demi sedikit anak-anak terbaiknya.*Penulis pegiat StartUp digital berbasis Economic Community Platform. Pemegang hak patent platform digital komunitas

Kekerasan Marak, Kemenag Terbitkan Peraturan Perlindungan Anak di Pondok Pesantren

Hidayatullah.com—Kementerian Agama (Kemenag) mengeluarkan aturan untuk mencegah tindak kekerasan terhadap anak di lingkungan pondok pesantren.Kebijakan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 91 Tahun 2025 yang memuat Peta Jalan Program Pengembangan Pesantren Ramah Anak.Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kasus kekerasan seksual terhadap santri di pesantren. Sebagai lembaga pendidikan berbasis nilai-nilai agama dan moral, pesantren tetap berisiko menghadapi kasus-kasus yang mencoreng citranya.Data dari Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat bahwa sepanjang Januari hingga Agustus 2024, sebanyak 101 santri menjadi korban kekerasan seksual di pesantren. Dari jumlah tersebut, 69 persen adalah anak laki-laki dan 31 persen anak perempuan.Direktur Pesantren Kemenag, Basnang Said, menyampaikan bahwa terdapat desakan publik agar Kemenag mengambil langkah konkret dalam mencegah serta menangani kekerasan seksual di institusi pendidikan agama, khususnya pesantren.Oleh karena itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar menandatangani Keputusan Menteri Agama ini pada 30 Januari 2025, dan peta jalan telah diselesaikan per 17 Februari 2025.“Peta jalan ini harus menjadi panduan bagi pesantren agar memiliki sensitivitas terhadap anak serta memberikan pelindungan maksimal,” kata Basnang melalui siaran pers, Senin (17/2/2025).Aturan ini juga mencakup standar kompetensi bagi para pengajar di pesantren, baik dalam aspek kepribadian, sosial, pedagogik, maupun profesional. Selain menguasai materi ajar, ustaz dan ustazah diharapkan memiliki keterampilan dalam menerapkan metode pengajaran yang ramah anak.Untuk memastikan efektivitas kebijakan ini, sistem deteksi dini akan diterapkan melalui layanan Bimbingan dan Konseling (BK), yang menjadi bagian integral dari peran pendidik. Dengan pendekatan ini, guru tidak hanya berfungsi sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing yang membantu santri menghadapi berbagai tantangan, baik akademik, sosial, maupun emosional.“Para pendidik harus menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, interaktif, dan inklusif agar santri merasa nyaman dalam belajar, bertanya, serta berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan pendidikan,” ujar Basnang.Dengan implementasi peta jalan ini, diharapkan kasus kekerasan di pesantren dapat diminimalkan melalui deteksi dini serta penanganan yang sesuai prosedur sebelum kejadian memburuk.*

Join our community of SUBSCRIBERS and be part of the conversation.

To subscribe, simply enter your email address on our website or click the subscribe button below. Don't worry, we respect your privacy and won't spam your inbox. Your information is safe with us.